Mandi Uang Ditengah Wabah Corona, Pembuat Ventilator Raup Penghasilan Rp 15 Triliun Per Bulan

Sabtu, 25 April 2020 | 15:00
The conversation

Mandi Uang Ditengah Wabah Corona, Pembuat Ventilator Raup Penghasilan Rp 15 Triliun Per Bulan

Sosok.ID - Tak selalu setiap orang sengsara gegara corona.

Ada yang diuntungkan atau malah sangat diuntungkan dengan adanya wabah corona.

Para pengusaha yang bergerak di bidang medis-lah yang meraup pundi-pundi keuangan yang tak masuk akal ditengah wabah ini.

Miliarder Singapura semakin kaya dengan pendapatan lebih dari US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 15,6 triliun per bulan tahun ini.

Baca Juga: Dikawal Ketat oleh Pasukan Khusus Layaknya Seorang Presiden, Begini Cara Yakuza Menyambut Bosnya yang Baru Saja Keluar dari Penjara

Pemicunya, harga saham perusahaan perangkat medisnya melonjak hampir 50% di tengah pandemi virus corona.

Melansir South China Morning Post, menurut data Bloomberg, kekayaan Li Xiting, salah satu pendiri dan ketua Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics, telah meningkat US$ 4,3 miliar tahun ini menjadi US$ 13,5 miliar, atau rata-rata US$ 37,7 juta setiap 24 jam.

Kondisi itu membuat Li, yang lahir di provinsi Anhui di China timur, menjadi orang terkaya di Singapura, di mana ia telah menjadi warga negara setidaknya sejak 2018.

Saham Mindray telah melonjak sejak pandemi virus corona.

Pada Kamis (23/4/2020), saham perusahaan peralatan medis ini diperdagangkan mendekati rekor tertinggi 270,52 yuan di pasar ChiNext di Shenzhen.

Hal itu menyebabkan nilai kapitalisasi pasar perusahaan ikut melonjak menjadi 329 miliar yuan (US$ 46,5 miliar).

Baca Juga: Setelah AS Kini Rusia Serang Pemerintah China dan Sebut Virus Corona Sengaja Dibuat Oleh Manusia

"Pesanan untuk produk kami meningkat tajam pada bulan Maret," kata Mindray dalam emailnya kepada South China Morning Post.

"Kami menerima pesanan dari 100-an negara untuk perangkat medis kami demi memerangi epidemi."

Mindray
Mindray

Li Xiting, kekayaannya bertambah Rp 15,6 triliun per bulan gegara wabah corona

Perusahaan, yang produknya termasuk perangkat ventilator dan monitor pasien, mengatakan pihaknya menerima pesanan sekitar 10.000 ventilator dari Italia saja.

Namun dia menolak untuk membocorkan harga masing-masing perangkat.

Italia memiliki beban kasus tertinggi kedua di Eropa, dengan 187.327 kasus yang dikonfirmasi pada hitungan terakhir, dan jumlah kematian 25.085.

Ventilator menyediakan ventilasi mekanis dengan menggerakkan udara yang dapat bernapas ke dalam dan keluar dari paru-paru, untuk memberikan napas kepada pasien yang secara fisik tidak dapat bernapas.

Baca Juga: Jadi Sasaran Kekerasan, Seorang ART di Semarang Sampai Alami Pita Suara Rusak Gegara Dihukum Minum Air Mendidih Oleh Majikannya

Tidak seperti masker bedah dan bentuk pakaian pelindung lainnya yang telah menarik investasi ratusan perusahaan mulai dari pembuat pakaian hingga pengembang real estat, produksi ventilator medis sangat terspesialisasi karena sifat teknisnya dan kurangnya komponen penting.

Mindray, yang menjadi perusahaan publik pada 2018, adalah salah satu dari segelintir perusahaan perakit di China daratan, yang dijuluki pabrik dunia.

Menurut Xu Kemin, seorang pejabat di Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Singapura, pabrik-pabrik China dapat menghasilkan sekitar 2.200 ventilator invasif setiap minggu, sekitar 20% dari kapasitas dunia.

Pada periode 19 hingga 29 Maret, China mengekspor sekitar 1.700 ventilator invasif ke negara lain, tambahnya.

"Ada bar tinggi untuk bisnis ventilator," kata James Liu, kepala eksekutif Shanghai Junhanxi, dealer untuk perangkat medis.

"Semua orang berebut ventilator medis sekarang karena pesanan dari pasar luar negeri melonjak, tetapi tidak mudah bagi pemain yang ada untuk meningkatkan pasokan." (*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Ventilator laku keras, taipan Singapura tambah kaya dengan pendapatan Rp 15,6 T/bulan"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya