Memang Serakah, Ini Dia Peta Klaim China Terhadap Natuna Utara yang Dijuluki Juluran Lidah Naga

Sabtu, 04 Januari 2020 | 16:40
Kompas TV

Memang Serakah, Ini Dia Peta Klaim China Terhadap Natuna Utara yang Dijuluki Juluran Lidah Naga

Sosok.ID - Coast Guard China yang mengawal nelayannya mencuri dan menerobos Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia patut ditindak tegas.

Memang Indonesia cinta damai, tapi NKRI harga mati!

Lantas kenapa China amat getol mengirim kapal-kapalnya disekitaran Natuna Utara dan Laut China Selatan (LCS)?

Laut China Selatan (LCS) adalah laut tepi yang merupakan bagian dari Samudera Pasifik.

LCS membentang dari selat Karimata dan selat Malaka hingga ke selat Taiwan.

LCS cakupannya sangat besar dengan luas 3.500.000 square kilometers.

LCS memiliki potensi startegis dari segi ekonomi karena sepertiga kapal di dunia melintasinya.

Termasuk didalam LCS terdapat hasil laut yang mampu mencukupi kebutuhan pangan jutaan masyarakat di Asia Tenggara.

Baca Juga: Capek Habis Narik, Driver Ojol Ini Ketiduran Bangun-bangun Kebanjiran, Teman Malah Tak Menolong

Dan yang paling menggiurkan adalah adanya cadangan minyak dan gas alam lepas pantai dalam jumlah sangat besar disana.

Dengan adanya kekayaan alam seperti itu maka tak heran banyak negara yang tergiur untuk segera mengeksplorasi LCS.

Salah satunya adalah negeri Tirai Bambu, Tiongkok.

Setelah Perang Dunia II berakhir setelah Jepang kalah, Pemerintah Tiongkok merasa berhak atas kepemilikan pulau Spratley dan Paracel.

Tapi kedua gugus kepulauan itu juga diklaim oleh Filipina, Vietnam, Brunei dan Malaysia.

Hal tersebut kemudian menjadi sengketa laut selama bertahun-tahun hingga saat ini masih belum menemui titik temu kesepakatan antara negara-negara yang bertikai.

Keadaan semakin diperparah dengan reklamasi yang dilakukan oleh Tiongkok di sekitaran LCS.

Kabar terakhir Tiongkok sudah memasang sisten rudal anti kapal perang di kepulauan Spratley.

Baca Juga: Indonesia Siaga Tempur, Inilah Mesin-mesin Perang TNI yang Dikirim ke Natuna Utara untuk Menggebuk Coast Guard China

Pemerintah Tiongkok kemudian mengeluarkan garis batas laut yang dinamai 'Ten Dash Line' untuk mengklaim wilayah kepemilikannya di LCS yang menyerobot teritori laut milik Vietnam, Filipina dan Malaysia.

Walaupun Indonesia tidak dirugikan atas klaim Tiongkok menggunakan Ten Dash Line karena tidak ada wilayah lautnya yang dicaplok, namun pemerintah Indonesia tetap waspada.

Hal ini lantaran tinggal sedikit lagi Ten Dash Line yang berbentuk seperti lidah itu 'menjilat' pulau terdepan bagian utara Indonesia, Natuna.

Mau tak mau Natuna kini dijadikan pangkalan militer oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Anggaran pertahanan Indonesia yang semakin meningkat setiap periodenya berimbas pada penguatan batas negara terluar termasuk di Natuna.

Setelah pembangunan infrastruktur macam pelebaran dermaga, pembangunan landasan pacu, hanggar dan barak prajurit selesai maka isian 'alat penggebuk' pun mulai disuntikkan ke Natuna.

Baca Juga: Pesan Terakhir Lina Sebelum Hembuskan Nafas Terakhir Kepada Rizky Febian dan Putri Delina Ketika Menggendong Anak Ketiganya

Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ditempatkan di Natuna pun tak main-main.

Disana disiagakan tiga kapal perang ukuran besar sekelas Fregat dan Korvet untuk melakukan patroli di Laut China Selatan.

Ini berarti bakal ada Fregat Ahmad Yani Class dan Diponegoro Class milik TNI AL yang akan siaga disana.

Posisi Natuna, garis merah putus-putus adalah Ten Dash Line yang sedikit lagi mengenai Natuna

Sedianya juga akan ditempatkan kapal selam di Natuna untuk menanggulangi aspek peperangan bawah laut.

Belum selesai sampai disitu, rencananya di Natuna juga akan ditempatkan satu skadron pesawat tempur untuk melakukan operasi patroli udara.

Baca Juga: Mantan Istri Sule, Lina, Meninggal Dunia

Pesawat tempurnya pun merupakan kelas wahid macam F-16 C/D Block 52ID dan Sukhoi Su-27/30 milik TNI AU.

Merasa masih kurang? tenang ada lagi penambahan pasukan elite tiga matra milik TNI macam Marinir, Paskhas serta Kostrad.

Di Natuna juga disiagakan berbagai macam radar penjejak agar dapat mengetahui jika ada unsur asing yang menyelonong masuk ke teritori Indonesia tanpa izin.

Maka jadilah Natuna benteng terdepan Indonesia di Utara berkemampuan tiga matra baik darat. laut dan udara.

Perkuatan Natuna dimaksudkan sebagai unsur penangkal dengan jargon 'gebuk duluan sebelum masuk' dalam artian cegah dulu jauh diluar sebelum masuk ke teritori Indonesia.

Perkuatan di Natuna masih terus berlanjut dan disana nantinya akan ditempatkan peralatan tempur kelas satu nan canggih milik TNI untuk menghadapi agresifitas Tiongkok di LCS.(Seto Aji/Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Kompas.com, The Guardian

Baca Lainnya