Marah! Menteri BUMN Akan Obrak-Abrik Direksi Garuda Indonesia Gegara Kasus Harley Davidson, Erick Thohir: Bongkar Total Manajemen BUMN....

Sabtu, 07 Desember 2019 | 11:30
WARTA KOTA - Henry Lopulalan

Marah! Menteri BUMN Akan Obrak-Abrik Direksi Garuda Indonesia Gegara Kasus Harley Davidson, Erick Thohir: Bongkar Total Manajemen BUMN....

Sosok.ID - Penemuan onderdil Harley Davidson yang ternyata adalah satu rangkaian membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama dengan Menteri Keuangan (Menkeu) dan Dirjen Bea Cukai Berang.

Pasalnya, yang menjadi otak penyelundupan tak lain adalah direksi dari PT Garuda Indonesia sebagai maskapai kebanggaan.

Usai terbongkar kasus penyelundupan satu motor Harley dan juga sepeda Brompton yang mencapai harga selangit tersebut, pemerintah mengambil sikap keras.

Salah satunya adalah pemberhentian kerja dari salah satu direksi di PT Garuda Indonesia berinisial AA.

Baca Juga: Terlalu Sering Dimanja, Seorang Pemuda Nekat Gores Mobil BMW Senilai Ratusan Juta Demi Dibayar Sang Ayah, Kisahnya Sampai Viral!

AA yang merujuk pada Ari Askhara tersebut diduga oleh Erick Thohir melibatkan direksi lainnya.

Hal tersebut sedang ditelusuri oleh pihak kementerian yang bersangkuta dan akan ditindak tegas apabila ada yang terlibat.

Gegara kasus tersebut, Menteri BUMN, Erick Thohir akan melakukan pembersihan besar-besaran di tubuh Garuda Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, Erick akan merombak total jajaran direksi PT Garuda Indonesia usai kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda lipat mewah Brompton di pesawat Airbus A330-900 Neo.

Tak hanya mencopot Ari Askhara dari kursi direktur utama, sejumlah direksi maskapai pelat merah itu akan diganti jika memang ikut terlibat.

Baca Juga: Kisah Prajogo Pangestu, Dari Sopir Angkot Hingga Jadi Orang Terkaya Nomor 3 di Indonesia, Begini Perjuangannya!

"Kalau memang kotor ya kita bongkar, lah. Ini kan amanah," ujar Erick Thohir, usai peresmian Jalan Tol Kunciran-Serpong di Tangerang Selatan, Jumat (6/12/2019), dikutip dari Kompas.com.

Tribunnews.com

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan kasus penyelundupan onderdil Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton ini merugikan negara hingga Rp1,5 miliar.

"Pak Presiden sudah buat statement yang cukup terbuka bahwa bongkar total manajemen BUMN selama itu tidak benar," kata Erick, dikutip dari Kompas.com.

Saat konferensi pers atas kasus penyelundupan motor dan sepeda di pesawat Airbus A330-900, Menteri BUMN merasa dikecewakan.

Apa yang dilakukan Ari Askhara tampak seperti tindakan penyelundupan yang sudah direncanakan dan sangat sistematis.

"Karena yang sedih ini dilakukan sistemik. Dalam arti dirutnya ada kerja sama ini itu terus, bukan individu," kata Erick, melansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Koar-koar Bisa Kantongi Rp 200 Juta Sekali Manggung, Saldo 2 ATM Milik Penyanyi Ini Ternyata Tak Sampai Rp 5 Juta Bila Digabungkan

"Bahkan pesawat saja dipakai yang notabene masih uang negara (fasilitas negara). Masuk ke hanggar, ya itu kan sudah skenario," ujarnya, melansir dari Kompas.com.

Sebelum melakukan perombakan total, Erick akan melaksanakan pertemuan dengan para komisaris PT Garuda Idonesia, untuk menyelidiki oknum lain yang terlibat.

Erick pun sudah tak ragu lagi merombak manajemen atau jajaran direksi PT Garuda Indonesia jika memang ditemukan indikasi melanggar tata kelola perusahaan yang baik.

"Tidak masalah kalau ganti total, kalau memang iktikad tidak baik, ya ganti total," ujar Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 lalu ini, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Bukannya Marah, Ibu Ini Justru Berterima Kasih pada Putrinya yang Tak Sengaja Pecahkan Guci Kesayangannya, Rupanya Ada Harta Karun yang Tersimpan di Dalamnya

Tetapi Erick Thohir juga menambahkan langkah pembersihan yang ia lakukan untuk PT Garuda Indonesia tersebut akan dilakukan sesuao prosedur yang berlaku pada perusahaan terbuka seperti halnya perusahaan lainnya.

"Prosesnya karena (perusahaan) terbuka harus seperti itu. Saya tidak mau juga ada pesan yang salah yakni seakan-akan pemerintah mengintervensi atau masuk di segi korporasi, apalagi (perusahaan) yang terbuka," ujarnya., dikutip dari Kompas.com. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Kompas TV

Baca Lainnya