Sosok.ID - Belum lama ini seorang sopir truk diJalan Trans Nabire, Dogiyai, Papua tewas secara mengenaskan usai diamuk massa.
Mirisnya, sopir truk ini tewas di tangan warga yang main hakim sendiri di hadapan para aparat kepolisian dengan senjata.
Sejumlah aparat kepolisian yang berada di lokasi dituding keluarga sopir truk sama sekali tidak turun tangan dan membiarkan hal ini terjadi hingga korban tewas.
Parahnya lagi, pengeroyokan yang menewaskan seorang sopir truk ini diduga lantaran korban tak sengaja menabrak seekor babi milik warga.
Keluarga sopir truk asal Polman, Yus Yunus (26) menilai polisi lalai melindungi Yunus.
Yunus diamuk masa di hadapan polisi bersenjata saat berhenti di Jalan Trans Nabire, Dogiyai.
Kakak korban, Hasriani mengatakan, seharusnya ada upaya polisi mengevakuasi Yunus dari lokasi kejadian sebelum massa datang.
Hasriani juga menilai polisi di Nabire tidak profesional menangani kasus konflik yang menyebabkan adiknya jadi korban penghakiman massa di depan polisi.
Kalaupun ada mobil polisi di sana, kata Hasriani, harusnya adiknya diamankan. Namun, itu tak dilakukan.
Ia mendesak Kapolri dan Kapolda Papua agar mengusut anggotanya yang terlibat di lokasi.
“Saya minta Kapolri dan Kapolda Papua sebagai penanggung jawab keamanan, agar bertanggung jawab mengusut tuntas kasus ini atas nama keadilan untuk semua warga,” ujar Hasriani, Jumat (28/2/2020).
Istri Yus Yunus, Lala juga meyakini suaminya tidak bersalah dan seharusnya bisa diselamatkan oleh polisi.
Dari informasi yang beredar, Yunus dituduh menabrak babi milik warga di sana yang juga jadi pemicu tewasnya korban.
“Dia juga sempat fotokan itu peristiwa waktu pergi melapor, untuk membuktikan bahwa dirinya bukan pelaku,” jelas Lala.
Keluarga korban juga menilai keterangan kepolisian yang mereka baca di media lokal di Papua, berbeda dari saksi yang ada di sana.
Bukan karena tabrak babi
Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa mengatakan, terkait tewasnya Yus Yunus, perlu diklarifikasi mengenai satu hal yang simpang siur dan tidak benar.
Ia mengatakan, pengeyorokan Yunus bukan karena babi yang mati ditabrak.
Para pelaku yang menganiaya Yunus hingga tewas tidak mempersoalkan babi tersebut.
"Tetapi hal ini karena tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai ditabrak oleh truk.
Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia," kata Bupati dikutip dari Antara, Jumat (28/2/2020).
Bupati juga menegaskan, tewasnya Yunus tidak ada hubungannya antara orang Dogiyai dengan orang Polewali Mandar atau masalah antara orang Papua dan orang non-Papua.
Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal.
"Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya," katanya.
Seperti diberitakan, dilansir dari Tribunnews.com, tewasnya Yunus bermula saat dia berhenti di Jalan Trans Nabire, Dogiyai, karena mengetahui ada seorang warga setempat bernama Damianus tewas setelah menabrak babi.
Melihat kejadian itu, Yunus melapor ke polsek terdekat.
Yunus bersama anggota polisi mendatangi lokasi.
Namun setibanya di lokasi, justru warga menganggap Yunus yang menabrak Damianus dan babi tersebut hingga tewas.
Warga yang tersulut emosi, kemudian mengejar Yunus dan menganiayanya hingga tewas di hadapan polisi.
Menanggapi kasus ini, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengaku telah menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan.
Dari informasi yang diterima, kasus tersebut terjadi karena masyarakat salah paham hingga akhirnya tersulut emosi.
Karena mereka menduga, Yunus yang menabrak warga asli setempat hingga tewas. Padahal, fakta tidak seperti itu.
Sehingga sebenarnya korban salah sasaran.
“Saya secara pribadi prihatin terhadap kasus penganiayaan yang menewaskan sopir itu.
Yang jelas saya dapat informasi korban dicurigai merupakan pelaku tabrak lari terhadap korban yang meninggal.
Namun, ternyata bukan dia sebenarnya, artinya salah sasaran.
Dan kami akan tindak para pelaku,” ujar Kapolda.
Saat disinggung terkait pembiaran anggotanya dalam peristiwa penganiayaan yang menewaskan Yunus tersebut, ia mengaku polisi tidak bisa berbuat banyak.
Karena jika anggota polisi bertindak tegas, dikhawatirkan akan jatuh banyak korban.
“Kalau saya bayangkan anggota melakukan tindakan tegas terhadap masyarakat itu, maka akan ada korban juga karena sebenarnya itu situasional," jelasnya. (Junaedi)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Sopir Truk Tewas Diamuk Massa di Hadapan Polisi, Keluarga: Kapolri dan Kapolda Harus Bertanggung Jawab
(*)