Ekonomi Menurun Gegara Corona dan Terjepit Lockdown Malaysia, Singapura Terancam Krisis Moneter Pertama dalam Sejarahnya

Jumat, 27 Maret 2020 | 16:00
Kevin Lim/straitstimes.com

Ekonomi Menurun Gegara Corona dan Terjepit Lockdown Malaysia, Singapura Terancam Krisis Moneter Pertama dalam Sejarahnya

Sosok.ID - Singapura bukan hanya menghadapi corona saja.

Namun gegara virus itu dan jepitan lockdown Malaysia, Singapura tercancam krisis moneter pertama dalam sejarahnya.

Bibit-bibit krisis moneter ini langsung terasa saat ini di Singapura.

Data awal menunjukkan pada hari Kamis kemarin, ekonomi Singapura menyusut 2,2% pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya. Ini merupakan kontraksi terbesar dalam lebih dari satu dekade terakhir ketika wabah virus corona mendorong negara tersebut bersiap merencanakan resesi.

Baca Juga: Selain Menikah dengan Ular Gaib, Mbak You Ternyata Punya Nazar Besar yang Belum Terpenuhi

Melansir South China Morning Post, data suram dari Negeri Merlion kemungkinan akan menambah kekhawatiran bahwa ekonomi global akan berkontraksi pada semester pertama tahun ini. Singapura adalah salah satu negara dengan perekonomian paling terbuka di dunia dan salah satu yang pertama melaporkan data pertumbuhan triwulanan sejak virus menyebar dari China pada awal tahun.

Penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar sejak krisis keuangan 2009 dan berada di bawah ekspektasi para ekonom yang mematok penurunan 1,5%.

Data ini juga datang ketika otoritas menurunkan perkiraan 2020 untuk PDB mereka ke kisaran -4% hingga -1%, dari kisaran sebelumnya -0,5% hingga 1,5%.

Kementerian Perdagangan dan Industri mengatakan dalam sebuah pernyataan, pada basis kuartal ke kuartal, PDB mengalami kontraksi 10,6%. Ini menjadi penurunan paling tajam sejak kuartal ketiga 2010 dan jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang memprediksi kontraksi 6,3%.

Baca Juga: Saat Petugas Medis Kekurangan APD hingga Terpaksa Pakai Jas Hujan, Beredar Foto Emak-emak Pakai Baju Hamzat Lengkap dengan Sarung Tangan Karet Saat Belanja ke Pasar

"Wabah Covid-19 telah meningkat, dan menyebabkan kemunduran yang signifikan dalam situasi ekonomi baik secara eksternal maupun domestik," kata kementerian itu seperti yang dikutip South China Morning Post.

"Karena situasi Covid-19 global masih berkembang pesat, masih ada tingkat ketidakpastian yang signifikan atas tingkat keparahan dan durasi wabah global, dan lintasan pemulihan ekonomi global setelah wabah. Namun, keseimbangan risiko cenderung miring ke bawah," demikian penjelasan kementerian perdagangan Singapura.

Ekonomi Singapura sangat bergantung pada perdagangan. Itu sebabnya, mereka sangat waspada terhadap kelemahan yang dipicu oleh wabah virus ketika negara kota tersebut dan mitra dagang utamanya menutup perbatasan. Kebijakan itu secara otomatis mengurangi jadwal produksi dan memberlakukan pembatasan pada pergerakan konsumen.

Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat akan mengungkap paket stimulus kedua di Parlemen pada Kamis malam untuk menopang perekonomian yang sedang lesu. Besar kemungkinan, stimulus tersebut akan fokus pada sektor pariwisata dan transportasi yang sangat terpukul.

Baca Juga: Mengapa Trump Melakukannya? Ahli Epidemiologi Sengaja Ditarik agar Hengkang dari China, malah Bikin Laju Sebaran Covid-19 Tak Terdeteksi Lebih Awal dan Merebak di Dunia

Bank sentral juga telah memajukan keputusan kebijakannya menjadi 30 Maret, di mana para analis memprediksi dilakukannya pelonggaran.

"Ada kemungkinan besar pemerintah akan menggunakan dana cadangan untuk mendanai stimulus kedua, yang bisa lebih besar dari apa yang diumumkan dalam Anggaran 2020," kata Khoon Goh, kepala riset Asia di ANZ Banking Group di Singapura kepada Bloomberg.

Dia menambahkan, otoritas moneter Singapura pasti perlu melakukan pelonggaran secara agresif pada hari Senin. (*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Ekonomi menyusut lebih dalam dari ramalan, resesi Singapura di depan mata"

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kontan.co.id