Sosok.ID - Bagaimanapun, seorang kepala negara dan keluarganya patut dihormati oleh pihak lain.
Karena kepala negara dan ibu negara merupakan rupa bangsa yang dipimpinnya.
Sama halnya dengan Kim Jong Un dan ibu negara Korea Utara (Korut) Ri Sol Ju.
Keduanya 'diagungkan' di Korut hingga tak ada yang berani mengkritiknya.
Baca Juga: Kabar Baik! Luhut Binsar Sampaikan Berita Positif Bagi Rakyat Indonesia di Tengah Pandemi Corona
Hubungan dua negara Korea memanas belakangan ini.
Bahkan, Korea Utara melakukan langkah ekstrem dengan meledakkan kantor penghubung dua negara di Kaesong.
Selain itu melalui adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mereka sempat mengancam akan mengerahkan militer, walaupun ancaman itu dibatalkan.
Ternyata, salah satu penyebab hampir pecahnya perang Korea tersebut karena Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, marah besar.
Kim Jong Un murka karena sang istri, Ri Sol Ju, dihina oleh para pembelot di kawasan Korea Selatan (Korsel).
Selama ini aktivitas pembelot Korea Utara di Korsel yang mengirim propaganda negatif, baik melalui balon maupun melewati sungai di perbatasan.
Duta Besar Rusia untuk Korut, Alexander Matsegora, dalam wawancaranya kepada TASS mengungkapkan apa yang menyebabkan Kim begitu marah.
Dilansir Daily Mail Rabu (1/7/2020), Matsegora menuturkan terdapat selebaran mengenai istri Kim, Ri Sol Ju, yang dibuat secara tidak pantas.
Matsegora menuturkan, selebaran yang diluncurkan pada 31 Mei itu menunjukkan gambar Ri secara provokatif, menimbulkan "kemarahan besar" di Korut.
"Selebaran itu berisi propaganda kotor dan menghina, yang ditujukan khusus kepada pasangan dari Pemimpin Tertinggi," jelas Dubes Rusia tersebut.
Dia memaparkan bahwa foto itu diedit "begitu merendahkan Ri Sol Ju", dan membuat negara yang menganut ideologi Juche itu habis kesabaran.
Klaim Matsegora terjadi tujuh tahun sejak Ri So Ju disebut bermain untuk sebuah film porno, dan kemudian didistribusikan oleh aktivis pembelot pada 2013. (*)
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Kontan dengan judul "Ternyata, ini yang bikin Kim Jong Un ledakkan kantor penghubung dua Korea"