Sosok.ID - Nursam, warga Boyolali, Jawa Tengah yang sempat membuat iba masyarakat, kini telah mengoreksi ucapannya.
Sebelumnya, Nursam sempat mengatakan bahwa selama ini dirinya kerap didatangi donatur dan relawan.
Para donatur membantu keluarga Nursam untuk pengobatan sakit kanker yang diderita Kinem, sang istri.
Namun, Nursam dalam pernyataannya mengatakan bahwa ia tak pernah benar-benar menerima dana bantuan.
Menurut Nursam, selama ini keluarganya hanya diminta berfoto dengan kertas bertuliskan penerima bantuan puluhan juta.
"Saya dan istri hanya diminta pegang kertas yang ada tulisan nominal uangnya, lalu di foto-foto. Tetapi, uang tidak pernah saya terima," kata Nursam, dikutip dari Kompas.com.
Dia mengatakan, kendati hanya diberi janji palsu namun mereka tidak sakit hati.
"Tidak apa-apa, saya hanya berdoa agar istri segera sembuh," katanya.
Ternyata bantuan sudah diterima
Setelah pengakuannya yang menghebohkan publik, kini Nursam mengklarifikasi ucapannya.
Nursam menyebut bahwa dana bantuan yang diberikan kepada Kinem untuk berobat sudah diterimanya.
Untuk diketahui, Kinem telah menderita sakit kanker di dagu selama 11 tahun, yakni sejak tahun 2009 silam.
"Para donatur, relawan saya mohon maaf atas kesalahan saya," ucap Nursam atas ucapannya sebelumnya.
Bapak dari 5 anak ini mengaku bahwa uang bantuan yang diterimanya telah dipergunakan untuk belanja.
Mengutip Kompas.com, warga Gilirejo RT 002 RW 005 Desa Gunungsari, Wonosamudro, Boyolali, Jawa Tengah ini ramai didatangi warga dan relawan.
Mereka menanyakan terkait pernyataan Nursam yang menyebut hanya diminta berfoto dengan tulisan tanpa menerima bantuan.
Saat dikonfirmasi ulang, Nursam pun mengaku bersalah.
"Itu tidak benar. Saya sudah menerima bantuan berwujud uang ataupun barang," tutur Nursam, Sabtu (18/7/2020).
Dibelajakan motor dan sapi
Menurut pengakuannya, uang donasi yang sudah diterimanya yakni sebanyak Rp 50 juta.
Uang itu digunakan untuk membeli sepeda motor, sapi, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Pertimbangannya nanti seandainya istri saya sembuh kan buat kebutuhan sehari-harinya, buat anak sekolah, buat lain-lain," kata dia.
"Uangnya sudah saya belanjakan semua. Seingat saya sekitar Rp 50 juta ada. Buat keperluan sehari-hari, beli sapi dua ekor. Sapi sudah dijual," sambung dia.
Kinem yang sakit kanker dengan kondisi memprihatinkan, sempat dibawa berobat.
Namun urung melakukan tindakan operasi karena kondisinya terlalu lemah untuk dibedah.
Saat ini, Kinem harus hidup dengan lidah terjulur keluar, gigi rontok, serta susah berbicara dan makan.
Dinkes Boyolali angkat suara
Perwakilan Dinas Kesehatan Boyolali yang juga merupakan Petugas Puskesmas Wonosamudro Sujatmoko mengatakan, pihaknya sudah turun tangan sejak tahun 2009.
Saat itu, Kinem diketahui tengah mengandung anak ketiganya dan disarankan untuk sterilisasi karena menderita sakit kanker.
"Pertama saya menemukan kasus Mbak Kinem itu sekitar tahun 2009. Itu Mbak Kinem dalam keadaan hamil. Dengan kondisi ini kami dan teman-teman berusaha support dan ada sedikit bantuan waktu berupa susu. Dari teman-teman donasi kumpulkan untuk beli sembako," terang Sujatmoko.
Kinem bahkan sudah disambangi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Bantuan seperti KIP, KIS, dan fasilitas BPJS juga telah diterima anak-anak Kinem dan Nursam, termasuk jaminan untuk sekolah.
Kondisi Kinem sudah sempat viral, sehingga pihak Dinkes Botolali membawanya untuk diperiksa.
"Kami antarkan (mbak Kinem) di sana dicek seluruh kondisinya, baik di laboratorium, fisiknya dan di Boyolali tidak memungkinkan. Sehingga dirujuk ke rumah sakit di Solo," tandasnya.
"Kita antar juga ke Solo. Bahkan kondisi Mbak Kinem drop. Sehingga dari keluarga, suami Mbak Kinem untuk pulang paksa menolak tindakan operasi," ujarnya.
"Karena ini sudah di luar batas wewenang kita, ya kita memantau secara fisik saja. Untuk dalam pengobatan penyembuhan dengan kondisi seperti ini tidak mungkin buat kami. Sepertinya kesimpulan yang terakhir dari rumah sakit di Solo tidak berani angkat penyakitnya. Karena sudah berisiko," ucapnya.
Bisa menggiring fitnah
Adapun Kaur Kesra Perangkat Desa Gunungsari, Wonosamudro Trijatmiko, menyayangkan ucapan Nursam yang menyebut sama sekali tidak pernah menerima bantuan.
"Tadi sudah ditanyakan sendiri ternyata Bapak Nursam sudah menerimanya (bantuan). Bahkan bikin beli sapi, motor dan yang lainnya."
"Ternyata kemarin itu sangat disayangkan apa yang disampaikan itu bisa menimbulkan fitnah. Sudah banyak bantuan yang diberikan berwujud sembako, uang," kata Trijatmiko.
Terlebih, keluarga Nursam saat ini sudah terdaftar dalam daftar penerima bantuan pemerintah.
"Bantuan sosial ada. Sudah banyak. Seperti bantuan PKH, non tunai ada, KIS dan KIP ada. Secara keseluruhan sudah diperhatikan," katanya. (*)