Sosok.ID - Sejak empat hari terakhir, dalam peta sebaran Covid-19 di provinsi Jawa Timru, gambaran wilayah Kota Surabaya terlihat berwarna hitam.
Sedan kota dan kabupaten lain di Jawa Timur masih berwarna merah.
Hal itupun di klarifikasi oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyudi.
dr Joni mengatakan bahwa warna hitam menunjukkan kasus covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.
Dan benar saja, hingga Selasa (2/6/2020) malam, kasus covid-19 di Surabaya telah mencapai angka 2.748 kasus.
dr Joni pun menambahkan tingkat kepekatan warna di peta informasi sebaran virus corona tergantung dari jumlah kasus yang tercatat.
Semakin banyak kasusnya warnanya semakin pekat dan menghitam seperti peta sebaran di Kota Surabaya.
Di Jawa Timur sendiri hingga Selasa malam, kasus covid-19 telah bertambah sebanyak 194 atau menjadi 5.132 kasus.

:quality(100)/photo/2020/06/03/1494560645.jpg)
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo
"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/6/2020) mengutip dari Kompas.com.
Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo pun mengungkapkan penyebab peningkatan kasus di Surabaya.
Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Balai Kota Surabaya bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Selasa (2/6/2020).
Doni mengungkapkan bahwa sebenarnya pemerintah Kota Surabaya telah berupaya melakukan langkah-langkah yang sangat baik.
Namun peningkatan kasus yang dialami oleh Kota Surabaya itu merupakan buah kerja keras dalam melakukan tracing dan pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat.
"Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif. Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas," kata Doni, di Balai Kota Surabaya, Selasa.
Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) ini berharap bahwa pasien yang telah dinyatakan positif untuk mengikuti anjuran tim kesehatan.
Hal itu agar pasien segera sembuh dan sudah tak terpapar virus corona lagi.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Selain itu Doni juga berharap pasien yang sembuh untuk mendonorkan plasma darah mereka untuk membantu pengobatan pasien yang sakit berat.
Kepala pemerintahan di Surabaya, Tri Rismaharini pun sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Doni Monardo.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, peningkatan jumlah kasus pozitif Covid-19 itu terjadi karena saat ini pihaknya terus gencar melakukan rapid test massal dan swab di beberapa lokasi yang dinilai ada pandemi.
Ketika kemunculan Covid-19 pada awal Maret lalu, Risma mengaku kesulitan melakukan tes cepat maupun tes swab karena keterbatasan alat itu.
Keterlambatan penanganan di awal pandemi karena keterbatasan alat kesehatan, disebut Risma, membuat kasus Covid-19 di Surabaya menjadi tinggi.
Namun, saat ini, Risma telah menerima banyak bantuan alat kesehatan dari Kemenkes, BIN, dan BNPB untuk melakukan tes kepada masyarakat di wilayah yang dinilai terdapat pandemi Covid-19.
Tes massal ini dilakukan di sejumlah tempat, baik di jalan raya, di perkampungan, maupun tempat ibadah.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Kenali Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Vitamin E
"Jadi, kami lakukan rapid test massal di beberapa tempat. Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid, dan sebagainya. Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27.000 orang," Risma. (*)