Jumlah Pasien Positif Virus Corona Terus Melonjak, Alat Bantu Pernapasan Semakin Menipis, RS di Negara Ini Terpaksa Relakan Para Pasien Usia di Atas 60 Tahun Meninggal Dunia

Senin, 23 Maret 2020 | 16:35
Ilustrasi Covid-19 via pexels.com

Jumlah Pasien Positif Virus Corona Terus Melonjak, Alat Bantu Pernapasan Semakin Menipis, RS di Negara Ini Terpaksa Relakan Para Pasien Usia di Atas 60 Tahun Meninggal Dunia

Sosok.ID - Penyebaran virus Corona yang begitu cepat setiap harinya nyaris membuat beberapa negara di berbagai belahan dunia kewalahan menghadapinya.

Ditambah lagi dengan jumlah kasus positif virus Corona yang terus bertambah setiap harinya hingga timbul ketidakseimbangan antara jumlah peralatan medis dan pasien yang diisolasi.

Mau tidak mau, kondisi darurat seperti ini membuat pemerintah dan pihak rumah sakit yang merawat para pasien positif virus Corona terpaksa mengambil langkah ekstrem.

Salah satunya adalah membiarkan para pasien Covid-19 yang berusia di atas 60 tahun dengan kondisi parah meninggal dunia secara alami.

Baca Juga: Berubah Jadi Malapetaka, Resepsi Pernikahan Malah Jadi Sarang Virus Corona, 37 Tamu Undangan Terinfeksi Usai Cipika Cipiki

Ya, seperti yang kita ketahui, virus Corona mulai merebak pada akhir tahun 2019 kemarin.

Virus mematikan yang menyerang sistem pernapasan ini pertama kali menyebar di kota Wuhan, China dan telah menewaskan ribuan orang dengan gejala awal yang nyaris sama.

Dua bulan berlalu, virus Corona kini telah menyebar ke seluruh pelosok dunia dan menginfeksi ratusan ribu jiwa.

Mengutip Kompas.com, di Indonesia sendiri, kasus positif virus Corona sampai Minggu (22/3/2020) telah tercatat mencapai 514 kasus dengan jumlah kematian 48 jiwa.

Baca Juga: 12 Tahun Silam Mati-matian Berjuang Punya Anak, Inul Daratista Nyaris Cerai Gegara sang Suami Digosipkan Main serong dengan Biduan Dangdut Sampai Punya Anak

Mirisnya, pelonjakan jumlah kasus postif virus Corona yang terjadi tidak seimbang dengan jumlah petugas dan fasilitas medis yang tersedia di setiap negara.

Gelombang panik yang terjadi di tengah masyrakat pun seolah tidak menolong.

Akibatnya, kelangkaan alat pelindung diri (APD), obat, fasilitas dan petugas medis pun terjadi dimana-mana.

Pada akhirnya, bila sudah seperti ini pemerintah dan pihak intansi kesehatan mengambil langkah ekstrem.

Baca Juga: Virus Corona Menyerang, Ki Kusumo Ujar Manusia Sudah Tak Bisa Melawan : Alam Ini Perlu Diseimbangkan

Seperti yang dilakukan oleh salah satu rumah sakit di Italia sejak Minggu (22/3/2020).

Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, Senin (23/3/2020) kelangkaan alat bantu pernapasan mulai terjadi di sejumlah rumah sakit dan pusat kesehatan di Italia.

Jumlah pasien positif Covid-19 yang terus bertambah setiap hari membuat pihak rumah sakit kekurangan alat bantu pernapasan seperti ventilator.

Akibatnya, banyak pasien tak bisa tertangani dengan baik.

Baca Juga: Kabar Duka, Artis yang Selalu Berperan Jadi Pembantu di Puluhan Judul Sinetron Tutup Usia, Ternyata Banyak Artis yang Berguru Padanya Termasuk Revalina S Temat

Kondisi seperti ini akhirnya mau tidak mau membuat pihak rumah sakit mengambil keputusan yang begitu berat.

Mengutip Daily Mail, seorang dokter asal Israel, Gal Preleg mengatakan kini rumah sakit tempatnya bekerja di Italia tak lagi bisa memberikan perawatan pada pasien Covid-19 yang berusia di atas 60 tahun.

Minimnya jumlah ventilator yang tersedia di rumah sakit membuat para dokter dan perawat akhirnya merelakan para pasien berusia senja ini untuk meninggal dunia secara alami.

Keputusan ini pun tidak diambil dengan sembarangan.

Baca Juga: Covid-19 Tak Sepenuhnya Mengerikan, Virus Ini Mudah Hancur Hanya Menggunakan Benda yang Bisa Kita Beli di Warung

Pasien yang bakal dibiarkan meninggal dunia secara alami adalah mereka yang sudah berusia lanjut dan dalam kondisi yang parah.

Lebih lanjut, dokter Gal Peleg mengatakan pihak rumah sakit akan memastikan pasien virus Corona yang dibiarkan meninggal secara alami dapat mengucapkan selamat tinggal pada sanak keluarga.

Namun perpisahan tersebut harus mengikuti standar isolasi yang ketat dari pihak rumah sakit.

Baca Juga: Pasien Meninggal Corona Masih Bisa Sebarkan Virus, Jenazah Harus Dikubur dalam Keadaan Terbungkus Plastik Hingga Keluarga Tak Boleh Melayat

Mengutip Metro UK, dalam waktu 24 jam, pasien meninggal dunia akibat virus Corona di Italia mencapai 739 jiwa.

Secara nasional, jumlah kematian di Italia sampai Minggu (22/3/2020) telah mencapai 4825 jiwa.

Tingginya angka kematian yang terjadi dalam sehari membuat Italia menjadi negara Eropa yang paling terdampak akibat penyebaran Virus Corona.

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte sampai menyebut bahwa ini adalah bencana krisis paling sulit yang dihadapi pasca Perang Dunia II.

Baca Juga: Alasan China Tuduh Indonesia 'Ekspor' Virus Corona ke Negerinya Tak Masuk Akal, Padahal Warganya Sendiri yang Salah!

"Wabah virus Corona ini adalah krisis yang paling sulit dialam Italia sejak Perang dunia II," kata Giuseppe Conte seperti yang dikutip Sosok.ID dari Metro UK.

Atas tragedi ini, pada Minggu (22/3/2020) pemerintah Roma memutuskan untuk melakukan isolasi massa dan menutup sementara waktu semua bisnis yang tidak penting.

Presiden Lombardy, Attilio Fontana, mengumumkan baik individu maupun kelompok, dilarang untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga di luar.

Baca Juga: Jengkel Warganya Nekat Keluyuran Saat Wabah Corona, Wali Kota Ini Keliling Sambil Teriak-teriak Berorasi Himbau Warga Tak Keliyaran

Bisnis yang bergerak selain di bidang pangan dan kesehatan dilarang bergerak hingga waktu yang tidak ditentukan.

Supermarket, apotek, kantor pos, dan bank akan tetap dibuka.

Transportasi umum juga akan terus berjalan dan pekerjaan di luar dihentikan, kecuali mereka yang bekerja di rumah sakit, jalan, dan kereta api.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Daily Mail, Metro

Baca Lainnya