Dua Abad Dirampas Belanda, Kini Keris Wingit Kyai Nogo Siluman Pangeran Diponegoro Balik ke Indonesia, Pelukis Kondang Ini Sampai Bergetar Relung Batinnya

Rabu, 11 Maret 2020 | 18:15
Tribunnews

Pangeran Diponegoro.

Sosok.ID - Hampir dua abad lamanya Keris Kyai Nogo Siluman milik pangeran Diponegoro berada di negeri Belanda.

Keris wingit itu sebelumnya disimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.

Kini keris warisan pusaka Pangeran Diponegoro kembali ke tanah air diantar langsung oleh Raja Belanda Willem Alexander dan menyerahkannya kepada Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Selasa (10/2/2020).

Pangeran Diponegoro bernama lengkap Bendara Pangeran Harya Dipanegara.

Ia lahir pada 11 November 1785 dari trah darah biru.

Pangeran Diponegoro adalah anak sulung dari Sultan Hamebkubuwana III, raja ketiga Kesultanan Yogyakarta.

Baca Juga: 'Belanda Harusnya Tahu Diri', Keluarga Korban Pembantaian Westerling Meradang, Raja Willem Mohon Maaf pada Indonesia di Hadapan Jokowi

Namanya mulai terkenal saat beliau mengobarkan Perang Jawa tahun 1825-1830.

Mengutip catalogue.nla.gov.au, Selasa (6/8/2019) gegara perang itu, VOC rugi besar hingga lama kelamaan bangkrut.

Sejak awal Pangeran Diponegoro memang sudah tak suka dengan penjajahan Kompeni Belanda yang menyusahkan rakyat dengan memungut pajak tinggi.

Diponegoro semakin panas ketika Belanda mematok tanah miliknya di desa Tegalrejo secara sepihak.

Baca Juga: Ikhlas Lahir Batin Bolak-balik Dilaporin ke Polisi, Nikita Mirzani: Ntar Gue Cari Gara-gara Sendiri, Soalnya Kalau Enggak Hidup Gue Hampa

Tak terima, beliau kemudian mengobarkan Perang Sabil atau akrab di telinga kita sebagai Perang Jawa terhadap kolonial Belanda tahun 1825.

Perang selama 5 tahun ini dijuluki Belanda sebagai perang terbesar di Jawa.

Biro Pers Setpres
Biro Pers Setpres

Raja Belanda Willem Alexander saat menyerahkan Keris Kyai Nogo Siluman ke Presiden Joko Widodo

Bayangkan saja, pasukan Diponegoro berhasil membunuh tak kurang dari 15.000 tentara Belanda dan kerugian materil amat tinggi yakni 20 juta gulden.

Sadar perang Jawa bakal merugikan, Belanda membuat tipu muslihat dengan menjebak pangeran Diponegoro dalam perundingan di Magelang tanggal 28 Maret 1830.

Namun bukannya berunding, Belanda dibawah Letnan Gubernur Markus de Kock menangkap Diponegoro.

Baca Juga: Gagal Lolos Saat Daftar CPNS, Sosok Ini Justru Laris Jadi Menteri, Anggota DPR, Ketua MK Padahal Dari Keluarga Miskin: Teman-Teman Saya yang Enggak Pinter Lulus Semua...

Senjata Diponegoro dilucuti, termasuk sebuah keris pusaka bernama Kyai Nogo Siluman.

Pihak Belanda kesengsem dengan pusaka itu yang lantas mengirimkannya ke Raja Willem I sebagai hadiah pampasan Perang Jawa.

Reaksi Raja Willem acuh, ia bahkan tak mau menerima keris itu.

Mau tak mau Belanda kemudian menyimpannya di museum barang langka Koninklijk Kabinet van Zeldsaamheden di The Hague, Belanda Selatan.

Yang pernah menyentuh keris Kyai Nogo Siluman dan merasakan aura kesaktiannya adalah maestro seni lukis Indonesia, Raden Saleh saat dirinya masih di negeri Kincir Angin.

Ketika memegang keris Kyai Nogo Siluman, relung batin Raden Saleh bergejolak, hatinya bergetar.

"Kyai berarti tuan. Semua yang dimiliki seorang Raja memakai nama ini. Nogo adalah ular dalam dongeng dengan sebuah mahkota di kepalanya."

"Siloeman adalah sebuah nama yang terkait dengan bakat-bakat luar biasa, seperti kemampuan untuk menghilang dan seterusnya."

"Oleh karena itu, nama keris kyai Nogo Siluman berarti raja ular penyihir, sejauh hal itu dimungkinkan untuk menerjemahkan sebuah nama yang megah," beber Raden Saleh dalam : Awal Seni Lukis Modern Indonesia. (Seto Aji/Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : catalogue.nla.gov.au

Baca Lainnya