Ekonomi Masih Stabil, Luhut Tak Lelah Ingatkan Agar Indonesia Jaga Hubungan Baik dengan Tiongkok: China Itu Negara Soft Power yang Punya Dampak!

Selasa, 23 Juni 2020 | 14:35
Dokumentasi Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, kembali menyinggung mengenai kekuatan China di mata dunia.

Sosok.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, sekali lagi menyinggung mengenai kekuatan China di mata dunia.

Menurut Luhut, Indonesia memang harus menjalin kedekatan dengan negara-negara besar seperti China.

Terlebih China memiliki pengaruh yang kuat dalam berbagai tatanan kehidupan bernegara.

Melansir Kompas.com, Luhut membicarakan kekuatan China dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Senin (22/6/2020).

Baca Juga: Koar-koar Minta Kabinet Menteri Ekonomi Era Jokowi Mundur Kalau Menang Debat dari Luhut Soal Utang Negara, Rizal Ramli malah Ngacir Duluan Pas Ditawari Syarat yang Setimpal

Luhut menuturkan, China dianggap telah memberikan dampak ekonomi yang besar secara global.

Bermitra dengan Negara yang saat ini dipimpin oleh Xi Jinping itu, mampu membawa dampak positif bagi Tanah Air.

"Kita suka tidak suka, kita tidak bisa ignore keberadaan dia (China). (Negara) Ini punya dampak. Apalagi jarak kita dekat dengan (dengan China)," ungkap Luhut, Senin (22/6).

"Oleh karena itu kita harus pelihara dengan soft power antara bagaimana hubungan kita dengan Timur Tengah, dengan Tiongkok, dengan Amerika," sambung Luhut.

Baca Juga: Kemarahan Luhut Saat Disebut Utang Negara Bertambah: Saya Tentara Walau Bukan Lulusan Ekonomi, Saya Bisa Jawab Itu!

Mantan Menko Polhukam ini menyebutkan, meski dekat dengan investor China, pemerintah tetap menekankan bahwa ada aturan dan syarat yang wajib ditaati jika berinvestasi di Indonesia.

"Mereka harus mematuhi kriteria yang kita berikan. Jadi, tidak sembarangan dia masuk. Ada lima kriteria mereka untuk masuk investasi ke Indonesia," bebernya.

Kelima kriteria itu yakni membawa universitas teknologi, harus punya teknologi transfer, juga punya credit value.

Selain itu, jika ingin berinvestasi maka China harus melakukan Business to business (B2B) untuk menghindari jebakan utang, dan harus menyerap ketenagakerjaan Indonesia sebanyak mungkin.

Baca Juga: Utang Negara Disasar, Luhut Tantang Pengkritik Tatap Muka: Jangan di Media Sosial, Ketemu Saya Sini

"Tapi dalam hal ini, kita tidak punya engineer yang cukup dalam bidang teknologi. Kita siapkan membuat Politeknik dengan Indonesia," ujarnya.

Bukan hanya dengan China, Luhut juga mengulas kedekatan pemerintah dengan investor Uni Emirat Arab.

Kedekatan itu tidak lepas dari pengaruh Presiden Joko Widodo yang menjalin keakraban dengan pemimpin dari negara tersebut.

"Dan sekarang dengan Pemerintahan Joko Widodo saya kira hubungan kita dengan tiga-tiganya ini saya bisa bilang sangat baik. Kita dengan Abu Dhabi masuk investasi ke kita 20 miliar dollar AS lebih, dan itu semua on going," ujarnya.

Baca Juga: Dapat Meme dari Luhut, Mahfud MD Ibaratkan Virus Corona Layaknya Pasangan Pengantin Baru: Seperti Istri, Kalau Tak Bisa Ditaklukkan, Maka...

Hubungan-hubungan baik itulah yang kemudian perlu dijaga demi kedua belah pihak.

"Oleh karena itu, kita harus pelihara dengan soft power antara bagaimana hubungan kita dengan (negara kawasan) Timur Tengah, dengan Tiongkok (Cina), dengan Amerika," bebernya, dikutip dari Tribunnews.com.

Lebih lanjut Luhut mengatakan, kendati sedang melusu akibat pandemi Covid-19, namun kondisi ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik secara mikro dan makro.

"Saya pikir kalau dibanding negara lain, seperti komentar Bank Dunia, di antara emerging market, Indonesia itu masih dianggap terbaik, baik (dari sisi) makro maupun mikro," papar Luhut.

Baca Juga: Babak Baru, 871 Purnawirawan TNI-Polri Disebut Dukung Said Didu Melawan Luhut Binsar Pandjaitan

Meskipun begitu, tak bisa dielakkan bahwa ekonomi global mengalami perlambatan akibat virus corona yang melanda dunia.

Bahkan, prediksi pertumbuhan negatif di Kuartal II tahun ini, kata Luhut, juga telah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Perlambatan ekonomi global ini memang terjadi akibat Covid-19."

"Kalau kita lihat, kita memang tumbuh di 2,97 persen. Bu Ani ingatkan kita akan tumbuh negatif di Kuartal II," jelas Luhut.

Baca Juga: Kisah Luhut B Pandjaitan, Tak Pernah Jadi Danjen Kopassus Tapi Bisa Miliki Pengaruh Besar, Ternyata Sosok Ini yang Berpengaruh: Saya Menerima Konsekuensi...

Sri Mulyani dalam kesempatan sebelumnya sempat memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif 3,8 persen di kuartal II tahun 2020.

Adapun sebelum ini, Luhut sudah pernah menyinggung mengenai dampak negara China di kawasan Asia dan dunia.

Hal itu ia sampaikan seiring banyaknya masyarakat, khususnya generasi muda yang kerap nyinyir dengan keputusan pemerintah melibatkan negeri Tirai Bambu.

"Supaya anak muda tahu, ekonomi Tiongkok ini hampir 18 persen berpengaruh ke ekonomi global. Amerika kira-kira 25 persen," kata Luhut dalam sebuah kuliah umum virtual, dikutip dari Antara via Kompas.com, Jumat (5/6/2020).

Baca Juga: Luhut Kesal Investasi China di Indonesia Banjir Nyinyiran, Semprot Para Pemuda: Suka Tidak Suka Tiongkok Ini Kekuatan Dunia!

"Jadi suka tidak suka, senang tidak senang, mau bilang apa pun, Tiongkok ini merupakan kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan.” tegasnya.

"Tdak bisa kita musuhi satu (negara), maunya sama ini saja, dan juga tidak ada alasan kita bermusuhan (dengan negara mana pun)," katanya saat itu. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya