Cuma Mampu Beli Heli Cupu Little Bird 6 Biji Itu Pun Tak Jelas Kapan Datangnya, Malaysia Kalah Lagi dengan Myanmar yang Punya Mi-35

Kamis, 26 Desember 2019 | 17:45
Bernama

Cuma Mampu Beli Heli Cupu Little Bird 6 Biji Itu Pun Tak Jelas Kapan Datangnya, Malaysia Kalah Lagi dengan Myanmar yang Punya Mi-35

Sosok.ID - Sebuah Angkatan Darat modern haruslah mampu menggelar operasi Air Mobile/Mobile Udara untuk kepentingan taktis di lapangan.

Pasalnya sekarang tak jaman kemana-mana dalam pertempuran pasukan didrop menggunakan truk di titik operasi, kelamaan.

Makanya dalam angkatan darat modern harus punya dinas Aviasi.

Misalnya di TNI AD ada Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) atau istilah luarnya Combat Aviation Brigade.

Terdengar renyah memang mengatakan demikian namun dalam prakteknya membentuk Combat Aviation Brigade susahnya bukan main, perlu kemauan dan dana yang sangat besar agar sebuah angkatan darat mempunyai dinas aviasinya sendiri.

Baca Juga: Inilah Sosok Pengemudi Ojol Pertama di Indonesia, Bermula dari Sering Antar Makanan untuk Mendikbud Nadiem Makarim Hingga Ditodong Senjata oleh Ojek Pangkalan

Apalagi di negara-negara Asia Tenggara sedang berlomba membangun kekuatan militernya masing.

Negara seperti Indonesia, Myanmar, Singapura, Brunei, Vietnam, Thailand dan Filipina getol betul belanja mesin perang besar-besaran demi menangkal hegemoni China.

Bagi negara berkocek tipis silahkan lihat saja.

Gebrakan yang terasa dalam belanja mesin perang ini tentunya Myanmar.

Entah dengan tujuan apa, Junta militer Myanmar seakan sedang terancam dan amat giat membangun postur angkatan perang mereka secepat mungkin.

Jangan remehkan, Myanmar dengan asistensi China mampu membangun kapal Fregat modern UMS Kyan Sittha dan UMS Sinbyushin.

Walau belum jelas mempunyai dinas aviasi seperti diatas, Myanmar juga membeli sederet helikopter untuk mendukung operasi Mobile Udara.

Penerbad
Penerbad

Mi-35 si Tank Terbang

Trio Rusia dipilih sebagai tulang punggung mereka yakni Mil Mi-2, Mi-17 dan sang monster Mi-35 Hind yang ditugaskan untuk menghancurkan tank.

Ditambah lagi helikopter macam Bell UH-1, Alouette III dan PZL W-3 Sokol.

Semua itu dilakukan Myanmar demi menjaga kedaulatan negara mereka.

Lain dulu lain sekarang, nasib miris justru dialami angkatan perang Malaysia.

Niat hati mereka juga hendak membangun angkatan perang namun dana cekak yang didapat.

Bahkan untuk urusan heli serang Malaysia kalah telak dengan Myanmar dan ada kasus memalukan yang menimpa negeri Jiran itu.

Baca Juga: Kisah Mantan Preman, Bekas Ajudan Hercules Ini Kini Banting Setir Jadi Tukang Kebun, Ini Alasannya!

Mengutip freemalaysiatoday.com, pada tahun 2015 lalu Malaysia menyatakan membeli helikopter MD530G Little Bird saat diadakan pameran LIMA 2015.

Jumlahnya pun amat 'menyilaukan' mata yakni 6 unit saja.

Bernama
Bernama

Little Bird

Akan tetapi nyatanya itu cuma akal-akalan saja segelintir pejabat pertahanan Malaysia untuk lahan korupsi.

Kementerian Pertahanan Malaysia saat itu juga menunjuk pihak ketiga yang tidak jelas untuk mengurus pembelian ini.

Tapi sampai detik ini pun helikopter 'cupu' itu tak datang-datang.

"Ditemukan bahwa helikopter yang tampil di LIMA 2015 bukan benar-benar MD530G tetapi varian lain, MD530F (dengan nomor seri N369FF)," kata sumber yang tak mau disebutkan namanya.

Sialnya lagi duit banyak sudah dikeluarkan Malaysia tapi helikopter belum juga tiba.

Baca Juga: Keinginan untuk Meminang Janda yang Usianya Lebih Tua dari sang Ibu Tak Direstui Keluarga, Pemuda 26 Tahun Ini Nekat Gantung Diri Usai Makan Rujak Bersama Keluarganya

"Masalah utama adalah bahwa tidak ada uji tuntas nyata yang dilakukan dengan pemerintah," kata sumber itu.

"Proses pengambilan keputusan untuk aset militer vital akan membutuhkan waktu sehingga penelitian pasar, uji tuntas, dan pemeriksaan manajemen nilai dapat dilakukan."

"Ini sangat tidak bertanggung jawab karena membuka pemerintah terhadap risiko kerugian finansial dan kegagalan untuk mendapatkan helikopter."

Pada 2015, perusahaan yang mengirim mengirim proposal ke Hishammuddin (Menham Malaysia sebelumnya) senilai US $ 60 juta.

"Hanya tiga bulan kemudian, ia mengajukan proposal lain, kali ini lebih dari US $ 70 juta," kata sumber itu kepada FMT.

"Hanya dalam tiga bulan, harga entah kenapa naik lebih dari 20%."

Terlebih para pejabat tinggi militer Malaysia tak yakin dengan kemampuan heli Little Bird.

"Satu keluhan adalah bahwa itu tidak memiliki catatan yang terbukti tempur," kata seorang pensiunan pejabat angkatan udara. (Seto Aji/Sosok.ID)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Freemalaysiatoday.com