Sengaja Tembak Kedua Orang Tuanya Hingga Tewas, Siswa Ini Muak Dipaksa Harus Terus Punya Nilai Sempurna di Sekolah, Sempat Bohong Bertahun-tahun Tapi Tak Berhasil

Selasa, 18 Februari 2020 | 16:15
tangkap layar Crime Watch Daily

Sengaja Tembak Kedua Orang Tuanya Hingga Tewas, Siswa Ini Muak Dipaksa Harus Terus Punya Nilai Sempurna di Sekolah, Sempat Bohong Bertahun-tahun Tapi Tak Berhasil

Sosok.ID - Sampai detik ini nilai dan prestasi akademik masih menjadi acuan bagi para orang tua untuk menilai kepintaran seorang anak.

Tapi bagaimana jadinya bila kepintaran sang anak malah berubah menjadi petaka hingga menewaskan kedua orang tuanya?

Ya, lantaran muak dipaksa harus terus punya nilai sempurna di sekolah, seorang siswa teladan bunuh kedua orang tuanya ketika sedang tertidur pulas.

Namun beberapa orangtua terkadang terkesan terlalu memaksakan dan memberikan tekanan berlebihan pada anak-anaknya dalam pendidikan hingga membuat mereka depresi.

Baca Juga: Tergiur Diskon hingga 50 Persen, Pernikahan Puluhan Pasangan Pengantin Ini Malah Jadi Gagal Total Gegara Ditipu Wedding Organizer Abal-abal, Ada yang Bayar Puluhan Juta Cuma Dapat Bunga Kering

Seperti kasus tragis yang dialami gadis belia yang dikenal sangan cerdas yang mengalami depresi sehingga nekat membunuh orangtua sendiri.

Dilansir Elitereaders, sebuah kasus tragis merenggut nyawa orangatua seorang gadis bernama Jennifer Pan.

Sang ibu tewas, dan ayahnya nyaris tewas oleh percobaan pembunuhan.

Yang membuat miris, dalang perencanaan pembunuhan ini tak lain adalah Jennifer sendiri.

Baca Juga: Baru Bangun Setelah Lewati Malam Pertama, Wanita Ini Kaget Bukan Main Saat Dapati Pria yang Tidur di Sampingnya Bukan Suaminya, Ternyata Ini yang Sebenarnya Terjadi

Gadis yang terkenal jenius ini nekat menghabisi nyawa orangtuanya karena depresi dituntut terus menjadi anak berprestasi di sekolah.

Jennifer Pan dikenal sebagai 'anak emas' di mata orangtuanya.

Ia siswa berprestasi selama menempuh studi di SMA Katolik, dan dengan mudah lulus sebagai sarjana Farmasi dari Universitas Toronto Kanada yang dikenal sebagai kampus favorit.

Orangtua Jennifer adalah pengungsi asal Vietnam, dan di perantauan mereka di Kanada mereka harus bekerja keras sebagai buruh untuk menghidupi dua buah hati mereka.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Dunia Pasca Rayakan 11 Tahun Pernikahan dengan BCL, Postingan sang Mendiang saat Ulang Tahun Pernikahan Bikin Mewek Ratusan Penggemar

Inilah alasan kedua orangtua Jennifer memiliki harapan yang sangat tinggi agar putrinya tersebut bisa belajar dengan giat, bahkan harus berprestasi dalam bidang pendidikan yang ditempuhnya.

Kedua orangtuanya sangat menghargai pendidikan.

Mereka juga orangtua yang disiplin, cenderung keras, bagi Jennifer dan adiknya, Felix, Jennifer adalah anak istimewa dan menjadi kebanggaan orang tua.

Jennifer disiplin mengikuti les piano dan skating, dan menguasai keduanya dengan sangat baik.

Baca Juga: Karier hingga Hak Pensiun, Puput Nastiti Devi Harus Korbankan 3 Hal Ini untuk Gantikan Posisi Veronica Tan di Hati Ahok

Jennifer juga berlatih bela diri dan perenang yang baik.

Dan di luar kegiatan ekstrakulikuler, ia adalah pelajar teladan yang tekun belajar hingga larut malam.

Pesta dan pacaran menjadi hal terlarang di rumahnya. Pendidikan adalah segalanya.

