Dititipkan Orang Tua ke Penitipan Anak, Balita 15 Bulan Ini Digigiti Teman Hingga Memar Sekujur Tubuh, Nangis Sampai Menjerit Tetap Tidak Ditolong Guru

Jumat, 29 Mei 2020 | 18:35
Kolase gambar ilustrasi via pexels.com dan tangkap layar ABC News

Dititipkan Orang Tua ke Penitipan Anak, Balita 15 Bulan Ini Habis Digigiti Teman-Hingga Memar Sekujur Tubuh, Nangis Sampai Menjerit Tetap Tidak Ditolong Guru

Sosok.ID - Malang tak terelak bagi balita berusia 15 bulan ini.

Baru sehari dititipkan orang tua di penitipan anak, balita 15 bulan ini malah jadi sasaran rundung atau bully anak-anak lainnya.

Kendati saat kejadian menangis minta tolong hingga menjerit-jerit, balita 15 bulan ini justru dibiarkan begitu saja oleh guru jadi korban bullying.

Ya, tindak kekerasan atau bullying yang terjadi di dunia ini memang tak pandang bulu.

Baca Juga: Diajak Nikah Tapi Malah Dapat Seabrek Persyaratan, Kartika Putri Sempat Gondok dengan Tingkah sang Suami:Saklek Banget, Dipikir Dia Siapa, Brad Pitt?

Bullying dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan tak pernah mengenal umur.

Mulai dari lansia, orang dewasa hingga anak-anak yang masih balita dan belum mengerti apa-apa.

Seperti yang belakang ini terjadi dan menimpa seorang balita berusia 15 bulan berinisial ML.

Baca Juga: Masih Keceplos Panggil Mulan Jameela dengan Sebutan Tante Hingga Akui Jarang Ketemu, Dul Jaelani Sebut Wanita Ini Sebagai Ibu Kedua: Ikatan Batinnya Lebih

Kasus bullying yang menimpa balita ML asal Maricopa, Arizona, Amerika Serikat ini pertama kali diketahui kala kedua orang tua sang balita menjemputnya dari taman kanak-kanak.

Dilansir Sosok.ID dari ABC News, Jumat (29/5/2020), kasus perundungan terhadap balita ini terjadi pada bulan Mei 2019 lalu.

Kedua orang tua balita ini diberitahu bahwa anaknya sempat digigit oleh salah satu temannya saat dikelas.

Saat ditanya mengapa hal ini bisa terjadi, para guru yang mengajar di taman kanak-kanak tersebut mengaku mereka tak tahu.

Baca Juga: Lengkap Tusuk Cincin dan Tusuk Konde Kuno, Warga Bogor Digegerkan Dengan Temuan Kerangka Manusia Beserta Koin Tahun 1815

Para guru bahkan sempat mengatakan bahwa ini hanyalah kenakalan anak-anak pada umumnya.

Tak menaruh curiga dengan kesaksian para guru, orang tua balita ini pun membawa pulang putrinya.

Sesampai dirumah kedua tua balita mengamuk saat temukan memar dan luka fisik di sekujur tubuh anaknya.

Tangkap layar ABC News
Tangkap layar ABC News

Diacuhkan Gurunya, Seorang Balita Digigit 8 Kali oleh Temannya Hingga Bentuk Gigi Membekas di Punggungnya!

Setelah dituntut oleh kedua orang tua si balita, pihak sekolah akhirnya mengakui adanya kelalaian para guru terhadap perilaku anak didiknya.

Baca Juga: Bak Film Drama Korea, 5 Wanita Indonesia Bernasib Mujur Hingga Bisa Menikahi Pria Korea, Ada yang Sempat Ragu Gegara Beda Agama Akhirnya Jadi Mualaf

Namun ketika kedua orang sang balita menuntut bukti dari rekaman cctv yang terpasang di setiap kelas, pihak sekolah menolaknya dengan alasan privasi.

Menurut kesaksian kedua orang tua sang balita, anaknya tidak memicu keributan apapun dengan teman-temannya dikelas.

Melansir beritaABC News, pada kejadian itu anaknya sedang berada di ruang perpustakaan sedang membaca buku.

Namun, tiba-tiba saja sekumpulan balita lainnya menghampiri balita ML dan mulai memukulinya.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Perut Makin Buncit karena Hamil Tua, Peramal malah Sebut Vanessa Angel Selama Ini Kerap Ditiduri 3 Genderuwo

Tidak hanya dipukul, balita ML juga digigit oleh beberapa temannya hingga menangis menjerit-jerit.

Alih-alih melerai, guru yang juga berada di ruangan tersebut hanya diam melihat kejadian itu tanpa melakukan apapun.

"Saya tidak tahu harus berbuat apa, anak-anak lainnya mengigit anakku.

Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan jelas karena mereka masih anak-anak, tetapi anggota staf seharusnya sudah di sana.Mengapa kamu hanya diam disana? " kata Rylee Umsted, ayah balita itu.

Baca Juga: Tak Ingin Lihat Surabaya Jadi Wuhan, Walikota Risma Menangis Terima Bantuan Covid-19 dari Intelijen Negara: Terima Kasih Sekali

Akibat kejadian ini pihak sekolah berjanji kepada orang tua balita ML akan mengeluarkan anak-anak yang menyakiti ML.

Namun lagi-lagi hal ini terdengar cukup aneh, terlebih lagi ketika kedua orang tua ML sama sekali tidak mempermasalahkan balita lain yang merundung anaknya.

Bagi kedua orang tua ML, janji yang dikeluarkan pihak sekolah ini malah terkesan mengkambing hitamkan orang lain.

Apalagi ketika kedua orang tua ML bersepakat seharusnya bukan anak-anak yang harus menanggung resiko dari kesalahan orang dewasa disekitarnya.

Tentu saja solusi semacam itu tidak akan pernah mengurangi masalah.

"Mereka tidak tahu apa-apa. Mereka masih anak-anak, mereka tak tahu apa yang mereka lakukan itu benar atau salah.

Seharusnya yang bertanggung jawab disini adalah pihak para guru.Mengapa harus anak-anak yang harus menerima hukuman seperti ini?" pungkas Rocio Enriquez, ibu balita ML kepada awak media.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : ABC News

Baca Lainnya