Sosok.ID - Bukan rahasia jika prosesi malam pertama adalah hal yang paling dinanti para pengantin baru.
Jika menikah adalah tujuan utama para pengantin mengesahkan cinta di depan mata Tuhan.
Maka prosesi malam pertama adalah prosesi pelengkap ikatan cinta yang selama ini telah terjalin antara pasangan pengantin.
Namun apa jadinya bila malam pertama yang begitu dinanti-nanti mendadak berubah menjadi bencana?
Ya, kedengarannya mengerikan, namun itulah yang dialami oleh pasangan pengantin ini.
Belum sempat cicipi malam pertama yang begitu dinanti, kedua pasangan ini harus menghadapi petaka.
Seorang pengantin pria di wilayah selatan China harus dirawat intensif karena menderita sejumlah luka akibat ditabrak mobil.
SCMP memberitakan Rabu (28/11/2018), tragedi tersebut terjadi setelah pengantin pria itu menghindar dari lelucon yang dibuat teman-temannya.
Guiyang Evening News melaporkan, Ai Guangtao tengah berada dalam perjalanan pulang ke rumahnya selepas melangsungkan pesta pernikahan di rumah istrinya Minggu (25/11/2018).
Dalam perjalanan pulang, teman-teman Ai tiba-tiba melemparkan telur, menelanjanginya, melumurinya dengan tinta, mengikatkannya ke tiang listrik, dan memukulinya memakai bambu.
Bibi Ai, Chen Xiaomin mengatakan karena tak tahan dengan perlakuan teman-temannya, dia pun lari dengan hanya mengenakan celana dalam dan berlumur tinta.
Dia lari menuju jalan raya dekat rumahnya, dan ditabrak mobil yang tengah melintas setelah melompati pagar pembatas.
Chen dan temannya yang kaget segera menghentikan ambulans di jalan rayat itu dan membawanya ke rumah sakit.
Di sana Ai diketahui menderita retak di tengkorak.
Selain itu dia juga mengalami pendarahan di bagian otak.
"Dia begitu terjepit dan tak punya pilihan lain selain berlari ke jalan raya," ratap Chen.
Chen melanjutkan, semua yang terlibat dalam aksi prank itu merupakan teman baik Ai.
Namun lelucon mereka telah menyakiti keluarga di hari bahagia pria 24 tahun tersebut.
Keluarga Ai memutuskan tak bakal melaporkan temannya ke polisi meski mereka sudah mengakui kesalahan dan menyumbang 6.000 yuan (Rp 12,5 juta) demi biaya pengobatan.
Tradisi "prank" di hari pernikahan sudah berlangsung selama ribuan tahun dan awalnya bertujuan untuk mengusir roh jahat.
Praktik itu terbilang populer karena menciptakan suasana gembira meski pada perkembangannya menjadi sangat memalukan hingga berujung adanya korban luka.
Dalam banyak kasus, seringkali pasangan baru dan orangtua mereka seringkali menjadi target lelucon dengan diminta mengenakan kostum memalukan. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Lari dari "Prank" Temannya, Seorang Pengantin Pria Ditabrak Mobil
(*)