Tak Sanggup Lagi Dengar Suara Perut Keroncongan Tetangganya, Wanita Ini Kembalikan Sembako yang Diterimanya : Saya Merasa Tidak Berhak

Minggu, 10 Mei 2020 | 15:15
Dokumentasi Lurah Kalianyar via Kompas.com

Ilustrasi pembagian sembako.

Sosok.ID - Walaupun mengalami kesulitan karena wabah virus corona, wanita ini tak goyah akan keputusannya mengembalikan sembako yang telah ia terima.

Semua itu ia lakukan lantaran ia tak sanggup lagi mendengar perut tetangganya yang keroncongan.

Karena itu lah, hatinya tergerak untuk menyerahkan kembali sembako yang diterimanya.

Tak tahan menyaksikan tetangganya kelaparan di tengah pembatasan sosial berskala besar ( PSBB), seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengembalikan bantuan sembako dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa, Jumat, (8/5/2020).

Baca Juga: Hatinya Luluh Dicurhati Pemudik yang Takut Mati Kelaparan Habis Kena PHK, Polisi Ini Terpaksa Izinkan Warga Mudik: Bapak Mau Tanggung Jawab?

Ibu rumah tangga tersebut adalah Irma Daeng Simba (36), warga Dusun Bontocinde, Desa Bontoramba, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Ia mendatangi kantor desanya pada pukul 13.00 Wita, Jumat (8/5/2020).

Ia datang dengan menjinjing paket sembako berupa beras, gula, minyak goreng, telur, serta mi instan yang beberapa jam lalu diterimanya.

Paket sembako tersebut dikembalikan guna diberikan kepada warga lainnya yang lebih membutuhkan.

Baca Juga: Tak Miliki Bahan Makanan Sama Sekali, Wanita Ini Sampai Masak Batu Demi Tenangkan 8 Anaknya

"Saya kembalikan ini sembako sebab saya merasa tidak berhak dan masih banyak warga yang membutuhkan," kata Irma.

Di hadapan petugas, Irma mengaku tak tega menyaksikan tetangganya kelaparan karena putusnya mata pencarian seiring dengan berjalannya PSBB.

Sulit cari nafkah saat PSBB

Irma sebenarnya bukanlah warga yang berkecukupan, bahkan ia terdaftar sebagai pemegang kartu Program Keluarga Harapan (PKH) yang setiap bulannya menerima Bantuan Non-Tunai Mandiri (BNTM).

Baca Juga: Tak Sanggup Lihat Buah Hatinya Kelaparan, Ibu Dua Anak Ini Pilih Akhiri Hidupnya karena Tak Bisa Membeli Susu, Setelah Kehilangan Pekerjaan Akibat Krisis Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19

"Saya sendiri adalah penerima PKH dan setiap bulan menerima bantuan dari pemerintah dan itu sudah cukup buat kami," kata Irma.

Meski demikian, pada masa PSBB, Irma juga mengeluh sulitnya mencari nafkah.

Suaminya, Samad Daeng Situru (38) yang sebelum PSBB berdagang buah mangga, kini harus menjadi penganggur akibat pandemi Covid-19.

Meski demikian, Irma tetap bersyukur lantaran tetap bisa membantu suami mencari nafkah dengan berjualan takjil menjelang buka puasa.

Baca Juga: Pintu Hati Nikita Mirzani Langsung Terketuk, Kasus Kematian Seorang Wanita di Serang yang Diduga Tewas karena Kelaparan Buat Nyai Semakin Mantap Gelontorkan Bantuan untuk Sesama : Gue Bakal Lakuin Ini Selama Covid-19 Nggak Ilang-ilang dari Negeri Gue

"Suami sudah tidak kerja karena tidak bisa keluar rumah. Untung masuk bulan puasa, jadi saya jualan takjil di depan rumah," kata ibu dua anak ini.

Kades akui ada kesalahan data

Pihak pemerintah setempat berterima kasih kepada Irma atas kejujurannya dalam hal penerimaan bantuan sosial.

Pasalnya, Pemkab Gowa memberlakukan kebijakan bahwa bagi warga masyarakat penerima Bansos berupa PKH ataupun pemegang Kartu Keluarga Sehat (KKS) tidak berhak lagi menerima bantuan Sembako Covid-19.

Baca Juga: 2 Hari Kelaparan Sampai Cuma Bisa Minum Air Galon untuk Ganjal Perut, Pemulung di Banten Meninggal Dunia, Sempat Nangis Saat Adukan Nasibnya di TV

"Kami akui ada kesalahan data dalam penyaluran bantuan sembako Pemkab," kata Sachrial, Pelaksana Tugas Harian (PLTH) Kepala Desa Bontoramba.

"Dan kami sangat berterima kasih atas kesadaran salah satu warga kami dan memang aturan yang berlaku demikian bahwa penerima PKH maupun KKS sudah tidak berhak menerima paket sembako dari Pemkab," lanjutnya.

Dari data yang dirilis Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Kabupaten Gowa hingga Sabtu (9/5/2020), jumlah warga yang positif terjangkit virus corona mengalami peningkatan meski dalam status PSBB.

"Yang positif bertambah menjadi 50 orang dan 205 PDP dan yang ODP sebanyak 415," kata Arifuddin Saeni, Kadis Infokom Kabupaten Gowa, melalui pesan singkat pada Sabtu (9/5/2020).

Baca Juga: Bukan Tewas karena Kelaparan? Viral Surat Klarifikasi Suami Yuli Jelaskan Penyebab Sesungguhnya dari Kematian sang Istri

(Abdul Haq)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Irma, Kembalikan Bantuan Sembako karena Tak Tahan Lihat Tetangga Kelaparan"

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya