Sosok.id - Selain menjaga kebersihan dengan sering-sering mencuci tangan, masker juga menjadi alat penting untuk mencegah penyebaran virus corona.
Namun, karena dibutuhkan oleh setiap orang, benda ini mendadak menjadi barang langka dan dijual dengan harga selangit.
Bahkan, kelangkaan tersebut sampai-sampai membuat seorang pria asal Hong Kong nekat melakukan aksi kriminal.
Melansir dari Asia One, seorang pria ditangkap pada Rabu (12/2/2020) karena membobol sebuah mobil yang diparkir.
Bukan barang berharga seperti perhiasan atau elektronik, pria itu menggondol delapan kotak berisi masker N95, polisi setempat mengumumkan dalam sebuah postingan di Facebook.
Korban yang berusia 53 tahun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib usai mendapati jendela di jok belakang mobilnya hancur pada Selasa (11/2/2020).
Kotak-kotak berisi 160 masker yang ia letakkan di tempat itu juga hilang.
Usai dilakukan investigasi dan meninjau rekaman CCTV, polisi berhasil melacak tersangka pertama.
Yakni, seorang pria berusia 33 tahun yang berhasil diamankan di Sheng Shui.
Tersangka kedua juga telah diidentifikasi, kata polisi, dengan menambahkan bahwa mereka akan "melakukan segala uapaya untuk membawanya ke pengadilan".
Rupanya kasus pencurian masker ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi.
Pada Senin (11/2/2020), seorang pria kehilangan 750 masker senilai 3.000 dolar Hong Kong (sekitar Rp 5,3 juta).
Setelah ia meletakkan kotak-kotak berisi masker tersebut di sudut jalan di Sham Shui Po.
Kurang dari satu jam kemudian, seorang wanita lainnya melaporkan bahwa lebih dari 1.000 masker wajah telah dicuri dari tempat tinggalnya di sebuah bangunan komersial di Tsim Sha Tsui.
Seorang pengusaha wanita yang memiliki usaha toko online juga menjadi korban pencurian pada 31 Januari 2020.
Sebanyak 25.000 masker yang disimpan di gudang raib digondol maling.
Kelangkaan masker di seluruh kota membuat masyarakat Hong Kong harus berjuang untuk mendapatkan masker.
Demi mendapatkan benda yang kini sangat berharga itu, masyarakat harus antre berjam-jam di apotek.
Faktanya, ribuang warga Hong Kong mengantre semalaman ketika sebuah perusahaan bernama Kowloon mengumumkan akan menjual masker wajah pada 5 Februari 2020 lalu.
Desas-desus di internet yang memperingatkan kekurangan di masa mendatang memicu kepanikan di masyarakat.
Baca Juga: Harapan Menipis, China Tidak Tahu Siapa Patient Zero Corona Agar Bisa Buat Vaksin Anti Virus
Sehingga warga beramai-ramai menimbun bahan pokok lainnya, seperti tisu toilet, pemutih dan desinfektan.
Diketahui, masker memang telah menjadi barang langka dan mahal di Hong Kong.
Melansir dari South China Morning Post via Kompas.com, harga satu kotak masker mencapai 200 dolar Hong Kong (sekitar Rp 351.280).
Stok masker sendiri juga diketahui telah menipis.
Hasil survei yang dilakukan Serikat Pekerja Sosial Hong Kong menunjukkan bahwa 68 persen dari 186 unit kesejahteraan sosial di 53 organisasi non pemerintah hanya memiliki stok masker yang hanya bisa bertahan kurang dari sebulan.
Melansir dari South China Morning Post, Hong Kong sendiri menjadi negara peringkat empat teratas dengan jumlah kasus virus corona terbanyak di dunia.
Hingga Jumat (14/2/2020) ini, ditemukan 53 kasus dan 1 korban jiwa.
Sementara, jumlah kasus yang ditemukan di seluruh dunia hingga pagi ini ditemukan 65.210.
Sebanyak 64.627 kasus ditemukan di China.
(*)