Miris, di balik semua hal mengesankan itu, tersembunyi kebohongan, kebencian, dan dendam yang kemudian menjurus pada tindakan mengerikan yang menghancurkan keluarga dan diri Jennifer: pembunuhan sadis.

Segala harapan orangtuanya ternyata membuat Jennifer merasa tertekan.

Baca Juga: Diangkat Anak, Pemain Sepak Bola Ini Malah Rebut Istri Ayah Angkatnya Sendiri, Setelah Menikah dengan sang Ibu Malah Selingkuh dengan Sepupu Berkali-kali

Saat di kelas 8, prestasi belajar Jennifer mulai drop.

Ia tak lagi antusias belajar, dan nilai mulai anjlok, perlahan kepercayaan dirinya menurun.

Untuk menutupinya, Jennifer mulai berbohong hingga kebohongan menjadi kebiasaannya.

Dan gadis itu pun menjalani kehidupan ganda yang penuh kepalsuan dan penipuan.

Baca Juga: Bungkam Hampir Sedekade, Orang Dekat Ahmad Dhani Sebut Belum Lama Cerai Dengan Maia Estianty, Mulan Hamil Anak Dhani: Emang Anaknya Siapa? Anak Genderuwo?

Orangtua Jennifer mengira, putrinya adalah murid teladan, pelajar kelas "A".

Namun, nyatanya ia hanyalah kelas "B".

Mendapatkan nilai B masih lumayan bagi siswa lain, namun, di keluarga Jennifer merupakan itu aib.

Untuk menutupinya, Jennifer memalsukan raportnya, menutupi ketidakmampuannya.

Baca Juga: Dianggap Tak Punya Duit Hingga Dikira Cuma Mampu Lihat-lihat Dagangan, Raffi Ahmad Sakit Hati Sampai Pamer Follower IG ke Tukang Karpet, Nagita Slavina: Kirain Kita Enggak Beli Kali!

Meski demikian, nilainya masih lumayan, ia pun diterima di Ryerson University di Toronto.

Namun, tak jadi mendapatkannya, gara-gara gagal dalam mata pelajaran kalkulus di akhir masa studinya.

Tak ingin mengecewakan orangtuanya, perempuan berkacamata itu berpura-pura kuliah.

Ia mengaku akan belajar sains selama 2 tahun di Ryerson University, sebelum melanjutkan kuliah di jurusan farmasi di University of Toronto yang terkemuka.

Baca Juga: Kini Hidup Bahagia Meski Dianggap Pelakor, Artis yang Sudah Berhijrah Ini Ternyata Pernah Ngotot Nikahi Mantan Bintang Film Panas Meski Tak Direstui Orang Tua

Jennifer mengumpulkan buku-buku bekas, berbohong bahwa ia mendapatkan beasiswa sehingga orangtuanya tak curiga mengapa mereka tak pernah dimintai uang untuk membayar kuliah.

Tiap pagi Jennifer pamit kuliah pada orangtuanya. Namun, bukannya menuju kampus, ia pergi ke sebuah perpustakaan.

Tiba saat wisuda, gadis berambut hitam itu kembali berbohong dengan mengatakan, undangan yang dibagikan pada pihak orangtua terbatas.

Gara-gara ketahuan berbohong, orang tua Jennifer semakin bersikap keras.

Baca Juga: Rumah Tangganya Tak Pernah Diterpa Isu Miring, Ardi Bakrie Tiba-tiba Mengakui Perselingkuhannya di Depan Nia Ramadhani

Kebohongan itu berjalan lancar, hingga suatu ketika Bich dan Hann curiga dengan perilaku putri mereka.

Keduanya pun menguntit Jennifer yang mengaku bekerja di sebuah rumah sakit.

Saat dusta itu terungkap, tak hanya hati orangtuanya yang hancur.

Jennifer pun makin tertekan, Bich dan Hann makin keras pada putrinya yang kala itu berusia dewasa.

Baca Juga: Capek 17 Tahun Pertahankan Rumah Tangganya dengan Kiwil, Meggy Wulandari Ngotot Pengin Cerai Hingga Cuek dengan Sindiran Suami: Yaudah Nikahin Aja Sana Janda yang Terlantar!

Telepon genggam dilarang, komputer menjadi barang haram, Jennifer pun tak boleh berkencan dengan kekasihnya Daniel Wong.

