Recehan Hasil Jualan yang Harus Disetorkan ke Penyuplai Raib Digondol Maling, Nenek 65 Tahun Penjual Gorengan Ini Mengaku Sudah Ikhlas Walau Setelahnya Tak Bisa Berdagang Selama 2 Hari

Jumat, 13 Maret 2020 | 10:35
Surya/Farid

Mbah Hawati, penjual gorengan di Surabaya yang uang receh hasil jualannya raib digondol maling.

Sosok.id - Pencurian terhadap seorang nenek penjual gorengan terjadi di Masjid Haqul Yakin di kawasan Jalan Dinoyo, Surabaya, Jawa Timur.

Walaupun aksi pencurian yang terjadi pada Senin (9/3/2020) ini terekam CCTV, namun korban mengaku tak akan membawa kasus ini ke meja hijau.

Korban, yang akrab disapa Mbah Hawati (65) ini mengaku sudah mengikhlaskan recehan hasil jualan yang raib digondol maling tersebut.

Dilansir Sosok.ID dari Surya, seorang penjaga parkir di sebuah toko roti, Sumarsono mengatakan, Mbah Hawati tidak sadar bahwa dirinya telah menjadi korban pencurian.

Baca Juga: Asyik Mesra-mesraan di Hotel Bareng Berondong 21 Tahun, Nenek 60 Tahun Ini Ngomel-ngomel Saat Diciduk Satpol PP: Tak Ada yang Salah dengan Hubungan Kami!

Sumarsono menyebut, Mbah Hawati baru sadar tiga hari setelah insiden pencurian tersebut terjadi, tepatnya pada Rabu (11/3/2020).

Itupun, lanjut Sumarsono, karena seorang warga yang bersimpati menunjukkan video rekaman CCTV melalui ponselnya.

Diketahui video rekaman CCTV berdurasi 33 detik yang merekam aksi pencurian itu sempat beredar di kanal informasi media sosial warga kawasan Dinoyo, Surabaya, Jawa Timur.

Unggahan tersebut kemudian memancing rasa geram warganet terhadap pelaku pencurian.

Baca Juga: Susah Payah Mengemis ke Pengunjung Restoran, Recehan Hasil Minta-minta Milik Nenek Ini Diduga Dirampas oleh Putranya yang Pengangguran

"Mbah Hawati ternyata enggak tahu, tahunya dia dagangannya sudah acak-acakan, tempat uangnya," ujarnya saat ditemui Surya, Kamis (12/3/2020).

Walaupun sudah mengetahui hal tersebut, namun Mbah Hawati memilih untuk tak melaporkan kejadian yang menimpanya itu.

Kepada Sumarsono, Mbah Hawati mengaku sudah mengikhlaskan uangnya raib digondol pria yang mengenakan kaus lengan pendek dan celana panjang berwarna gelap tersebut.

"Untung uang yang ada di dalam rombongnya enggak diambil. Ya hanya uang receh di atas rombong, hasil jualan," ujar Sumarsono.

Baca Juga: Ngelesot di Pinggir Jalan dengan Tubuh Penuh Luka, Nenek Ini Pilih Tidur di Jalanan yang Dingin Daripada Tinggal di Rumah Bersama Cucunya yang Gemar Menganiayanya : Saya Sudah Tua, Bisa Apa Saya untuk Melindungi Diri?

Warga yang berdomisili Waru, Sidoarjo itu mengaku geram terhadap pelaku bila mengingat perjuangan Mbah Hawati untuk mengumpulkan uang recehan tersebut dengan kondisi yang sudah sepuh.

Namun, saat ditanya siapa sosok laki-laki yang tega mencuri uang Mbah Hawati itu, Sumarsono mengaku tak mnegenalnya.

"Warga juga banyak enggak tahu pelaku. Seandainya masyarakat kenal, langsung tunjuk oh ini si A. Pada enggak tahu," jelasnya.

Sementara itu, melansir dari Surya Malang, Mbah Hawati tidak berjualan sejak kejadian tersebut.

Baca Juga: Viral, Pipi Nenek 76 Tahun Merona saat Tahu Keliru Beli Kondom Ukuran Jumbo, Ini Respon Suaminya

"Capek saya. Kalau kemalingannya sudah saya ikhlaskan," ucap Mbah Hawati saat ditemuiSurya Malang di rumahnya pada Kamis (12/3/2020).

Nenek asli Madura itu mengatakan, uang recehan yang raib dicuri sebesar Rp 45.000.

"Uang itu memang biasa saya simpan di kotak. Biasanya ya aman," ujar Mbah Hawati.

Diketahui, sehari-harinya Mbah Hawati menjual gorengan, kerupuk, sate usus, dan buah-buahan.

Baca Juga: Dikira Dikelilingi Malaikat Berbaju Putih dari Surga, Nenek 83 Tahun Ternyata Bangkit dari Kematian dan Hanya Dikerumuni oleh Dokter

Untuk setiap barang dagangannya yang terjual, Mbah Hawati hanya mendapat untung sebesar Rp 200.

Ia kemudian menceritakan awal mula perjuangannya mengadu nasib di Kota Surabaya.

"Tahun berapanya saya lupa. Pokoknya pas itu awal nikah sama suami, saya langsung dibawa ke Surabaya," kenang Mbah Hawati.

Sejak saat itu lah ia berjualan dengan cara menyunggih dagangannya di atas kepala.

Baca Juga: Mesranya Kakek Usia 92 Tahun Cium Pipi Mantap Nikahi Nenek 79 Tahun, Cinta Keduanya Bermula dari Kayu Bakar: Saya Tidak Pernah Mengucap Cinta, Tapi Saya Ingin Hidup Bahagia Bersama

"Itu saya jualan es dawet," terang Mbah Hawati.

Namun, di tahun 2005, Mbah Hawati harus berjuang sendirian karena sang suami meninggal dunia.

Selang lima tahun kemudian, ia memilih untuk mengganti cara berjualan dengan mendorong gerobak.

Dengan cara itu, ia berharap dapat keliling lebih jauh untuk menjajakan dagangannya.

Baca Juga: Suaminya Diambang Kematian Akibat Sakit Parah, Nenek 68 Tahun Nekat Ikuti Lomba Marathon Tanpa Alas Kaki Hadiah Pengobatan, Lara Kare: Saya Hanya Ingin Uang Hadiah Itu

"Ya Alhamdulillah muternya saya bisa lebih jauh sekarang," ucap Mbah Hawati.

Mbah Hawati mengaku ikhlas dengan musibah yang menimpanya juga karena kebaikan dari penyuplai barang dagangannya.

Usai mengalami musibah tersebut, Mbah Hawati menceritakan insiden pencurian tersebut pada si penyuplai.

"Saya gak dibolehin ganti. Mereka ikhlas saya pun juga ikhlas," pungkas Mbah Hawati.

Baca Juga: Dipenuhi Nafsu Birahi Gegara Sebulan Tak Melihat Wanita, Pemuda Ini Mengira Nenek 51 Tahun Sebagai Gadis Dan Memperkosanya di Sebuah Kebun Semangka, Ini Kronologinya!

(*)

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber Surya Malang, Surya