Sosok.ID - Saat ini banyak orang salah kaprah mengenai lubang terdalam di bumi yang disebut-sebut adalah palung Mariana.
Namun ternyata, titik terdalam Bumi yang pernah ditemukan di dasar laut tersebut ternyata hanya memiliki kedalam sejauh 10.000 meter atau 10 kilometer.
Ternyata masih ada titik paling dalam lebih dari palung Mariana tersebut yang tak banyak orang mengetahuinya.
Bahkan banyak cerita yang bersliweran dari adanya lubang tersebut yang berbalut dengan kisah mistis di baliknya.
Lubang tersebut terletak di pedalaman bagian barat Rusia, bahkan terkesan tak terawat meski menjadi salah satu tempat paling bersejarah.
Di sebuah puing bangunan yang tak terawat di salah satu wilayah pedalaman Rusia itu ternyata adalah letak lubang paling dalam di dunia.
Yang menjadi menarik adalah lubang ini murni buatan manusia, tidak seperti palung Mariana yang terjadi karena proses alam.
Reruntuhan bangunan yang terbengkalai tersebut terdapat sebuah penutup besi yang menutup lubang yang terlihat tak begitu besar.
Namun siapa sangka dari balik penutup besi tersebut hal tak terduga ada di dalamnya.
Hal tersebut adalah lubang yang disebut-sebut sebagai lubang paling dalam di dunia.
Lubang yang diberi nama Kola Superdeep Borehole tersebut setidaknya memiliki kedalaman sekitar 12 kilometer atau 12.000 meter.
Oleh sebab itu, Kola Superdeep Borehole disebut sebagai lubang terdalam di dunia mengalahkan paling Mariana.
Fakta dibalik lubang misterius tersebut ternyata adalah lubang galian yang dibuat sekitar tahun 1970-an oleh pasukan Soviet kala itu.
Apa yang dilakukan oleh pasukan Soviet tersebut adalah untuk mengetahui elemen-elemen yang ada di permukaan bumi.
Mengutip Science Alert, Minggu (9/8/2020), ekspedisi penggalian lubang tersebut akhirnya berhenti pada 1994.
Tanpa mereka ketahui, itu adalah lubang terdalam di Bumi sampai saat ini.
Dalam penggalian dan pencarian informasi oleh para prajurit yang memiliki tugas mengetahui ada lapisan apa saja di dalam perut bumi ternyata bukan hal mudah.
Banyak kejadian yang dialami oleh para penggali saat memulai pekerjaan mereka menggali sejengkal demi sejengkal ke perut bumi.
Sepanjang tujuh kilometer pertama, para ilmuwan menemukan fosil dari 24 organisme bersel satu yang telah punah.
Mereka juga menemukan bebatuan yang berasal dari 2,7 miliar tahun lalu.
Batu itulah yang menghalangi pasukan Soviet untuk menggali lebih dalam, karena batu tersebut lebih panas dari dugaan para ilmuwan.
Batu itu memiliki suhu 180 derajat Celcius.
Lalu, kapan penggalian tersebut akan dilanjutkan kembali? Para ilmuwan tengah memperkirakan berbagai kemungkinan, dan tentu, ekspedisi tersebut harus dilanjutkan. (*)