Sosok.ID - Seorang anak kecil akan menyimpan memori tentang rasa pahit yang pernah ia alami hingga beranjak dewasa.
Pengalaman buruk tersebut bisa membentuk karakter si anak menjadi seorang yang pendendam.
Bahkan ia akan melakukan segala cara untuk dapat membalas perlakuan buruk yang pernah ia dapatkan semasa kecil.
Hal tersebut seperti kisah seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Pasuruan beberapa waktu lalu.
Tersangka penusukan Yasin Fadilla (49) warga Dusun Kisik, Desa Gempol, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan akhirnya diringkus Satreskrim Polres Pasuruan.
Tersangka itu adalah M Maulud Riyanto, pelajar SMK umur 18 tahun yang juga bertetangga dengan korban. Dia ditangkap tak lebih dari 24 jam setelah penusukan.
Saat dihadapkan pada sejumlah wartawan yang mengikuti jumpa pers yang digelar Polres Pasuruan, Riyanto mengaku khilaf. Ia juga mengaku sudah dendam kepada korban karena sebuah peristiwa yang terjadi ketika Riyanto masih kelas 6 SD.
"Saya dendam sejak kecil, sejak saya duduk di bangku kelas 6 SD," kata Muhammad Maulud Riyanto, Kamis (19/12/2019) pagi setelah polisi berhasil mengamankannya Selasa (17/12/2019).
Tersangka mengakui dendam itu tidak bisa diredam. Ia dendam karena almarhum ibu kandungnya pernah diperkosa sama Yasin Fadillah.
"Ibu saya dulu diperkosa sama dia. Itu saya dengar sendiri saat saya masih SD. Ada pak RT dan warga datang ke rumah dan minta damai saat itu. Nah, itu dendam saya sampai sekarang," jelasnya.
Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan, pembunuhan ini motifnya sudah terungkap, yakni dendam. Tersangka menyimpan dendam dengan korban.
"Dendamnya masalah keluarga. Ini pembunuhan berencana, tersangka masih duduk di bangku SMK, statusnya pelajar," kata Kapolres.
Rofiq, sapaan akrab Kapolres Pasuruan, mengatakan, disebut pembunuhan berencana karena keterangan dari para saksi disandingkan dengan keterangan tersangka ini bisa disimpulkan bahwa pembunuhan ini sudah disiapkan.
Ia menerangkan, tersangka ini sudah menyiapkan pisau untuk menusuk korbannya sejak satu bulan sebelum hari dimana tersangka menyerang korban.
"Pisau itu disimpan di dalam kamarnya. Begitu dia tahu kalau korban ini datang ke rumah yang dekat dengan rumahnya korban langsung menyiapkannya," kata Kapolres.
Selain itu, kata Kapolres, tersangka juga sempat mengintai korban. Artinya, sebelum korban ditusuk, tersangka mengamati pergerakan korbannya. Ia memantaunya dengan sepeda angin yang dipinjamnya dari temannya.
"Dia ikuti pergerakan korban. Setelah itu, tersangka mengambil pisau yang sudah disiapkan di rumah. Dan kembali berjaga - jaga di dekat lokasi korban berada," papar dia.
Kapolres menerangkan, tersangka ini sempat menggunakan topi, masker dan jaket. Begitu melihat korban keluar dari rumah tetangganya, tersangka langsung datang dan menusuk korban.
Selanjutnya, kata dia, tersangka pergi dari lokasi. Ia sempat bersembunyi di rumah saudaranya yang kosong dan tidak lagi dihuni. Tak lama, ia menghubungi adik kandungnya.
"Dia minta uang ke adiknya dan minta diantarkan ke Ngoro, Mojokerto. Tersangka naik bus kuning ke arah Terminal Mojokerto dari Ngoro. Setelah itu, tersangka naik bus menuju Kediri," tambhanya.
Di Kediri, kata Kapolres, tersangka diamankan. Ia mengaku pihaknya masih mendalami kasus ini. Untuk sementara, baru satu tersangka yang diamankan. (Galih Lintartika)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Dendam Karena Ibunya Pernah Diperkosa, Pelajar SMK di Pasuruan Tusuk Tetangga"