Prabowo Melempem Hadapi Kenekatan China Dilaut Natuna, Susi Pudjiastuti Sindir Mengenai Kedekatan Menhan Dengan Negeri Tirai Bambu

Minggu, 05 Januari 2020 | 07:00
Kompas.com/Hendra A Setyawan

Prabowo Melempem Hadapi Kenekatan China Dilaut Natuna, Susi Pudjiastuti Sindir Mengenai Kedekatan Menhan Dengan Negeri Tirai Bambu

Sosok.ID - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menanggapi persoalan kapal Tiongkok yang masuk di Perairan Natuna.

Susi Pudjiastuti mengatakan, meskipun Indonesia bersahabat dengan Tiongkok, pemerintah tak boleh melindungi para pencuri ikan.

Susi ingin pemerintah menegakkan hukum yang berlaku, sebagai solusi menindak pelaku pencurian ikan di Perairan Natuna.

"Persahabatan antar negara Tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing."

Baca Juga: Pisah Ranjang 3-4 Tahun Lagi Hingga Masih Ada Wanita Lain di Hati, Ini Ramalan Mbak You yang Bikin Geger Antara Hubungan Syahrini - Reino Barack Dan Raffi - Nagita!

"Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF."

"Karena IUUF adalah crime/ kejahatan lintas negara," tulisnya dalam akun Twitter @susipudjiastuti, Sabtu (4/1/2020).

Susi Pudjiastuti kembali menuliskan cuitannya, ia menegaskan, penegakan hukum kepada para pencuri ikan ini berbeda dengan persahabatan antar negara maupun investasi.

"Perlakukan Pencuri Ikan dengan penegakan hukum atas apa yg merrka lakukan. Dan ini berbeda dengan menjaga Persahabatan atau iklim investasi," tulis akun @susipudjiastuti, Sabtu (4/1/2020).

Diketahu, kapal pencuri ikan dari negara asing yang memasuki Perairan Natuna meningkat.

Baca Juga: Dapat Tagihan Rp 37,5 Juta, Peserta BPJS Kesehatan Ini Justru Bersyukur, Sempat Lemas Lihat Nota Terry: Tagihan Totalnya Rp 37.550.201, Mak Dheg!

Pada Desember 2019 dan Januari 2020 ini, kapal asing yang memasuki perairan Indonesia terjadi saat nelayan lokal tidak melaut karena ombak tinggi.

Mengutip Kompas.com, kapal-kapal penangkap ikan itu bahkan dikawal kapal penjaga dari negara asing tersebut.

Akhirnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melayangkan nota protes setelah kapal China memasuki Perairan Natuna pada pertengahan Desember 2019 dan melakukan aktivitas yang diduga melanggar aturan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Pencurian ikan di wilayah laut Indonesia sebenarnya sudah berlangsung lama, mengingat sangat kayanya potensi ikan di perairan Tanah Air.

Baca Juga: Memang Serakah, Ini Dia Peta Klaim China Terhadap Natuna Utara yang Dijuluki Juluran Lidah Naga

Mengulik arsip masa lalu, pencurian ikan pernah marak terjadi sejak 1960-an.

Sementara, diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mengatakan, atas persoalan kapal Tiongkok di Perairan Natuna ini, tidak ada yang terganggu termasuk investasi dari Tiongkok.

Ia menyebut, antara Indonesia maupun Tiongkok memiliki sikapnya masing-masing.

Namun, Prabowo memastikan pemerintah Indonesia akan memberikan solusi yang baik.

"Kita masing-masing punya sikap, jadi kita harus mencari solusi yang baik," ujar Prabowo setelah rapat di kantor Kemenko Maritim, Jumat (3/1/2020), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Baca Juga: Skenario Perang Iran Vs Amerika, Negeri Ayatollah Khamenei Bakal Andalkan 'Si Kucing Gurun' untuk Lawan Jet Tempur Siluman F-35

"China adalah negara sahabat, kita harus selesaikan dengan baik," jelas Prabowo.

Saat ditanya mengenai adanya penambahan personel TNI atau tidak untuk pengamanan di Perairan Natuna, Prabowo mengatakan, pihaknya saat ini masih santai, jadi belum ada penambahan.

"Kita cool saja, santai," ungkap Prabowo Subianto.

Saat ini, anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah bersiaga di Perairan Natuna Utara, terkait adanya pelanggaran wilayah laut yang dilakukan sejumlah kapal Tiongkok.

Baca Juga: Dikhianati Dan Ditinggal Menikah Lagi, Sule Kepergok Tangisi Kematian Mantan Istrinya di Depan Rizky Febian Hingga Tak Mau Jauh Dari Jenazah Lina, Panji: Sabar Ya Kalian...

Pengendalian operasi siaga tempur dipimpin Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksamana Madya Yudo Margono.

TNI juga sudah menyiapkan alat utama sistem persenjataan, termasuk pesawat intai dan kapal Republik Indonesia.

(TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono, S.E., M.M. memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020).

Natuna Utara adalah wilayah yang menjadi perhatian utama pada 2020 ini.

Pada Senin (30/12/2019) lalu, dalam patroli rutin di perbatasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Laut Natuna Utara, KRI Tjiptadi-381 mendapati Kapal China, Coast Guard, yang mengawal kapal nelayan Tiongkok.

Petugas KRI Tjiptadi 381 membuka komunikasi dengan awak China Coast Guard dan mengusir mereka serta kapal nelayan untuk menjauh dari zona ekonomi ekslusif. (Nuryanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Tak Setuju Solusi Prabowo, Susi Pudjiastuti: Persahabatan Negara Tak Boleh Lindungi Pencurian Ikan"

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Tribunnews.com

Baca Lainnya