Sosok.ID - Dikenal sebagai salah satu artis tanah air yang juga berprestasi di bidang akademik, Tasya Kamila baru-baru ini membawa kabar baru dan memberikan tips dalam menghadapi Ujian Nasional (UN).
Pasalnya, pada Maret hingga April 2020 mendatang, pemerintah telah menjadwalkan UN bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Wanita yang kini telah menjadi ibu dari satu anak ini, dikenal memiliki kecerdasan akademik yang membanggakan, yang menguasai banyak bidang.
Bagaimana tidak, ketika duduk di bangku SMA, Tasya diketahui mengambil jurusan ilmu alam, namun setelah lulus, ia mengambil kuliah di Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia, dan melanjutkan program magister di Universitas Columbia, Amerika Serikat dengan jurusan Administrasi Publik.
Melansir Kompas.com, Tasya menceritakan masa-masa ketika ia menghadapi Ujian Nasional di tahun 2010 silam.
Pelantun lagu "Anak Gembala" ini mengaku bahwa ia pernah merasa stress dan tertekan ketika memasuki waktu UN.
Saking stressnya, kulitnya bahkan sampai muncul ruam dan bentol-bentol.
"Ujian pas UN dulu, pas tryout kan mendekati UN ya, aku tuh sampai biduran bentol-bentol," tutur Tasya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/1/2020).
Menurutnya, cukup tidak adil jika waktu belajar 3 tahun seseorang hanya dinilai dalam waktu satu hari, itupun hanya untuk mendapatkan title "Lulus" dan "Tidak Lulus".
"Aku tuh mikir masa belajar tiga tahun terus cuma dites hari ini doang yang menentukan lulus enggak lulus. Walapun ada ujian sekolah sih, tapi enggak tahu kenapa anak-anak SMA tuh ujian sekolah gampang-gampang," ucap Tasya.
Ketegangan dalam menghadapi ujian inilah yang lantas membuat tubuhnya memunculkan reaksi stress, hingga muncul bentol-bentol merah di tubuhya.
"UN ini kan yang stres banget, sampai aku biduran. Takut apa ya, takut enggak memuaskan kan hasilnya," tutur Tasya.
Tasya juga mengingatkan pada para siswa untuk tak merasa terbebani dengan standart kelulusan dalam ujian nasional.
Ia memberikan pesan, bahwa hal yang lebih penting ketimbang khawatir akan kelulusan adalah bagaimana seseorang mampu me-manage stress.
"Itu juga yang harus di-manage para siswa. Ujian itu cuma satu hal kecil dalam hidup, walaupun enggak lulus, elu enggak bakal mati, me-manage stress itu yang paling penting," jelas Tasya.
Sementara saat ini, Tasya diketahui telah memiliki kerja sampingan sebagai seorang guru daring, yang mengajar secara online.
Ia mengaku senang dengan pekerjaannya, lantaran dengan itu, ia dapat menyalurkan ilmunya dalam bidang pendidikan.
"Alhamdullilah salah satu concern aku kan pendidikan dan bisa aku salurkan dengan join di Quipper dan jadi super teacher," kata Tasya Kamila di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/1/2020).
Tasya juga merasa bahwa menjadi seorang pengajar membuatnya mendapatkan ilmu yang lebih banyak.
"Ternyata setelah aku ngajar, aku jadi tahu bahwa ilmu yang diajarin geografi itu ilmu yang applicable di dunia nyata," ucap Tasya Kamila.
Hal ini lantaran Tasya harus mengaplikasikan teori yang ia dapat ke dalam berbagai pokok pembahasan.
"Kita bahas mulai dari tempat-tempat di Indonesia, mancanegara. Sampai ngebahas juga soal kegiatan ekonomi, climate change, global warming, apa pun itu yang sangat interdisipliner," kata Tasya.
"Pas banget sama aku yang belajarnya ke sana kemari. Dulu IPA kemudian ambil akuntansi, terus administasi publik di Columbia (University), di mana itu semua interdisipliner," tambahnya.
Tak berhenti sampai disitu, sembari mengenang masa-masa ketegangan ketika dirinya menghadapi ujian nasional, Tasya juga memberikan tips pada siswa-siswi yang kelak akan melaksanakan UN 2020.
Ia menyebut, dalam menghadapi ujian, diperlukan sebuah rencana belajar.
"Yang pertama aku punya study plan, rencana belajar. Aku selalu bikin, misalnya ujian masih tiga bulan lagi, nah selama tiga bulan ke depan rencana belajarku apa," kata Tasya.
Selanjutnya, ia akan mengevaluasi hasil dari pembelajarannya sebelumnya. Evaluasi ini (try out), menurut Tasya menjadi penting lantaran dapat mengetahui bagian yang msih belum dikuasi, untuk kembali ditingkatkan.
"Dari situ kelihatan kelemahan kita di mana, topik-topik apa yang perlu diasah dan harus belajar lagi. Dan yang itulah yang harus dikuasai target-targetnya," tutur Tasya.
Tasya juga menyarankan para siswa untuk banyak berlatih soal, ini adalah pendekatan yang baik untuk memahami suatu tipe soal.
"Banyak-banyak latihan soal, jadi tahu bisa mengukur kemampuan diri kita, bisa tahu seberapa cepat kita menyelesaikan satu pertanyaan, dan juga gimana materi apa yang belum dikuasai," ujar Tasya.
Sementara menurut Tasya, tips paling akhir dari segala tips adalah berserah diri dan tawakal.
"Yang ketiga, yang penting buat aku adalah memotivasi diri dan kita percaya harus lakukan yang terbaik, kita berdoa. Karena kalau sudah berdoa dan lakukan yang terbaik hasilnya apapun pasti ikhlas," jelas Tasya, seperti dkutip Sosok.ID, dilansir dari Kompas.com, Rabu (29/1/2020).
(*)