Bahkan, odometer atau penunjuk jarak pada mobil selalu dipantau.

Jennifer diperintahkan melanjutkan pendidikannya.

Pengawasan ketat pun diberlakukan pada perempuan dewasa itu.

Baca Juga: Terekam Kamera, Pria Ini Nekat Telanjangi Seorang Wanita di Pinggir Jalan, Warga Justru Maklum, Polisi: Jarimu Adalah Harimaumu!

Daniel kemudian memutuskan hubungan. Itu menjadi titik krisis baginya.

Setelah putus, Jennifer dekat dengan pria bernama Andrew Montemayor, teman sekolahnya saat SD.

Ia pun mulai berpikir bagaimana untuk lepas dari segala tekanan.

Bersama Montemayor dan teman sekamar kekasih barunya itu, Ricardo Duncan, mereka merancang sebuah plot.

Baca Juga: Baru Seumur Jagung Ajun Perwira Dan Jennifer Jill Diterpa Prahara, Artis Muda Itu Kepergok Lontarkan Kata Tak Pantas Pada Sang Istri: Anak Kecil Harus DIajarin!

Namun, apa yang mereka rancang hanya sekadar rencana hingga hubungan mereka bubar.

Jennifer pun dekat lagi dengan Daniel. Mereka berencana untuk menyewa tukang pukul.

Untuk memberi pelajaran pada "orangtua yang dianggap terlalu mengekang".

Jennifer mendapatkan ponsel baru dari Daniel, juga kontak ke seorang pria bernama Lenford "Homeboy" Crawford yang meminta duit 10 ribu dolar Kanada untuk mengerjai orangtua perempuan itu.

Baca Juga: Main Serobot Mantan Pacar Orang Sampai Dijuluki Teman Makan Teman, Syahrini Lagi-lagi Lontarkan 'Statement' Menjengkelkan yang Disebut Netizen Sengaja Sindir Kecantikan Luna Maya

Entah bagaimana awalnya, rencana itu menjadi plot pembunuhan.

Merasa itu kelewatan, Daniel mundur.

Suatu malam pada tahun 2010, Jennifer memutuskan untuk mengeksekusi rencananya.

Kala itu, jarum jam menunjuk ke pukul 22.00. Crawford, Mylvaganam, dan pria ketiga bernama Eric Carty memasuki pintu depan rumah target. Mereka semua membawa senjata.

Bich dan Hann dipaksa turun ke lantai bawah. Kepala mereka ditutupi selimut.

Baca Juga: Tak Melulu Dipenuhi Cerita Sedih, Kisah Cinta Lokasi juga Mewarnai Masa Observasi WNI dari Wuhan : Ada yang Nyanyiin Lagu dan Bermain Musik

Sang ayah, Hann ditembak 2 kali, salah satunya di bagian muka.

Sementara ibunya, Bich ditembak 3 kali di kepala dan tewas seketika.

Ajaibnya, Hann selamat dan mengingat semua yang terjadi pada momentum mengerikan itu.

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar.

Saat vonis bersalah dijatuhkan, Jennifer tak menunjukkan emosinya. Datar. Namun, saat awak media meninggalkan ruang sidang, ia menangis dan gemetar tak terkendali.

Baca Juga: Terekam Aksi Cabul! Video Detik-detik Seorang Pria 'Berhasrat' Diam-diam Mengamati Tiap Wanita yang Masuk ke Minimarket, Tetapkan Target dan Rekam Isi Rok Korban dengan Lampu Kilat

Dengan dakwaan tingkat pertama, Jennifer divonis seumur hidup, tanpa kesempatan mengajukan pembebasan bersyarat selama 25 tahun.

Ia berusia 28 tahun saat duduk sebagai pesakitan.

"Dan untuk dakwaan percobaan pembunuhan terhadap ayahnya, ia juga divonis menerima hukuman seumur hidup, yang akan dijalani secara bersamaan." Carty, Mylvaganam, dan Crawford masing-masing menerima hukuman serupa. (Muflika Nur Fuaddah)

Artikel ini sudah tayang di Intisari Online dengan judul: Kisah Jennifer Pan, 'Anak Emas' yang Habisi Nyawa Orangtuanya Secara Sadis Karena Muak Selalu Dituntut untuk Berprestasi

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya