Jangan Macam-macam! Pasukan Khusus TNI Siap Libas Oknum Anarkis di Tengah Gejolak Sosial dan Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

Rabu, 29 April 2020 | 14:35
Kolase Kompas.com/TribunBatam

Jangan Macam-macam! Pasukan Khusus TNI Siap Libas Oknum Anarkis di Tengah Gejolak Sosial dan Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

Sosok.ID - Dampak persebaran virus corona di Indonesia yang hampir mencapai 10.000 pasien positif bukanlah angka yang kecil.

Hal itupun disadari oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), untuk andil bagian menyelesaikan masalah tersebut.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Sisriadi mengungkapkan, TNI telah menyiapkan 109 fasilitas kesehatan dalam hal ini rumah sakit.

Keputusan itu diambil oleh TNI guna mengantisipasi apabila penyebaran virus corona kian memburuk.

Baca Juga: Janjikan Rp 10 Juta untuk Orang-orang yang Mau Membatalkan Puasanya, Inilah Sosok YouTuber dengan 4,9 Juta Subscriber yang Belakangan Buat Warganet Murka

Tak sampai disitu saja, pandemi seperti ini dinilai membawa dampak yang kurang baik bukan hanya di sektor kesehatan nasional.

Melainkan juga menyangkut permasalahan sosial, politik dan ekonomi yang timbul lantaran keadaan seperti ini.

Selain ikut serta dalam menanggulangi masalah kesehatan nasional gegara pandemi dari virus corona, TNI juga telah mengkaji mengenai dampak lainnya.

Yang paling mencolok menurut Kapuspen, dampak yang akan terjadi gegara pandemi seperti kali ini adalah gejolak sosial.

Baca Juga: Pacaran Cuma 4 Bulan Tapi Sanggup Bikin Ayu Ting Ting Klepek-klepek, Shaheer Sheikh Blak-blakkan Sebut Ada yang Tentang Keras Hubungannya dengan sang Biduan: Karena Dia Ibu Tunggal

Gejala sosial tersebut timbul lantaran kondisi yang tak memungkinkan masyarakat untuk beraktivitas normal.

Dan yang akan terjadi kemudian akan meningkat lantaran gejolak tersebut adalah kasus anarkis serta kriminal di masyarakat.

Oleh sebab itu, TNI tak akan tinggal diam apabila pertahanan nasional tersebut terganggun.

Mayor Jenderal Sisriadi mengungkapkan, TNI telah menyiapkan pasukan khusus guna meredam gejolak sosial yang timbul gegara pandemi covid-19.

Baca Juga: Tak Ingin Insiden Pengusiran Perawat Terjadi di Daerah Lain, Wali Kota Solo Bersikukuh Ambil Langkah Hukum untuk Menindak Pemilik Kos yang Sudah Beri Klarifikasi Terkait Dugaan Mengusir 3 Perawat RSUD Bung Karno

Pasukan tersebut nantinya akan bertugas untuk mengantisipasi gangguan keamanan nasional.

"Kita menyiapkan pasukan-pasukan kita untuk menghadapi dampak gejolak sosial yang bisa mengarah ke anarkistis. Sehingga dampak keamanan bisa kita perkecil jika kita siapkan lebih awal," ujar Sisriadi dalam diskusi online Jakarta Defence Studies, Selasa (28/4/2020).

Sebab menurut Mayjen Sisriadi, ketika permasalahan ekonomi menyentuh masyarakat akar rumput, maka hal itu berkaitan erat dengan masalah 'perut'.

Hingga apabila menyangkut masalah kebutuhan pokok, maka ada kemungkinan besar naiknya kasus anarkis yang merujuk pada penjarahan ataupun kriminal.

Baca Juga: Takut Dimanfaatkan Lawan Politik, Bupati Klaten Bakal Usut Oknum Pembuat Viral Stiker Hand Sanitizer Bergambar Dirinya

(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Sisriadi saat mengunjungi Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (12/2/2019).

Hal itu mengundang masalah keamanan yang besar menurut Kasuspen.

"Untuk itu dalam menyikapi hal ini TNI telah menyiapkan beberapa langkah urgensi untuk menghadapi kemungkinan terburuk di bidang keamanan masyarakat," kata dia.

Sampai hari ini, berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per pukul 12.00 WIB pada Rabu (28/4/2020) kasus orang positif corona masih menanjak grafiknya.

Baca Juga: Tetap Antar Suami ke Peristirahatan Terakhir Meski Dinyatakan Positif Corona, Istri Walikota Tanjungpinang Cuma Bisa Pasrah Lihat Suaminya Dikebumikan dari Jarak 4 Meter dengan APD Lengkap

Terdapat 9.511 orang positif virus corona dan 7.484 orang tengah menjalani perawatan.

Sedang kematian yang timbul atas pandemi mencapai 773 orang dan orang yang dinyatakan sembut sebanya 1.254 jiwa.

Data ini menjadi salah satu catatan oleh TNI untuk mempersiapkan pasukan khususnya demi antisipasi terganggunya keamanan tingkat nasional.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : youtube, Kompas.com

Baca Lainnya