Trump 'Suap' Ilmuwan Demi Simpan Vaksin Corona Hanya untuk AS, Pemerintah Jerman Ngamuk: Kami Bekerja untuk Internasional, Bukan Perorangan!

Rabu, 18 Maret 2020 | 11:15
Tangkap Layar The Guardian

Trump 'Suap' Ilmuwan dan Simpan Vaksin Virus Corona Hanya untuk AS, Pemerintah Jerman Murka: Kami Bekerja untuk Internasional, Bukan Perorangan!

Sosok.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikatakan tengah 'menawarkan jumlah yang besar' untuk akses eksklusif terkait wabah Covid-19.

Penawaran tersebut dilakukan Trump pada Pemerintah Jerman menurut laporan, dikutip dari The Guardian.

Media Jerman dalam hal ini melaporkan bahwa Donald Trump telah memberikan 'sejumlah besar' uang untuk vaksin corona virus.

Ungkapnya, vaksin tersebut hanya akan digunakan Trump untuk menanggulangi pandemi Covid-19 di negaranya.

Baca Juga: Balik dari Bertemu Presiden AS, Tiga Pejabat Brasil Dinyatakan Positif Covid-19, Apa Kabar Donald Trump?

Anggota parlemen dan menteri Jerman bereaksi dengan marah, mereka bahkan mengkritik tampilan 'kepentingan pribadi' dari presiden AS.

"Jerman tidak untuk dijual," ucap Menteri Ekonomi Peter Altmaier kepada penyiar ARD, bereaksi terhadap laporan halaman depan di surat kabar Welt am Sonntag yang berjudul "Trump vs Berlin".

Menurut laporan media massa Die Welt, pemerintah Jerman sedang berusaha melawan pengambilalihan agresif yang telah dilakukan oleh AS.

"Presiden AS telah menawarkan perusahaan biofarmasi yang berbasis di Tübingen, CureVac, 'sejumlah besar uang' untuk mendapatkan akses eksklusif ke pekerjaan mereka," tulis Die Welt, dilansir Sosok.ID, dikutip dari The Guardian, Selasa (17/3/2020).

Baca Juga: Masyarakat Menangis, Demi Sambut Kedatangan Trump, Pemerintahan Ini Bangun Tembok 400 Meter Sembunyikan Pemukiman Kumuh dan Gusur Warga Miskin

Sumber anonim dalam surat kabar mengungkapkan, Trump telah melakukan segala upaya untuk mengamankan vaksin virus corona hanya untuk Amerika.

Laporan itu memicu kemarahan di Berlin.

"Para peneliti Jerman mengambil peran utama dalam mengembangkan obat-obatan dan vaksin sebagai bagian dari jaringan kerja sama global," kata Menteri Luar Negeri Heiko Maas kepada jaringan penelitian Funke Mediengruppe.

"Kami tidak dapat membiarkan situasi di mana orang lain ingin secara eksklusif memperoleh hasil penelitian mereka," kata Maas.

Baca Juga: Indonesia Didepak AS dari Negara Berkembang dan Didapuk sebagai Negara Maju, Ternyata Ini Maksud Terselubung Donald Trump!

Seorang anggota parlemen konservatif di Komite Kesehatan Parlemen Jerman, Erwin Ruddel juga sependapat dengan Maas.

"Kerja sama internasional penting sekarang, bukan kepentingan nasional," kata Erwin.

Sementara Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bahwa pengambilalihan perusahaan CureVac oleh administrasi Trump adalah "off the table".

Spahns menegaskan bahwa CureVac hanya akan mengembangkan vaksin virus corona untuk seluruh dunia, bukan hanya untuk masing-masing negara.

Saat dikonfirmasi, kementerian kesehatan Jerman hanya akan mengkonfirmasi keakuratan kutipan yang dikaitkan dengan salah satu juru bicaranya dalam artikel tersebut.

Baca Juga: Kesal Lihat Pemerintah Lelet Tangani Corona, Mbah Mijan Bikin Sendiri Ramuan Cegah Covid-19 Masuk Tubuh

"Pemerintah federal sangat tertarik pada vaksin dan agen antivirus terhadap virus corona baru yang sedang dikembangkan di Jerman dan Eropa," kata juru bicara Jerman.

"Dalam hal ini pemerintah melakukan pertukaran intensif dengan perusahaan CureVac." tambahnya.

Juru bicara Jerman menolak menanggapi adanya pemberitaan yang disebutkan oleh media Die Welt.

Diketahui, CureVac yang berkantor pusat di kota Tübingen, Jerman barat daya, juga memiliki situs di Frankfurt dan Boston di AS.

Terkait dengan kementerian kesehatan Jerman, ia bekerja sama dengan Paul Ehrlich Institute, sebuah lembaga penelitian dan badan pengawas medis yang berada di bawah kementerian kesehatan Jerman.

Baca Juga: Ternyata Inilah Kunci Utama untuk Lawan Virus Corona! Dibeberkan oleh Pasien yang Sembuh

Pada 11 Maret, CureVac merilis pernyataan bahwa CEO-nya, warga negara AS Daniel Menichella, tiba-tiba meninggalkan perusahaan dan akan digantikan oleh pendiri perusahaan, Ingmar Hoerr.

Pada awal bulan, Menichella diundang ke Gedung Putih di Washington untuk membahas strategi pengembangan cepat dan produksi vaksin coronavirus bersama Trump, wakil presiden, Mike Pence, dan anggota gugus tugas koronavirus Gedung Putih.

Adapun seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP pada Minggu (15/3) bahwa laporan itu "terlalu banyak dimainkan".

“Pemerintah AS telah berbicara dengan banyak (lebih dari 25) perusahaan yang mengklaim dapat membantu dengan vaksin. Sebagian besar perusahaan ini telah menerima dana awal dari investor AS.” katanya.

Baca Juga: Belum Kelar Virus Corona, Masyarakat Indonesia Juga Dihantui Masalah Baru yang Bikin Bingung

Pejabat itu juga membantah bahwa AS sedang berusaha menyimpan vaksin potensial untuk dirinya sendiri.

“Kami akan terus berbicara dengan perusahaan mana pun yang mengklaim dapat membantu (membuat vaksin corona). Dan solusi apa pun yang ditemukan akan dibagikan kepada dunia," kata pejabat itu.

Setelah maraknya pemberitaan mengenai upaya Trump yang disebut ingin menguasai vaksin corona untuk dirinya sendiri, banyak analis yang menyampaikan kritik.

Dr. Brian Klaas, seorang ilmuwan dan dosen politik di University College London menanggapi sebuah cuitan yang melaporkan berita tersebut dalam Twitternya, Minggu (15/3).

Baca Juga: Vaksin Virus Corona Ditemukan, 45 Orang Mau Jadi Sukarelawan Untuk Uji Coba, Begini Hasilnya!

"Ini bejat. Pemerintah Jerman menegaskan bahwa Trump tampaknya mencoba menyuap para ilmuwan Jerman agar memberinya hak eksklusif untuk vaksin Covid-19 yang sedang mereka kembangkan," tulis Brian, seperti dikutip Sosok.ID, dilansir dari Twitter @brianklaas, Selasa (17/3).

"Dia menginginkannya "hanya untuk AS." Berapa banyak posisi terendah baru yang akan dia tetapkan untuk Amerika Serikat?" tambahnya. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : The Guardian, Twitter

Baca Lainnya