Sosok.id - Insiden penembakan massal terjadi di Thailand pada Sabtu (8/2/2020).
Seorang oknum tentara bersenjata tiba-tiba ngamuk dan menembaki orang-orang yang berkunjung di sebuah mal di Kota Nakhon Ratchasima.
Akibat insiden tersebut, sebanyak 21 orang tewas, termasuk seorang petugas keamanan mal yang berusaha menghentikan aksi pria tersebut.
Melansir dari Asia One, petugas yang berasal dari tim gabungan tentara dan polisi itu meninggal pada Minggu (9/2/2020) dini hari.
Dua anggota pasukan lainnya mengalami cedera dalam peristiwa tersebut.
Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul mengatakan kepada wartawan bahwa peristiwa penembakan terjadi di mal Terminal 21.
Sebuah video dari Reuters menunjukkan satu korban dibawa oleh ambulans.
Sementara yang lainnya sempoyongan dengan luka di dada saat petugas membantu mereka naik ke tandu.
Penembakan tersebut dimulai pada Sabtu sore ketika si tentara menembaki sebuah rumah.
Kemudian ia pindah ke pangkalan militer hingga akhirnya pergi ke mal di kota yang berjarak sekitar 250 km dari Bangkok, kata polisi.
"Kami tidak tahu mengapa ia melakukan ini. Tampaknya ia menjadi gila," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Kongcheep Tantrawanit kepada Reuters.
Pasukan keamanan Thaliand diterjunkan ke mal tersebut pada Sabtu malam untuk mneyelamatkan ratusan orang yang masih terjebak di dalamnya.
Terlihat linglung dan kelelahan, pembeli serta pekerja toko keluar dalam kelompok-kelompok kecil pada Minggu dini hari ketika polisi dan tentara menyelinap dari lantai ke lantai.
"Rasanya menakutkan karena saya bisa mendengar suara tembakan sesekali. Kami menunggu lama hingga polisi datang untuk membantu kami, berjam-jam," kata Suvarnarat Jirattanasakul (27) dengan suara yang bergetar ketika berhasil keluar.
Beberapa tenmbakan terdengar jelas dari dari dalam mal tepat setelah pukul 02.40 waktu setempat.
Fotoografer Reuters Athit Perawongmetha melihat dua anggota pasukan keamanan yang terluka dibawa keluar.
Tak jelas berapa banyak pembeli dan pekerja tetap di dalam, kata Kongcheep.
Polisi mengidentifikasi tersangka sebagai Jakrapanth Thomma yang berusia 32 tahun.
"Kami melakukan yang terbaik. Anda dapat melihat bahwa semua pejabat senior pemerintah telah ditugaskan di sini," kata Anutin kepada wartawan.
"Semua langkah sedang diambil dengan tindakan pencegahan sehingga kita dapat meminimalkan kerusakan sebanyak yang kita bisa."
Lebih dari 30 orang terluka.
Polisi menutup jalan-jalan di sekitar mal dan menjaga jurnalis agar tetap berada dalam penjagaan keamanan.
Seorang perwira militer mengatakan pria bersenjata itu bersembunyi di ruang bawah tanah mal.
Dia tidak menyebutkan namanya karena dia tidak berwenang berbicara kepada media.
Selama insiden berlangsung, Jakrapanth memposting "Kematian tidak bisa dihindari oleh semua orang" di halaman Facebook-nya dan kemudian bertanya "Haruskah saya menyerah?"
Facebook mengatakan telah menghapus akun tersangka.
"Tidak ada tempat di Facebook untuk orang-orang yang melakukan kekejaman semacam ini.
Kami juga tidak mengizinkan orang untuk memuji atau mendukung serangan ini," kata seorang perwakilan Facebook dalam sebuah pernyataan.
Penembakan pesar jarang terjadi di negara-negara di Asia Tenggara kecuali di ujung selatan, tempat pemberontakan yang sudah berlangsung selama beberapa dekade.
Nakhon Ratchasima adalah salah satu kota terbesar di timur laut Thailand, sebuah pulau yang relatif makmur di daerah penanaman padi yang merupakan salah satu bagian termiskin dari negara berpenduduk 69 juta orang itu.
(*)