Sosok.ID - Nasib orang tak ada yang tahu kecuali Tuhan yang Maha Kuasa.
Seperti halnya garis kehidupan siap orang tak ada yang mengetahui kecuali Yang Maha Pencipta.
Namun, bukan berarti seseorang harus menerima apa yang ada dalam dirinya seperti yang telah digariskan dan tinggal diam saja.
Tetapi usaha dan kerja keras bisa membantu merubah diri ke arah yang lebih baik.
Hal itulah yang dialami oleh pria yang kini telah tak muda lagi ini.
Di usia senja seperti sekarang, pria ini tak mau berpangku tangan dan pasrah atas kehidupannya.
Pria kelahiran Palembang satu ini adalah salah satu teladan yang tak pernah pasrah pada keadaan.
Bahkan dirinya tak menyesal di usia senja tetap harus bekerja untuk menyambung hidup.
Padahal di masa lalunya, ia bukan orang sembarangan.
Hasanudin dulu pernah mengenyam kehidupan bergelimang harta.
Sebelum menjadi pedagang Cincau, ia mengaku pernah bekerja di sebuah perusahaan.
Posisinya pun bukan sembarangan, ia menempati kursi manajer di perusahaan tersebut.
Dengan posisi tersebut, Hasanudin tiap bulannya mendapatkan upah mencapai Rp 100 juta.
Namun semua yang ia miliki saat itu tidak membuat hidupnya lebih baik dan tenang.
Kisah inspirasi ini dibagikan melalui kanal Youtube, Gavy Story Selasa, (26/5/2020) yang mengangkat kisah dirinya, pria yang kini berusia 66 tahun itu sempat menjabat sebagai General Manager (GM) sebuah tempat hiburan terkenal di Jakarta.
Segala macam kemewahan pernah ia kecap pada saat dirinya bekerja sebagai seorang manajer.
Tinggal di Jakarta dan miliki rumah serta mobil mewah dan keluarga harmonis pun tak bisa membuat hatinya tenang.
Saking melimpahnya, ia tak mempermasalahkan saat istrinya ingin berbelanja, makan enak di restoran enak, hingga memberi sang mertua.
Hasanudin yang sempat mengenyam pendidikan di Singapura dan mahir berbahasa Inggris dan mandarin itu juga kerap diutangi sejumlah uang oleh teman-temannya.
Alhasil, uangnya pun perlahan-lahan mulai menipis. Ia bahkan pernah menumpuk utang hingga Rp 3 miliar.
Saat itu konflik pun mulai muncul antara dirinya dengan hingga kemudian memutuskan untuk bercerai.
Hasanudin kemudian mencoba untuk membangun rumah tangganya kembali dengan menikahi seorang wanita.
Sayang, pernikahannya ini juga diwarnai konflik dan kembali kandas hingga kekayaan yang dimiliki Hasanudin habis.
Tak ingin menyerah dengan kehidupannya itu, Hasanudin pun mencoba untuk mencari istri kembali.
Ia menemukan seorang wanita yang membuat hatinya kembali bergejolak.
Namun wanita tersebut meminta satu syarat bila ingin meminangnya menjadi seorang istri.
Hasanudin diminta untuk jadi mualaf bila ingin menikahi wanita tersebut.
Akhirnya Hasanudin resmi menjadi seorang mualaf di usia 43 tahun.
Ia kemudian merantau ke Sukabumi, Jawa Barat, dan memulai hidup baru dengan sang istri.
Di sana ia kembali memulai hidupnya yang baru dan mencoba melupakan masa lalunya.
Kehidupan jadi mualaf membuatnya menjadi pribadi yang selalu bersyukur bahkan ada satu momen dimana dirinya selalu mendapatkan pertolongan tak terduga.
Pernah pada suatu ketika, ia dihadapkan kesulitan saat sang anak membeli sepatu dan diharuskan membayar uang sekolah sebanyak Rp 300 ribu.
Saat itu ia hanya pasrah sembari tetap berikhtiar mencari jalan keluar dengan tetap berjualan keliling.
Karena tak kunjung mendapat pembeli, cincau yang ia jual mulai rusak.
Beruntung, ada seseorang yang ingin membeli es cincaunya tersebut.
Hasanudin pun menolak seraya menjelaskan bahwa barang dagangannya itu telah rusak dan tidak layak konsumsi.
Sang pembeli pun tetap membeli minuman lainnya yang juga dijual oleh Hasanudin yakni es nanas sebanyak dua bungkus seharga Rp 10 ribu.
Tak disangka, sang pembeli kembali memanggil Hasanudin dan memberinya Rp 300 ribu. Jumlah yang selama ini dicarinya untuk sang anak.
Ada sebuah kepuasan batin yang membuatnya untuk bersyukur.
“Saya buka uangnya pas Rp300 ribu. Ya Allah saya sedih, Allah itu sering tolong saya. Allah tolong saya, saya jadi ada uang untuk beli sepatu anak saya. Allah tolong saya terus. Dulu saya dapat gaji Rp100 juta, sekarang nilainya dari itu,” ucapnya dalam video tersebut. (*)