Suami dan Mertua Tak Mau Mengakui Anaknya yang Tak Sempurna, Dina Harus Berjuang Sendirian Membesarkan Buah Hatinya di Tengah Himpitan Ekonomi, Berikut Kisahnya yang Memilukan

Senin, 02 Desember 2019 | 12:40
Kompas.com/Hamzah Arfah

Ilustrasi bayi pengidap hidrosefalus

Sosok.id - Walaupun ditinggalkan suaminya, namun wanita ini tetap tegar menjalani hidupnya.

Sekali pun ia harus merawat anak kandungnya yang memiliki cacat lahir.

Namun, ia tetap setia memberikan kasih sayang pada buah hatinya.

Dina Oktavia (21) tak menyangka kehadiran buah hati hasil pernikahannya dengan sang suami, menyebabkan keretakan rumah tangganya.

Baca Juga: Makan Biaya Capai Rp 500 Juta Hingga Jadi Parameter Kualitas Pendidikan Termahal di Indonesia, Penghapusan UN Sempat Ditolak Mantan Wapres

Setidaknya hal itu yang diungkapkan Dina Oktavia, ibu dari Muhammad Pandhu Firmansyah yang saat ini berusia lima bulan itu.

"Suami saya sudah satu bulan ini pergi, katanya malu punya anak tidak sempurna," ungkap Dina yang bercerita sambil berkaca-kaca.

Sang anak yang bernama Pandhu itu memang mengidap penyakit tak biasa.

Sesuai diagnosa dokter, Pandhu mengidap Hidrosefalus, sang anak pun juga mengalami kerusakan pada bagian wajahnya, khususnya di bagian bibir, hidung dan kedua matanya.

Baca Juga: Mengaku Keracunan, Saat Diperiksa Dokter Tubuh Bocah 4 Tahun Ini Justru Penuh Luka Lebam dan Sering Ngigau Teriak 'Ampun Budhe', Fakta Mengejutkan Terungkap!

Dina bercerita, sang suami merasa malu memiliki anak yang terlahir tidak sempurna itu.

Terlebih, mertua Dina juga enggan mengakui keberadaan Pandhu yang merupakan hasil pernikahan Dina bersama sang suami.

Dina menyadari, pernikahannya itu sempat ditentang sang mertua lantaran kondisi Dina yang berlatar belakang keluarga tak beruntung. Hanya saja, pasangan muda itu masih bisa menjalani cobaan itu hingga memiliki buah hati.

Namun, belakangan, sang suami beserta keluarganya enggan mengakui Pandhu lantaran terlahir dalam kondisi tak normal.

Baca Juga: Jerit Tangis Napi di Jambi dari Balik Jeruji, Keluarga Nekat Bawa Jasad Orangtuanya ke Depan Lapas Gegara Tak Diizinkan Pulang Melayat

"Malu gara-gara cucunya gak sempurna," terang Dina.

Penderitaan Dina pun kian bertambah, saat belakangan sang suami menyuruh dirinya mengurus cerai sendiri.

"Untuk makan sehari hari kadang ada kadang enggak gitu saya harus ngurus cerai sendiri," ucap Dina."

SURYA.co.id/Yusron Naufal Putra
SURYA.co.id/Yusron Naufal Putra

Dina Oktavia saat menggendong sang anak Muhammad Pandhu Firmansyah, Minggu (01/12/2019). Rumah petak Dina Oktavia di kawasan Jojoran STAL 5B Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Surabaya

Harapkan Uluran Tangan Pemerintah, Dina : Kami Harap Bisa Tinggal di Rusun

Baca Juga: Disebut Sebagai Spesies Baru, Nyatanya Ini Dibalik Kebenaran Hewan-hewan Berwajah Aneh

Kondisi tempat tinggal Dina Oktavia (21) memang sangat memprihatinkan.

Di rumah petaknya yang berukuran 2x6 itu, dirinya harus membesarkan anaknya yang berkebutuhan khusus.

"Saya sewa perbulan lima ratus ribu," kata Dina saat ditemui di rumahnya di kawasan Jojoran STAL 5B, Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (1/12/2019).

Menurut Dina, dirinya ingin membesarkan anak semata wayangnya dalam kondisi yang layak.

Baca Juga: Kelaparan Hingga Pingsan, Murid-murid di Wilayah Ini Hanya Berangkat Sekolah Bila Ada Makanan Untuk Mereka!

