Sosok.ID - Sekira enam tahun lalu, tepatnya pada tahun 2014, NASA mengambil sebuah gambar mengejutkan.
Gambar itu diabadikan oleh penjelajah Curiosity, wahana antariksa milik Badan Antariksa Amerika (NASA).
Yang mengejutkan adalah, foto tersebut menampakkan adanya 'tulang manusia' di Mars.
Namun setelah didalami, benda yang dikira sebagai tulang paha dan dikelilingi puing-puing di permukaan planet Merah itu hanyalah batu.
Melansir Kompas.com, robot penjelajah Curiosity Rover's MastCam pada 14 Agustus 2014 dan dengan cepat menghembuskan teori konspirasi adanya bukti kehidupan di Mars.
NASA kemudian meluruskan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat.
Menyebut benda mirip tulang paha itu hanyalah batuan di Mars.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara NASA dalam postingan blognya, seperti dilansir dari Science Alert via Kompas.com, Senin (15/5/2020).
"Dilihat oleh Curiosity Rover lewat MastCam-nya, itu adalah batu Mars yang mungkin terlihat seperti tulang paha femur," ungkapnya.
Ia menjelaskan, tim SAINS dalam misi tersebut berpikir kemungkinan batu itu dipahat secara alami oleh erosi.
Angin atau air diyakini membentuk salah satu batuan Mars menjadi serupa dengan bentuk tulang paha.
Jubir tersebut juga mengatakan, kalau pun ada kehidupan, ilmuwan mengharapkan kehidupan yang tidak sekompleks manusia.
"Jika kehidupan pernah ada di Mars, para ilmuwan berharap itu akan menjadi bentuk kehidupan kecil sederhana yang disebut mikroba," jelas dia.
Dalam foto terlihat bentuk yang diyakini sebagai tulang paha itu berukuran besar.
Padahal di Mars sendiri tidak ada cukup oksigen untuk menyambung kehidupan.
Atmosfer dan permukaan lain di Mars tidak mendukung adanya kehidupan organisme kompleks.
Baca Juga: Era Baru Eksplorasi Luar Angkasa, Baju Astronot SpaceX yang Simpel Tapi Punya Segudang Fungsi
Pola dan konfigurasi acak pada batuan itu juga dikaitkan dengan teori konspirasi dan pareidolia.
Sebenarnya, hal tersebut bukanlah fenomena baru.
Sebagai contoh, kita mungkin dapat melihat bentuk wajah pada benda-benda tertentu seperti stopkontak, atau jejak-jejak kaki di buih sabun di pintu kamar mandi.
Inilah yang kemudian disebut pareidolia, yang diduga terjadi terjadi saat beberapa bagian otak memproses informasi visual dan melompat ke kesimpulan sebelum bagian otak lain menganalisisnya.
Fenomena ini sering dimanfaatkan untuk beberapa alasan di Bumi.
Namun pareidolia di Mars kemudian dikembangkan menjadi teori konspirasi untuk menyebar informasi simpang siur terkait kehidupan manusia di planet Merah.
Sejak misi pendaratan manusia pertama kali dimulai, banyak teori konspirasi tentang Mars yang ebredar.
Tanda-tanda kehidupan kuno bahkan peradaban dianggap terjadi di Planet Merah, hanya karena sebuah batu dengan bentuk-bentuk tertentu.
Teori dengan fenomena ini pernah mencuat pada tahun 1967, di mana muncul gambar di sebuah area bernama Cydonia.
Gambar itu menampakkan patung wajah berukuran bsar, namun saat dikaji lebih dalam itu hanya formasi bebatuan di Mars. (*)