Sosok.ID - Bak sebuah dongeng mengenai jahatnya orang tua tiri, kisah hidup bocah satu ini mungkin bisa jadi gambaran.
Ia tak pernah merasakan kasih sayang orang tua selama dua tahun terakhir, bahkan yang didapatkannya adalah penyiksaan.
Tak seperti 17 saudara tirinya yang lain yang hidup lebih enak dari pada didirinya yang harus diikat di sebatang pohon selama dua tahun.
Seorang bocah yang menderita epilepsi harus mengalami penyiksaan selama dua tahun terakhir.
Bahkan kesemua saurada sambungnya tersebut terlihat hidup nyaman di rumah sebelah tempatnya diikat.
Video yang memperlihatkan si bocah berinisial JA ini sungguh memprihatinkan.
Bocah malang tersebut bahkan terlihat kurus dan tak terurus serta terikat di sebuah pohon.
Usianya bocah tersebut kini menginjak 10 tahun dan sejak umur delapan tahun ia telah mengalami penyiksaan yang mengerikan tersebut.
Bahkan perekam video sekaligus penyelamat bocah malang ini menyebut insiden yang dialami JA ini sebagai sebuah insiden "barbar kelas tinggi dan sangat jahat".
Kejadian kejam yang dialami oleh JA terseebut terjadi di sebuah wilayah di Nigeria, Benua Afrika.
Setelah diselamatkan JA pun dibawa oleh kelompok pembela HAM menuju rumah sakit setelah dipaksa untuk hidup bersama kambing dan ayam selama dua tahun terakhir.
Mengutip dari BBC Pidgin, padahal rumah yang ditempati oleh orang tua tiri bersama 17 saudara sambungnya tersebut adalah properti milik ayah dan ibu kandung JA.
Lokasinya berada di kawasan Badariya, Birnin Kebbi, Nigeria.
Video yang diketahui direkam pada hari Minggu (9/8/2020) tersebut memperlihatkan JA hanya menggunakan pakaian compang-camping dan sedang mengais tanah untuk makan.
Sungguh miris keadaa JA saat ditemukan oleh perekam video tersebut lantaran JA hidup bersama kambing dan ayam ternak selama dua tahun terakhir.
JA terlihat putus asa mencari sesuatu untuk dimakan di tanah.
Bahkan karena terlalu lemas dan lemah, bocah berusia 10 tahun tersebut terlihat kesulitan hanya untuk berjalan saja.
Manir Jega, aktivis pencegahan narkoba, dalam kicauannya di Twitter menyatakan, insiden itu merupakan "kasus pelecehan anak terbesar di Nigeria".
Dilaporkan The Sun, Rabu (12/8/2020), Jega mengatakan, bocah 10 tahun itu diikat oleh ibu tiri dan dipaksa hidup bersama hewan selama dua tahun.
"Ibu kandungnya meninggal dua tahun lalu. Dia tidak mendapat tempat berteduh, pakaian, makanan, bahkan tidak boleh mendapat pelayanan kesehatan," keluh Jega.
JA pun harus mendapatkan perlakuan kejam dari ibu tirinya hingga membuatnya harus mengais makanan binatang.
Tak hanya itu saja, ia harus makan kotorannya sendiri lantaran jarang diberi makan oleh kedua orang tua tirinya.
"Akibat perlakuan keji dan mengerikan yang dia alami, dia kini kehilangan akal sehatnya dan berperilaku persis seperti hewan," ujar dia.
Diketahui bahwa, ayah kandung JA pun tak berbuat apa-apa saat melihat buah hatinya disiksa oleh sang istri.
Jega menuturkan, kini dua ibu tiri dan ayah Jibril sudah berada dalam penahanan polisi, dengan Jibril mendapat perawatan di Rumah Sakit Birnin Kebbi.
Dia mengatakan, apa yang terjadi pada Jibril Aliyu merupakan kebiadaban tingkat tinggi yang kekejamannya di luar nalar.
"Karena itu, saya menyerukan kepada Pemerintah Negara Bagian Kebbi supaya menjatuhkan hukuman yang pantas kepada pelaku atas kejahatannya," tegasnya.
Satu dari 17 saudara Jibril mengungkapkan, adiknya itu terkena epilepsi, dan diikat di bawah pohon untuk mencegahnya berkeliaran.
The Sun Nigeria bahkan mengutip keterangan saudara Jibril yang lain, di mana anak itu bahkan dibiarkan terikat di luar saat siang selama berjam-jam.
Dikatakan bahwa rumah dan mobil yang menjadi milik keluarga Jibril dijual untuk membantu pendanaan perawatan epilepsi bocah 10 tahun itu. (*)