Sosok.ID - Wabah virus corona memang mengganggu semua sendi kehidupan masyarakat dunia untuk saat ini.
Tanpa terkecuali para konglomerat yang memiliki harta triliunan rupiah, serta pengusaha-pengusaha sukses.
Hal itu dikarenakan virus corona ini telah merubah tatanan perekonomian dan kehidupan keseharian masyarakat dunia dengan cepat.
Bahkan kantong para konglomerat di Indonesia tak kalah pahit gegara virus corona ini.
Seperti yang tercatat di Bloomberg, nilai kekayaan beberapa keluarga konglomerat di Indonesia ini harus ambles.
Ya, waktu yang cukup singkat atau lebih tepatnya selama lima bulan ini telah mengalami kemerosotan.
Sejak awal tahun ini atau year-to-date (ytd), gabungan harta kekayaan dua bersaudara pemilik Grup Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono, sudah merosot hingga US$ 11,83 miliar atau Rp 174,91 triliun (kurs Rp 14.785 per dollar AS) menjadi US$ 21,4 miliar.
Memang jamak apabila harta keluarga Hartono tersebut menyusut selama masa pandemi seperti ini.
Hal tersebut lantaran salah satu mesin lokomotif usaha sekaligus pendulang uang dari keluarga Hartono sedikit tersendat.
Yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga mengalami kondisi menurun lantaran wabah virus corona.
Bahkan harga saham BBCA di Bursa Efek Indonesia pun juga terlihat lesu.
Pada penutupan perdagangan hari Rabu (20/5/2020) yang lalu harga saham bank tersebut hanya bertengger di posisi Rp 23.825 per saham.
Angka itu sudah menyusut 28,77% dibandingkan posisi awal tahun senilai Rp 33.450 per saham.
Di periode yang sama, kapitalisasi pasar (market cap) BBCA telah menguap Rp 237,30 triliun menjadi Rp 587,41 triliun.
Taipan lain yang kekayaannya menyusut adalah Prajogo Pangestu, pemilik Grup Barito.
Selama lima bulan terakhir, harta Prajogo merosot US$ 2,4 miliar (Rp 35,48 triliun) menjadi US$ 6,24 miliar.
Dalam lima bulan, harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sudah menyusut 16,38% menjadi Rp 1.225 per saham.
Di periode tersebut, market cap BRPT sudah menurun Rp 21,36 triliun menjadi Rp 109,05 triliun.
Sebagai informasi, Prajogo menguasai 71,53% saham Barito Pacific.
Prajogo juga menguasai saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Harga saham emiten petrokimia ini sudah menyusut 32,60% (ytd) menjadi Rp 6.925 per saham.
Di periode yang sama, market cap TPIA turun Rp 59,74 triliun menjadi Rp 123,50 triliun.
Adapun Tan Siok Tjien, istri mendiang pendiri PT Gudang Garam Tbk (GGRM), mencatatkan harta kekayaan US$ 6,41 miliar, per 24 Mei 2020.
Angka itu sudah menyusut US$ 1,4 miliar selama lima bulan terakhir.
Tapi ada salah satu taipan Indonesia yang justru mendulang keuntungan di tengah pandemi seperti inin.
Sri Prakash Lohia, satu dari lima orang terkaya di Indonesia versi Bloomberg ini mencetatatkan namanya jadi satu-satunya pengusaha di Indonesia yang kekayaannya bertambah.
Baca Juga: Momen Perayaan Lebaran di Berbagai Negara yang Mungkin Akan Jarang Ditemukan di Idul Fitri Kali Ini!
Pendiri perusahaan petrokimia dan tekstil Indorama Corporation itu membukukan harta kekayaan US$ 5,64 miliar, per 24 Mei 2020.
Angka tersebut sudah meningkat US$ 208 juta atau Rp 3,08 triliun dibandingkan posisi awal tahun. (*)