Miris! Perlakukan Lockdown, Berimbas Pada Warga Miskin di Malaysia yang Mulai Terancam Kelaparan Hebat, Tukang Becak: Saya Sangat Lapar Sekarang

Senin, 23 Maret 2020 | 10:35
The Star via Tribunnews

Miris! Perlakukan Lockdown, Berimbas Pada Warga Miskin di Malaysia yang Mulai Terancam Kelaparan Hebat, Tukang Becak: Saya Sangat Lapar Sekarang

Sosok.ID - Kisah ini berawal dari merebaknya virus corona yang kini telah ditetapkan menjadi pandemi global.

Bahkan virus yang telah menyebar hingga asia tenggara ini pun telah menelan cukup banyak korban.

Virus yang bermula dari sebuah daerah di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itupun menjadi momok bagi banyak orang.

Demi untuk menekan penyebaran sembari mengatasi masalah mengenai covid-19 tersebut, semua negara mengambil langkah masing-masing.

Baca Juga: Gelar Resepsi dengan Rombongan Tamu Sampai 4 Bus, Hajatan di Purwokerto Dibubarkan Polisi, Ratusan Orang Disemprot Desinfektan Hingga Balik Pulang Dikawal Aparat

Seperti halnya negara tetangga Malaysia yang memberlakukan sistem penguncian atau 'Lockdown' setelah lebih dari 500 warganya dinyatakan positif corona.

Kebijakan itu dilakukan demi menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan virus corona.

Namun ternyata muncul masalah baru dari sistem penguncian atau 'Lockdown' yang dicanangkan pemerintah.

Banyak warga miskin yang kini mulai kelaparan lantaran tak dapat makanan ataupun uang untuk membeli makanan sehari-hari mereka.

Baca Juga: Mudik Tahun Ini Kemungkinan akan Dilarang, Kasus Semakin Bertambah dan Terus Memakan Korban Jiwa, Pemerintah Sedang Kaji Skenario Terburuk Virus Corona

(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

(gambar ilustrasi kerumunan masyarakat)

Melansir dari Tribunnewsyang mengutip dari The Star, Senin (23/3/2020) warga miskin di Malaysia pun kini kebingungan.

Bagaimana tidak, mereka telah beberapa hari ini tak bisa membeli makanan lantaran tak mendapat penghasilan yang disebabkan oleh sistem penguncian yang dilakukan pemerintah.

Salah satu penarik becak yang bernama RA (53) di Malaysia buka suara atas apa yang ia alami sejak kebijakan pembatasan interaksi (Social Distancing) dan sistem penguncian (lockdown) diberlakukan di negeri jiran.

RA terakhir mendapatkan dua penumpang pada Kamis lalu.

Baca Juga: Resmi! Kapolri Keluarkan Perintah Larang Masyarakat Adakan Kerumunan Termasuk Resepsi Pernikahan, Konsekuensi Hukum Ini Akan Mengikuti Bagi yang Ngeyel!

Mereka merupakan wisatawan asal Johor.

Namun aktivitasnya kini dihentikan oleh polisi setempat dan ia bersama para penarik becak lainnya disuruh kembali ke rumah masing-masing.

"Aku telah menunggu di Dewi Kuil Rahmat, mungkin ada yang datang memberikan makanan gratis, tapi tidak ada yang datang," kata RA, dikutip dari Tribunnews yang melansir dari The Star.

Menurutnya, jika banyak penarik becak terlihat menunggu di kawasan itu, mereka akan diusir oleh para polisi yang berjaga.

"Jika terlalu banyak dari kami yang menunggu di sana, polisi atau petugas dewan kota akan datang dan menyuruh kami pulang," jelas RA, dikutip dari Tribunnews yang melansir dari The Star.

Baca Juga: Habiskan Rp 8 Miliar Hanya untuk Sekali Perawatan, Barbie Kumalasari Ungkap Sumber Uangnya : Nyanyi Sekali Konser dapat Rp 25 Jutaan

Lebih lanjut RA menambahkan bahwa jika dirinya pulang ke rumah pun, ia juga sama sekali tidak memiliki stok makanan, sedangkan dirinya saat ini sangat kelaparan.

