10 Tahun Sempat Lupa Pernah Tanam Mortir di Belakang Rumah, Teringat Tanah Diatasnya Diinjak-injak Tetangga, Ternyata Daya Ledaknya Ngeri, Ini Buktinya!

Sabtu, 07 Desember 2019 | 15:47
(Muh. Amran Amir) / KOMPAS.COM

10 Tahun Sempat Lupa Pernah Tanam Mortir di Belakang Rumah, Teringat Tanah Diatasnya Diinjak-injak Tetangga, Ternyata Daya Ledaknya Ngeri, Ini Buktinya!

Sosok.ID - Warga desa KM 9 Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang kota Palopo, digegerkan dengan kedatangan tim Gegana Brimob Polda Sulsel.

Kedatangan tim Gegana pada hari Jumat (6/12/19) tersebut setelah ada laporan dari seorang warga.

Tim Gegana datang untuk mencari sebuah mortir yang pernah ditanam oleh salah seorang warga 10 tahun yang lalu.

Diduga mortir itu adalah peninggalan masa kemerdekaan, jaman kolonial Belanda ataupun Jepang kala itu.

Baca Juga: Tidur Diapit Orang Tuanya, Bayi Ini Tiba-tiba Hilang, Diduga Diambil Gunakan Ilmu Hitam Hanya Gegara Alasan Sepele, Ayah: Seperti Ada Sirep Gitu!

Dilansir dari TribunPalopo.com, Awal mula ditemukan mortir tersebut pada tahun 2010 silam.

Benda yang berbentuk seperti jantung pisang dengan kondisi berkarat tersebut ditemukan di tengah hutan, tepatnya di daerah Bunian Latuppa Kota Palopo oleh seseorang bernama Thomas.

Benda tersebut kemudian diserahkan kepada kerabatnya, Amur untuk disimpan.

Karena merasa khawatir, Amur menyerahkan benda tersebut kepada temannya yang bernama Anton, seorang petani di Jl. Andi Ahmad KM 09 Kelurahan Latuppa Kecamatan Mungkajang Kota Palopo.

Baca Juga: Kepala Bayi Terlanjur Keluar, Perwira Polisi Nekat Bantu Ibu Muda Lahiran di Tengah Hutan dengan Modal Kain Seadanya: Tak Ada yang Berani Nolong

(Muh. Amran Amir)/Kompas.com

Tim Gegana Polda Sulsel melakukan penggalian terhadap benda berupa Mortir yang ditanam warga sejak 10 tahun silam di Kilometer 9, Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo, Jumat (06/12/2019)

Anton kemudian berinisiatif menanam mortir tersebut dibawah bebatuan yang terletak tidak jauh dari pemukiman masyarakat.

Celakanya Anton lupa karena pernah menanam benda berdaya ledak tinggi tersebut bahkan sampai 10 tahun.

Ia teringat kembali pernah menanam mortir yang sewaktu-waktu bisa melukai banyak orang tersebut baru-baru ini.

Warga desa KM 9 itu teringat saat ada hajatan di rumahnya, sedang tempat ia menanam mortir digunakan sebagai dapur pesta.

Baca Juga: Lihat Ibunya Habis Ditendangi di Pinggir Jalan Tanpa Ada yang Menolong, Bocah Ingusan Ini Histeris Balas Pukuli Ayahnya Hingga Pasang Badan untuk sang Ibu

Seketika sesaat setelah teringat pernah menanam mortir di belakang rumah, Anton pun langsung menghubungi pihak berwajib.

“Waktu di sini ada pesta dan dapur berada di daerah itu. Saya ingat bahwa di sekitar batu itu pernah saya tanam benda berupa mortir, saya khawatir akan meledak, sehingga saya melapor,” ujar dia, dikutip dari Kompas.com.

hamdan/tribunpalopo.com

Gegana Brimob Polda Sulsel berhasil menjinakkan mortir di KM 9 kelurahan Latuppa, kecamatan Mungkajang kota Palopo, Jumat (6/12/2019).

Tim Gegana Polda Sulsel dan Polres Palopo langsung ke lokasi dan melakukan penggalian usai menerima laporan tersebut.

Wakapolres Palopo, Kompol Ade Noho mengatakan, benda yang sedang digali tersebut diduga adalah mortir militer.

“Setelah dilakukan pencocokan contoh, yang ada di dalam itu adalah mortir militer yang diperkirakan peninggalan kolonial ataupun Jepang,” ucap dia, dikutip dari Kompas.com.

Proses penggalian mortir yang disimpan Anton di bawah batu besar, membutuhkan waktu 45 menit.

Baca Juga: Sejak Bayi Sudah Mengalami Penuaan Dini, Kini Gadis 15 Tahun Ini Nampak Seperti Nenek Renta, Hidupnya Begitu Menderita Sampai Terpaksa Putus Sekolah Gegara Fisiknya yang Berbeda

Setelah ditemukan, mortir dibawa ke sebuah lokasi yang aman dari warga, yakni di Kilometer 5 Kelurahan Murante untuk diledakan.

(Muh. Amran Amir) / Kompas.com

Tim Gegana Polda Sulsel berhasil menjinakkan dan memusnahkan Mortir peninggalan perang dunia kedua yang disimpan warga di belakang sebuah rumah di bawah batu besar di Kilometer 9, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo, Jumat (06/12/2019)

“Hari ini kami lakukan teknik disposal atau pemusnahan sehingga barang ini sudah dianggap tidak ada dan sudah musnah,” kata Sahruna, dikutip dari Kompas.com.

“Mortir militer ini merupakan peninggalan perang dan masih aktif sehingga pemusnahannya dilakukan radius lebih dari 200 meter untuk menghindari fragmentasi. Makanya kami cari titik lokasi yang aman dari masyarakat,” kata Sahruna menambahkan, dikutip dari Kompas.com. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, TRIBUNPALOPO.COM

Baca Lainnya