Sosok.ID - Kabar tak menyenangkan dilontarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kabar ini terkait penyakit Covid-19 yang mungkin tidak akan hilang sekalipun vaksinnya telah ditemukan.
WHO memberikan peringatan agar masyarakat lebih waspada dan menerima hidup berhadapan dengan virus corona.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Kedaruratan WHO, dr Mike Ryan dalam konferensi pers virtual dari Jenewa, Rabu (13/5/2020).
Ryan mengungkapkan, virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 berpeluang selalu ada di sekitar kita bahkan usai vaksin ditemukan.
Kondisi ini sama seperti pandemi lain, yang masih ada hingga kini sekalipun vaksin sudah ketemu.
Melansir BBC via Kompas.com, Ryan menyebut pandemi ini bisa menjadi virus endemik di tengah-tengah masyarakat.
"Penting diketahui, virus (corona baru) ini bisa menjadi virus endemik yang ada di masyarakat, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," ungkapnya.
Baca Juga: Direktur WHO Sampaikan Pesan Tak Mengenakkan Mengenai Situasi Dunia Menghadapi Corona
Menurutnya, keadaan itu sama seperti HIV yang dulunya sempat menjadi pandemi dan masih ada hingga kini.
"HIV belum hilang. Dan kini kita berhadapan dengan virus corona," imbuhnya.
Sebagai informasi, HIV AIDS pernah menjadi pandemi yang muncul pada tahun 1980-an.
Virus ini kali pertama muncul di Amerika Serikat, dikutip dari Xinhua via Kontan.co.id.
Selain HIV, cacar juga pernah menjadi pandemi mematikan.
Melansir Intisari.ID, sebelum vaksinasi cacar dilakukan pada tahun 1960-an, penyakit yang kini dianggap sepele ini pernah menewaskan sebanyak 300 juta penduduk di abad ke-20 saja.
Pada abad ke-18, cacara bahkan menewaskan sebanyak 400 ribu orang Eropa per tahunnya.
Selain itu, cacar juga menjadi pandemi yang dijadikan sebagai senjata biologis pertama dalam Perang Dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter
Kendati vaksinnya telah ditemukan, namun virus HIV dan cacar masih hidup di tengah-tengah masyarakat hingga kini.
Hanya saja, penularan virus cacar dan HIV tidak semudah penularan virus corona.
Adapun Ryan, sebagai Direktur Kedaruratan WHO tidak mempercayai prediksi berakhirnya penyakit Covid-19,
"Saya tidak percaya pada siapa pun yang dapat memprediksi kapan penyakit itu (Covid-19) akan hilang," ungkapnya seperti dilansir Science Alert, Kamis (14/5/2020), via Kompas.com.
Baca Juga: Suka Duka Pengantar Jenazah Covid-19, Harus Rahasiakan Pekerjaan dari Keluarga
Ryan mengungkapkan, sejauh ini terdapat 100 vaksin potensial yang masih dikembangkan.
"Kami memiliki harapan besar, jika menemukan vaksin yang sangat efektif, vaksin itu dapat didistribusikan ke semua orang di dunia," ungkap ryan.
"Dengan itu, kami mungkin memiliki kesempatan untuk menghilangkan virus ini," katanya.
"Namun, vaksin itu harus tersedia dan harus sangat efektif. Vaksin itu harus tersedia dan digunakan semua orang,"
Meski vaksin ditemukan, ia tidak dapat menghilangkan virus penyakit.
Kabar baiknya, vaksin mampu mengendalikan dan mencegah penularan.
Contohnya yakni vaksin campak dan rubella (MR), yang telah diperkenalkan sejak 1963, tetapi penyakitnya masih ada hingga kini.
Oleh karenanya untuk mengendalikan virus corona, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan agar seluruh lapisan masyarakat berkontribusi mencegah penularan.
Salah satunya dengan patuh imbauan pemerintah, rajin mencuci tangan, menerapkan physical distancing, tidak keluar rumah saat sakit, memakai masker, dan imbauan-imbauan lainnya. (*)