"Jika saya pulang, saya tidak punya makanan di rumah. LSM biasanya memberikan makanan sehari-hari. Saya bahkan bersepeda ke semua tempat yang biasanya menjadi lokasi pengiriman makanan, tetapi mereka telah berhenti melakukannya. Saya sangat lapar sekarang," tegas RA.

Bahkan kisah menyedihkan itupun membuat sang reporter yang sedang mewawancarainya hingga tersentuh dan memberikan uang senilai RM 10 agar RA bisa membeli makanan.

Para penarik becak di George Town, Penang, memang tengah menghadapi kelaparan karena makanan gratis yang biasanya mereka peroleh dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dihentikan untuk sementara waktu.

Baca Juga: Parno Setengah Mati dengan Virus Corona, Seorang Warga Sampai Menelpon Polisi Gegara Dengar Tetangganya Batuk

Sehingga banyak warga kurang mampu di Malaysia yang mulai mengalami kelaparan.

Perlu diketahui, pengendara becak di Penang biasanya jauh lebih tua dan tidak memiliki penghasilan sebanyak penarik becak di Melaka.

Ketua Komite Masyarakat Kesejahteraan dan Peduli negara bagian Phee Boon Poh menilai situasi saat ini memang sangat sulit.

Hal tersebut karena bahan makanan yang biasa siperoleh di pasar modern pun mulai habis.

Padahal selalu ada pembagian makanan gratis bagi warga kurang mampu di negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia tersebut.

Baca Juga: Tato Seluruh Punggungnya dengan Potret Cantik sang Kekasih untuk Tunjukkan Cintanya, Cowok Bucin Ini Malah Ramai-ramai Didoakan Putus oleh Warganet

"Saya menyadari situasinya, karena semua panik membeli, hypermarket dan supermarket tidak lagi memiliki sisa makanan untuk disumbangkan ke Bank Makanan Mutiara. Stok kami sangat minim sekarang," jelas Phee Boon Poh.

"Departemen Kesejahteraan bekerja sama dengan lembaga-lembaga amal untuk menyiapkan makanan dan mengirim dari rumah ke rumah bagi yang membutuhkan," kata Phee Boon Poh.

"Sebagian besar warga kurang mampu, memiliki rumah. Jadi silakan pulang. Kami bekerja keras untuk mencari cara yang aman untuk membantu Anda," pungkas Phee Boon Poh.

Presiden komunitas ini, Wendy Ang mengatakan jika para petugas kesejahteraan berada di garis depan dan diizinkan keluar oleh pemerintah, maka pihaknya bersedia mencari katering untuk memasak makanan agar bisa didistribusikan oleh petugas kepada warga kurang mampu.

Baca Juga: Maia Estianty Prihatin Banyak Tenaga Medis yang Tangani Pasien Corona Kehilangan Nyawa karena Kekurangan APD, Rumah Sakit Ini Sampai Jadikan Jas Hujan dan Sepatu Boots Sebagai Alternatif

"Saya setuju bahwa kami tidak boleh memberi makanan di jalanan selama pembatasan interaksi ini. Karena dengan berada di jalanan, kami bisa menyebarkan Covid-19 kepada warga kurang mampu itu. Tapi kalau petugas mau dan bisa mengirim makanan ke rumah mereka yang tidak mampu, kami bersedia menyediakan makanannya," tegas Wendy.

Sedangkan Komisioner Masyarakat Tzu Chi Merit Masyarakat Buddhis Penang Khoo Boo Leong mengatakan para relawannya telah diperintahkan untuk mundur sementara.

"Mereka bukan petugas kesehatan, sehingga kami tidak bisa mengambil risiko hidup mereka. Tapi kami siap membantu yang membutuhkan jika negara memanggil kami," kata Boo Leong. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber tribunnews, the star