Uji Kekuatan, Pesilat Ini Meregang Nyawa Usai Kejang-kejang Gegara Ditendang Senior di Bagian Perutnya, Begini Penjelasan dan Kronologi Lengkapnya

Selasa, 26 November 2019 | 11:20
The Indian Express

Ilustrasi mayat

Sosok.id - Seorang pesilat meregang nyawa setelah perutnya ditendang oleh seniornya saat latihan.

MAM (13) meninggal dunia akibat ditendang oleh seniornya, FAS (16) saat melakukan latihan rutin di Desa Ngrendeng, Kaloran, Gemolong, Sragen, Jawa Tengah pada Minggu (24/11/2019).

Warga Dukuh Blumbang, Desa Saren, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah itu diketahui menjadi anggota perguruan pencak silat Persatuan Setia Hati Terate (PSHT).

Melansir dari Kompas.com dan Tribun Solo, insiden nahas ini terjadi sekitar pukul 23.00 WIB.

Baca Juga: Gelap Mata Saat Melihat Istri Diperkosa Sahabat Sendiri, Pria Ini Bacok Kawannya Berkali-kali Hingga Tewas, Terungkap Fakta yang Mengejutkan

Adapun, insiden berawal ketika korban mengikuti latihan bersama 20 peserta PSHT pemula lainnya pada pukul 20.00 WIB.

Kemudian korban mengikuti latihan semacam uji kekuatan perut.

Berdasarkan pengakuan salah seorang senior, korban ditendang di bagian perutnya.

Saat korban menyiapkan kuda-kuda, FAS langsung menendang di bagian perut.

Baca Juga: Dikira Pria Beranting dan Tato Pakai Jilbab Hingga Akan Ditelanjangi Warga, Wanita Ini Kepergok Nyelonong Masuk Kamar Pemilik Rumah Tanpa Ijin, Begini Akhirnya!

Usai mendapatkan tendangan, korban jatuh ke belakang dan mengalami kejang-kejang.

Setelah meihat keadaan korban, FAS pun langsung menolongnya dengan mengurut perutnya.

Namun usahanya itu tak membuahkan hasil, hingga akhirnya dibawa ke bidan.

Selanjutnya korban segera dilarkan ke RSU Islam Yakssi Gemolong karena tak sadarkan diri.

Baca Juga: Bertahun-tahun Jadi Saksi Bisu Perselingkuhan Krisdayanti, Aurel Hermansyah Pernah Boikot Ibunya Sendiri di Facebook

Sesampainya di rumah sakit, korban lalu diberi pertolongan pertama oleh dokter dengan menggunakan alat pacu jantung.

Namun sayangnya nyawa korban tak berhasil ditolong dan ia pun meninggal dunia sekitar pukul 23.00 WIB.

Pjs Kasubbag Humas Polres Sragen AKP Suharno membenarkan kejadian ini.

"Iya, benar kejadian itu," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com pada Senin (25/11/2019).

Baca Juga: Kini Harus Pakai Selang Oksigen Kemana-mana, Ashanty Pernah Nyaris Jatuh Pingsan Saat Sholat Gegara Penyakit Ini, Sakit Kepala Dahsyat yang Tak Tertahan

Suharno menyebut bahwa kasus ini masih didalami.

"Sementara masih kita dalami dulu. Karena semua masih anak-anak," jelasnya.

Ia juga menambahkan, kasus ini masih ditangani secara intensif oleh Satreskrim Polres Sragen apakah ada motif atau penyebab lain yang menyebabkan korban meninggal.

Sementara itu, Ketua PSHT Sragen, Jumbadi juga membenarkan adanya kejadian yang menewaskan anak didiknya itu.

Baca Juga: Plin-plannya Menpora Malaysia, Sempat Tak Ada Ucapan Maaf dan Sebut Video Pengeroyokan Hoaks, Kini Malah Tawarkan Penjarakan Rakyatnya Sendiri, Jilat Ludah Sendiri?

"Sebenarnya itu hanya latihan biasa gak ada kaitannya apa-apa," ujar Jumbadi kepada Tribun Solo, Selasa (26/11/2019).

Jumbadi juga menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dan balas dendam dalam insiden ini.

"Ini sebenarnya latihan biasa tidak ada unsur apa-apa, unsur dendam atau kesengajaan atau apapun tidak ada," tegas Jumbadi.

"Tendangan perut itu biasa, kalau tendangan perut hanya untuk menguatkan (bagian) perut, bukan tendangan disengaja dengan kekuatan si penendang," jelasnya.

Baca Juga: Tidak Usah Perang, dengan TNI Tempatkan Kekuatan Militernya di Natuna Sudah Bisa Bikin Malaysia Jatuh Miskin

Jumbadi menyebutkan bahwa FAS sudah diperkenankan melatih karena ia telah disahkan menjadi warga PSHT sejak bulan September 2019 lalu.

"Yang melatih sebenarnya kalau di SH Terate, kalau sudah menjadi pendekar atau disahkan menjadi warga sebenarnya sudah (boleh)," terang Jumbadi.

"Yang melatih diwisuda tahun ini bulan suro kemarin, bulan September itu," imbuhnya.

Jumbadi juga memastikan bahwa FAS telah mendapat sejumlah pembekalan sebelum diperkenankan melatih anggota lainnya.

Baca Juga: Hanya Bermodal Omong Besar dan Anak Manja Orang Kaya, Pebalap MotoGP Tak Kompeten Ini Buat Berang Casey Stoner

"Sebelumnya sudah mendapat pembekalan-pembekalan secara teori, cara melatih, cara mendidiknya, semua sudah dikasihkan," pungkasnya.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, Tribun Solo

Baca Lainnya