Usap Air Mata Setelah Kena Tampar Senior! Viral Video Perploncoan Siswa Pelayaran, Ini Videonya!

Sabtu, 28 Desember 2019 | 09:05
Kolase Facebook Erna Guchi

Usap Air Mata Setelah Kena Tampar Senior! Viral Video Perploncoan Siswa Pelayaran, Ini Videonya!

Sosok.ID - Baru-baru ini sebuah video perploncoan kembali ramai diperbincangkan di media sosial.

Video tersebut menampilkan adegan kekerasan dari sejumlah senior di sekolah pelayaran pada junior mereka.

Unggahan video tersebut mulai beredar di media sosial Facebook setelah pertama kali akun bernama Erna Guchi pada Minggu (22/12/19).

Hingga hari Jumat (27/12/19) pada pukul 18.00 WIB, video tersebut telah disukai sebanyak 21.000 dan dikomentari 38.000 kali, serta dibagi sebanyak 105.000 kali.

Baca Juga: Poseidon, Torpedo Berhulu Ledak Nuklir Rusia yang Bisa Picu Perang Dunia III

Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan ulah beberapa oknum siswa sekolah yang masih menggunakan kekerasan.

Dalam unggahan tersebut, pengunggah menuliskan lokasi tempat sekolah pelayaran itu.

Erna Guchi menuliskan "Ini kejadian di sekolah Pelayaran di Jakarta. Astaghfirullah".

Video tersebut menggambarkan dua orang senior yang memakai seragam berwarna biru menampar sejumlah juniornya.

Bahkan ada salah satu junior sampai meneteskan air mata akibat kerasnya tamparan di pipi yang ia terima.

Baca Juga: Lakban Sepatu Bolong Sampai Makan Semeja Dengan Pegawai, Pria Ini Ternyata Anak Orang Paling Kaya di Indonesia, Karyawan: Ambil Minum Selalu Dihabiskan, Tidak Dibuang Percuma

Beberapa kali, siswa sekolah kejuruan tersebut mengusap matanya yang sembab lantaran tamparan yang ia terima.

Salah satu dari senior bahkan mendarat lebih dari satu kali tamparan menggunakan dua tangannya bak sedang latihan tinju.

Tangkapan layar Facebook Erna Guchi

Salah seorang junior terlihat memegangi kepala setelah terkena tamparan

Melansir dari Kompas.com yang mencoba menelusuri video viral tersebut, dan ternyata benar adanya bahwa videotersebut terjadi di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Pelayaran di Jakarta Utara.

Hal tersebut didapati setelah menghubungi pihak Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta, Diding Wahyudin.

Ia mengatakan, pihaknya mendapat laporan adanya pemukulan terhadap sejumlah siswa baru di SMK tersebut pada 24 Desember 2019.

"Lalu esoknya, 25 Desember 2019, saya langsung menindak lanjuti dan langsung datang ke SMK Malahayati," kata Diding saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/12/2019).

Baca Juga: Bareskrim Tangkap Pelaku Penyiraman Novel Baswedan, Ternyata Tersangka Merupakan Anggota Polri Aktif

Pada saat itu, ia langsung mengumpulkan orangtua, siswa, serta Kepala Sekolah SMK Malahayati.

amun, saat itu terdapat beberapa siswa yang masih berlayar dan belum pulang ke Tanah Air.

Tangkapan layar Facebook Erna Guchi

Seorang senior tampar beberapa juniornya

Pada pertemuan tersebut, dilakukan mediasi dan klarifikasi dari masing-masing pihak dan akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan.

"Itu kejadiannya sebenarnya sudah lama, tapi saya baru mendapat kabar pada 24 Desember 2019 kemarin," ujar dia, dikutip dari Kompas.com.

Berdasarkan surat klarifikasi yang dikirimkan Diding kepada Kompas.com, pemukulan itu dilakukan oleh taruna tingkat XI dan XII kepada taruna tingkat X.

Baca Juga: Istri Dibohongi dengan Alasan Kerja Lembur, Suami Malah Sekap dan Tiduri 6 Gadis Muda untuk Dijadikan Konten Video Dewasa

Dalam surat yang dikeluarkan oleh SMK Malahayati bernomor 200/SMK.PM/XII/2019 itu, pihak sekolah akhirnya memberikan sanksi mengacu Pergub DKI Jakarta No 86 Tahun 2019.

Pergub tersebut berisi tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan bagi peserta didik di satuan pendidikan dan lingkungan satuan pendidikan.

Setelah terjadinya kasus tersebut, SMK Malahayati akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut dalam rangka pelatihan, pengawasan dan pembinaan.

Baca Juga: Kena Tipu Ojek Online Dua Kali, Maia Estianty Mengamuk!

Selain itu, pihak SMK Malahayati juga memberikan sanksi terhadap pelaku tindak kekerasan, sehingga ke depannya tidak terulang kembali di lingkungan sekolah. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Facebook

Baca Lainnya