Hanya saja, kondisi ekonomi memaksa dirinya tinggal di rumah yang sempit bersama ibu kandung dan anak semata wayangnya yang berkebutuhan khusus.

Belum lagi, rumah itu banyak tikus yang berkeliaran. Sehingga, Dina mengaku takut anaknya digigit.

Dina trauma terhadap gigitan tikus. Sebab, kondisi anaknya yang mengidap Hidrosefalus ditengarai lantaran virus tikus.

"Saya waktu hamil dua kali digigit tikus," katanya.

Baca Juga: Biasa Dikelilingi Wanita Cantik, Hotman Paris Mendadak Panas Dingin Hingga Berkeringat Ketika Lihat Tingkah Genit Lucinta Luna : Mati Deh Aku!

Sehingga, ia pun berharap keluhannya itu didengar oleh Pemerintah Kota Surabaya bahkan Pemerintah Provinsi Jatim.

"Ingin anak saya terjamin. Agar lekas sembuh," harapnya.

Kelainan Sejak dalam Kandungan

Anak semata wayang Dina yang bernama Muhammad Pandhu Firmansyah masih berumur lima bulan.

Baca Juga: Kisah Pilu Nurul Faqih, Berangkat Pagi Menuju Untuk Diwisuda, Meninggal Gegara Ditabrak Motor, Ini Video Kesedihan Kakak Saat Gantikan Adiknya!

"Anak saya kelainan sejak dalam kandungan," kata Dina saat ditemui dirumahnya di kawasan Jojoran STAL 5B Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Minggu (1/12/2019).

Sembari bercerita, Dina terus meneteskan air matanya.

Terutama ketika bercerita sang anak yang mengidap beberapa penyakit.

Karena, selain mengidap penyakit Hidrosefalus, sang anak pun mengalami kerusakan pada bagian wajahnya, khususnya di bagian bibir, hidung dan kedua matanya.

Baca Juga: Oknum Camat Tak Sengaja Sebar Video Mesumnya dengan Selingkuhan, Warganya Ngamuk

Dina bercerita, sang anak, Pandhu baru saja keluar dari rumah sakit untuk menjalani operasi pemasangan selang untuk saluran cairan di kepalanya di RSU dr Soetomo Surabaya.

"Ini masih rawat jalan," ungkap Dina dibalik wajahnya yang nampak sendu itu.

Di tengah perjuangan dirinya merawat sang anak itu, suami Dina sudah lama meninggalkan dirinya seorang diri.

Karena kondisi seperti itu, Dina harus berjuang sendirian tanpa sang suami dalam merawat sang buah hati.

Baca Juga: Saipul Jamil Jatuh Miskin Gegara Dipenjara? Rumah Pedangdut Itu Kini Dijual

Kini, Dina hanya bisa ditemani ibu kandungnya di dalam rumah petak berukuran 2X6 M.

"Saya tinggal disini sama ibu saya, bapak saya meninggal Kamis kemarin," kata Dina.

Hidrosefalus

Sekadar diketahui, Hidrosefalus adalah kondisi yang ditandai oleh ukuran kepala bayi yang membesar secara tidak normal akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak.

Baca Juga: Lebih Berharga Daripada Emas, Hewan Ini Sampai Dijaga Tentara Supaya Tidak Diambil Oleh Pemburu

Dilansir dari HelloDokter, otak normal mengandung cairan bening yang diproduksi dalam rongga ventrikel otak.

Cairan ini disebut dengan cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal mengalir dari sumsum tulang belakang ke seluruh otak untuk menunjang berbagai fungsi otak.

Namun ketika jumlahnya berlebihan, ini justru akan mengakibatkan kerusakan permanen jaringan otak yang menyebabkan terganggunya perkembangan fisik dan intelektual anak.

Pembesaran ukuran kepala terjadi karena jumlah produksi cairan serebrospinal berlebih sehingga menekan tengkorak, atau karena cairan serebrospinalnya tidak dapat mengalir dengan baik di dalam otak.

Baca Juga: Berawal dari Suara Tangisan Mirip Bayi, Prajurit TNI Ini Jatuh Bangun Diterjang Ombak Demi Menolong Nyawa Makhluk Hidup

Sebagian besar kasus hidrosefalus pada anak terjadi sejak lahir (cacat lahir bawaan/kelainan kongenital).

(Surya/Yusron Naufal Putra)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Suami Pergi Karena Malu, Tinggalkan Dina Oktavia Sendirian Rawat Anak Penderita Hidrosefalus

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Surya

Baca Lainnya