Bisnisnya Hancur Sampai Jual Perabotan Rumah, Bupati Ini Sampai Harus Gendong Jenazah Anaknya Gegara Tak Kuat Bayar Ambulans, Harris: Jangkan Pernah Lihat Pasien Dari SARA!

Jumat, 24 Januari 2020 | 09:15
TRIBUNPEKANBARU/JOHANNES TANJUNG

Bisnisnya Hancur Sampai Jual Perabotan Rumah, Bupati Ini Sampai Harus Gendong Jenazah Anaknya Gegara Tak Kuat Bayar Ambulans, Harris: Jangkan Pernah Lihat Pasien Dari SARA!

Sosok.ID - HM Haris, Bupati Aktif di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Kepulauan Riau.

Pengalaman pahit pernah ia alami saat anaknya meninggal dunia beberapa waktu silam.

Mengawali karier menjadi seorang pebisnis yang beranikan diri merantau keluar tanah kelahirannya adalah sebuah pengalaman berharga bagi dirinya.

Bupati Pelalawan ini berasal dari Pekanbaru, Provinsi Kepulauan Riau.

Baca Juga: Merasa Hidup Seperti Dibudak Istri, Artis Ini Pilih Akhiri Rumah Tangga yang Telah Terjalin Selama 17 Tahun dan Menikah dengan Wanita Berondong yang 15 Tahun Lebih Muda

Ia sempat mengecap pahit manisnya jadi perantau di tanah orang saat dirinya datang ke pulau Jawa untuk mengadu nasib.

Sempat berada di titik kesuksesan, Harris harus menerima pukulan keras dalam perjalanan hidupnya.

Cobaan berulangkali menimpa dirinya hingga yang paling parah saat salah satu anaknya meninggal dunia.

Tak sampai di situ saja, Ia pun dengan kondisi pas-pasan harus rela menggendong jenazah sang anak dari rumah sakit ke kediamannya.

Pengalaman pahit dalam hidupnya itu diceritakan HM Haris saat mendapat kesempatan memberikan sambutan di Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Raker Kesda), Kamis (23/1/2020).

Baca Juga: Baru Sebulan Bekerja tapi Sudah Tak Tahan Ingin Pulang ke Negara Asal, Seorang ART Nekat Celupkan Tangan Anak Majikan ke Dalam Panci Berisi Air Mendidih

Bahkan saat menceritakan kisah hidupnya itu, Bupati Palalawan itu sempat terhenti sejenak selama hampir 5 menit.

Air matanya pun tak kuasa menetes saat mengingat momen pedih dalam perjalanan hidupnya.

Audiens yang mengikuti acara itupun sempat terhenyak saat melihat Harris yang terlihat tegas dan garang saat menjabat sebagai Bupati, ia meneteskan air mata kala bercerita.

HM Harris tak kuasa menahan air matanya yang mengalir hingga harus diusap dengan tissue.

Menurut Harris, peristiwa tersebut terjadi saat dia belum menjabat bupati.

Baca Juga: Berkali-kali Gagal Tes Tapi Ingin Membuat Mertua Terkesan, Pria Ini Ngaku-ngaku Jadi Anggota TNI AU dan Bohongi Istri Siri Selama 7 Tahun Jalani Rumah Tangga

Kala itu, dia gagal menjalankan bisnis di Pulau Jawa dan memilih pulang ke Pekanbaru, ia tak memiliki banyak harta dan uang, yang ada hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Tribun Pekanbaru/Johanes Tanjung

Bupati Pelalawan HM Harris.

Dalam keadaan pas-pasan, anak keduanya jatuh sakit, Harris dan istrinya, Ratna Mainar, membawanya berobat ke rumah sakit.

Semua perabotan dan barang berharga miliknya telah habis dijual demi pengobatan sang buah hati.

Namun semua usaha dan pengorbanan Harris dan istri dari menjual harta terakhir mereka tak bisa membuat buah hati mereka terselamatkan.

Anak kedua Harris tersebut akhirnya menutup mata di rumah sakit tersebut.

Baca Juga: 15 Tahun Pendam Kekesalan, Inul Daratista Akhirnya Luapkan Kekesalannya pada Rhoma Irama, Terkuak Ulah sang Raja Dangdut Belasan Tahun Lalu Pada Istri Adam Suseno

Cerita pahit pun kembali ditelan oleh pasangan suami istri ini saat mereka tak menyisakan uang sepeserpun untuk membawa jenazah sang anak pulang.

Hati orang tua mana yang tak terpukul hanya untuk membawa pulang jenazah sang anak pun mereka tak miliki biaya.

Lantaran tak bisa bayar sewa ambulans, Harris pun membawa jenazah anaknya dengan menggendongnya.

Oleh pengalaman pahit saat kehidupan keluarganya terpuruk dan ditambah meninggalnya sang anak membuat HM Harris tak main-main saat jadi Bupati.

Baca Juga: Anaknya Merintih Kelaparan, Ibu Miskin Ini Rela Gunduli Kepalanya dan Jual Rambutnya Seharga Rp 28 Ribu, Kisahnya yang Tragis Berakhir Bahagia Berkat Bantuan dari Orang Tak Dikenal

Melansir dari Tribunnews.com, dalam acara tersebut Harris meminta seluruh jajaran petugas kesehatan di Kabupaten Palalawan untuk tak main-main dengan pelayanan kesehatan.

Ia memberi wejangan untuk selalu bekerja dengan ikhlas dan tulus melayani warga yang sakit.

"Siapa pun yang sakit tolong diobati segera tanpa memandang latar belakang pasien. Ini perlu saya tegaskan," kata Harris dengan suara serak sehabis menangis setelah berhasil mengontrol emosinya.

Selain itu, dia menegaskan komitmen daerah yang mengedepankan pelayanan kesehatan gratis.

"Jangan pernah melihat pasien dari suku, agama, rasnya dan golongannya. Mau dia kaya, miskin, pendatang atau tempatan. Yang pasti layani dulu, nanti yang lain bisa diurus kemudian," tegas Harris lagi.

Baca Juga: Numpang Tinggal Bersama 8 Anaknya di Rumah Majikan yang Selalu Menyuruh Pergi, Pasutri Diduga Siksa Anak Kandungnya Hingga Koma

Dia juga mengatakan, anggaran untuk kesehatan dari APBD sudah besar sehingga tak ada alasan warga yang sakit tak diobati.

"Anggaran kesehatan saat ini sudah besar dialokasikan dari APBD, jadi tak ada alasan bagi warga yang sakit untuk tidak diobati," tegasnya.

Raker Kesda diikuti oleh para medis yang datang dari 14 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih Pangkalan Kerinci, Poskesdes, dan faslitas kesehatan lainya yang ada di Kabupaten Pelalawan. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : TribunPekanbaru.com

Baca Lainnya