Serupa tapi Tak Sama, Jokowi Sebut Mudik dan Pulang Kampung Itu Beda, Rupanya karena Hal Ini..

Kamis, 23 April 2020 | 15:30
Tribunnews

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membuat pernyataan bahwa mudik dan pulang kampung adalah dua hal yang berbeda

Sosok.ID - Presiden Joko Widodo alias Jokowi membuat pernyataan bahwa mudik dan pulang kampung adalah dua hal yang berbeda.

Seperti diketahui, Jokowi mulanya tidak melarang mudik di tengah pandemi Covid-19.

Padahal dalam beberapa kesempatan ia menegaskan bahwa melakukan perjalanan jarak jauh akan meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19.

Sempat berpolemik, Jokowi akhirnya resmi melarang mudik pada Selasa (21/4/2020).

Baca Juga: Kim Jong Un Tidak Dipersiapkan Memimpin Korea Utara, Justru Orang Inilah Pewaris Tahta Sebenarnya Dinasti Kim

Mengutip Kompas.com, larangan mudik ini disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference.

"Pada rapat hari ini saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang," kata Jokowi seperti yang dikutip Sosok.ID, dilansir dari Kompas.com, Kamis (23/4).

Namun saat ditanya Najwa Shihab mengenai alasan pemerintah tidak melarang mudik sejak penetapan tanggap darurat Covid-19 agar mata rantai virus corona terputus lebih awal, Jokowi menjawab bahwa menurutnya saat itu masyarakat pulang kampung dan bukan mudik.

Baca Juga: Gejala Covid-19 Makin Aneh, Kulit Dua Dokter dari Wuhan Ini Menjadi Gosong Setelah Terinfeksi Virus Corona, Ternyata Ini Penyebabnya

Tribun

Presiden Joko Widodo dan Najwa Shihab

"Kalau itu bukan mudik. Itu namanya pulang kampung," katanya dalam program Mata Najwa yang tayang pada Rabu (22/4), dikutip dari Kompas.com.

"Memang bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan, ya mereka pulang. Karena anak istrinya ada di kampung, jadi mereka pulang," kata Jokowi menjelaskan arti kata pulang kampung.

Menurutnya, orang yang balik ke kampung halaman karena tidak lagi memiliki pekerjaan maka disebut pulang kampung.

Sedangkan mudik dilakukan oleh masyarakat saat lebaran tiba.

Baca Juga: Mbah Mijan Ramal Corona Enyah Saat Ramadhan Karena Proses Detoksida

"Ya kalau mudik itu di hari Lebaran-nya. Beda. Untuk merayakan Idul Fitri. Kalau yang namanya pulang kampung itu yang bekerja di Jakarta, tetapi anak istrinya ada di kampung," lanjutnya.

Jokowi menganggap, masyarakat tersebut akan lebih berisiko terinfeksi virus corona jika tak pulang kampung.

Sebab di Jabodetabek mereka kehilangan pekerjaan, susah makan, dan bahkan hidup berdesak-desakan.

"Mereka di sini tidak bekerja. Lebih berbahaya mana? Di sini di dalam ruangan dihuni 8-9 orang atau pulang ke kampung, tapi di sana sudah disiapkan isolasi dulu oleh desa," ujar Jokowi.

Dok.Otomotif

Ilustrasi Mudik Lebaran

Baca Juga: Disebut Tengah Berhadapan dengan Maut, Inilah Aktivitas Terakhir Kim Jong Un Sebelum 'Menghilang' dari Publik karena Penyakit Kronis yang Dideritanya

"Saya kira sekarang semua desa sudah menyiapkan isolasi ini yang pulang dari desa. Lebih bahaya mana? Saya kira kita harus melihat lebih detail lapangannya. Lebih detail angka-angkanya," tambahnya.

Adapun pemerintah telah menetapkan larangan mudik bagi masyarakat dari daerah yang melaksanakan PSBB.

Namun sebelum itu, data Kementerian Perhubungan menunjukkan, hampir sejuta orang telah pulang kampung karena kehilangan pekerjaan.

Sebelum ditetapkan larangan mudik bagi seluruh kalangan, pemerintah telah lebih dulu menetapkan larangan mudik bagi ASN, TNI, Polri, dan pegawai BUMN.

Baca Juga: Prabowo Subianto Bersaksi atas Kerja Nyata Joko Widodo: Saya Melihat Beliau Terus Berjuang demi Kepentingan Bangsa dan Rakyat Indonesia

Sayangnya, survei menunjukkan masih ada sekitar 24 persen masyarakat yang ngotot akan mudik meski larangan sudah ditegakkan.

"Artinya, masih ada angka yang sangat besar," kata dia. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya