Boleh Dicontoh Indonesia, Taktik Taiwan Lawan Kuatnya Militer China, Andalkan Peperangan Asimetris

Sabtu, 18 Januari 2020 | 19:15
Taiwan Today

Boleh Dicontoh Indonesia, Taktik Taiwan Lawan Kuatnya Militer China, Andalkan Peperangan Asimetris

Sosok.ID - Karena kejadian pelanggaran wilayah yang dilakukan Coast Guard China di Natuna Utara, negeri ini harus segera sadar dan berbenah jika penguatan postur TNI tak bisa ditunda-tunda.

Sebab jika hanya mengandalkan diplomasi 'bacot' saja maka siapa yang takut.

Toh penguatan militer negeri ini untuk menjaga kedaulatan negara, bukan melakukan agresi karena tidak sesuai dengan UUD 1945.

Mengutip globalfirepower.com dan National Interest, sebenarnya China bertikai bukan hanya dengan Indonesia saja masalah klaim di lautan.

Dengan Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei, Jepang dan Taiwan mereka pun berseteru.

Baca Juga: Bisa Ditiru Indonesia di Natuna, Ini Dia Meriam Raksasa Militer Taiwan untuk Hantam Kapal Perang China Karena Pernah Ganggu Kedaulatannya

Nama negara terakhir tentu menjadi momok tersendiri bagi China karena Taiwan pernah 'menggampar' militer negeri Panda karena ganggu kedaulatannya.

Hal itu terjadi ketika Krisis Selat Taiwan Kedua tahun 1958.

Saat itu tentara China berusaha melakukan pendaratan amphibi di pulau Dongding.

Namun mereka malah dipukul mundur oleh Taiwan dengan tembakan gencar artileri raksasanya, Howitzer M1 'Guojin'.

Kalah dalam pertempuran tersebut China lantas membangun militernya secara besar-besaran sampai sekarang.

Baca Juga: Kena Karma Bagaimana Rasanya Kedaulatan Negara Terancam, China Ngamuk Gegara Armada Kapal Induk AS Berlayar di Selat Taiwan

Tak tanggung-tanggung sekarang China menduduki no.3 di tabel klasemen angkatan perang terkuat dunia.

Hal itu tentu saja membuat Taiwan was-was karena mereka tak akan bisa menandingi kekuatan raksasa China di masa sekarang jika perang secara head to head.

USNI News
USNI News

Bisa Ditiru Indonesia di Natuna, Ini Dia Meriam Raksasa Militer Taiwan untuk Hantam Kapal Perang China Karena Ganggu Kedaulatannya

Maka mau tak mau Taiwan harus ganti taktik untuk melawan China, yakni peperangan Asimetris.

Robert Tomes dari US Army War College menjelaskan : “Peperangan asimetris dapat dideskripsikan sebagai sebuah konflik dimana dari dua pihak yang bertikai berbeda sumber daya inti dan perjuangannya, cara berinteraksi dan upaya untuk saling mengeksploitasi karakteristik kelemahan-kelemahan lawannya."

"Perjuangan tersebut sering berhubungan dengan strategi dan taktik perang unconvensional. Pejuang yang lebih lemah berupaya untuk menggunakan strategi dalam rangka mengimbangi kekurangan yang dimiliki dalam hal kualitas atau kuantitas.” (Tomes, Robert, Spring 2004, Relearning Counterin surgency Warfare, Parameter, US Army War College).

Sedangkan Australia’s Department of Defence menyebut peperangan Asimetris lebih dititkberatkan kepada pihak yang lemah untuk melakukan pendadakan/serangan dadakan.

Baca Juga: Menlu Jepang Ikutan Gatal dengan Ulah China, Tegaskan Jika Natuna Sah Milik Indonesia

Karena memang kekuatan tak berimbang ini maka Taiwan seringkali membuat senjata penangkal jika China membangun mesin perang baru.

Sadar jika negara mereka tak bisa menang jika menyerang China, maka Taiwan berprinsip menguatkan militer mereka untuk pertahanan super defensif.

Salah satunya membuat rudal anti kapal Induk, Hsiung Feng III (Angin Keberanian).

ROC Navy
ROC Navy

Rudal Ant Kapal Hsiung Feng III Taiwan

Rudal anti kapal ini berkecepatan supersonik, mampu menggempur sasaran dengan jarak amat jauh yakni 402-1500 km dari tempat ia diluncurkan.

Hsiung Feng III bisa dipasang di kapal perang AL Taiwan macam Kang Ding Class, Cheng Kung Class, dan Jin Chiang Class.

Baca Juga: Dikira Hilang di Tengah Hutan Gunung Lawu Sampai Dicari Tim SAR, Pemuda Ini Ternyata Lakukan Hal Tak Lazim, Ini Pemicunya!

Bisa pula Hsiung Feng III dibopong di platform truk agar bisa mobile ditempatkan diberbagai titik operasi.

Pembuatan rudal ini tentu sejalan dengan taktik Asimetris karena galangan kapal China mampu membuat 28 buah kapal perang kelas berat hanya dalam tempo setahun.

Hal itu tidak mungkin disamai oleh Taiwan maka mereka membuat antidot-nya saja yakni rudal anti kapal.

Jikalau dilihat, Indonesia masih bisa meniru taktik perang Asimetris Taiwan ini dengan menggunakan rudal Yakhont TNI AL yang bisa dipasang di kapal maupun berplatform truk untuk Coastal Defense. (Seto Aji/ Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : national interest, globalfirepower.com, US Army War College

Baca Lainnya