Sosok.id - Seorang pesilat meregang nyawa setelah perutnya ditendang oleh seniornya saat latihan.
MAM (13) meninggal dunia akibat ditendang oleh seniornya, FAS (16) saat melakukan latihan rutin di Desa Ngrendeng, Kaloran, Gemolong, Sragen, Jawa Tengah pada Minggu (24/11/2019).
Warga Dukuh Blumbang, Desa Saren, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah itu diketahui menjadi anggota perguruan pencak silat Persatuan Setia Hati Terate (PSHT).
Melansir dari Kompas.com dan Tribun Solo, insiden nahas ini terjadi sekitar pukul 23.00 WIB.
Adapun, insiden berawal ketika korban mengikuti latihan bersama 20 peserta PSHT pemula lainnya pada pukul 20.00 WIB.
Kemudian korban mengikuti latihan semacam uji kekuatan perut.
Berdasarkan pengakuan salah seorang senior, korban ditendang di bagian perutnya.
Saat korban menyiapkan kuda-kuda, FAS langsung menendang di bagian perut.
Usai mendapatkan tendangan, korban jatuh ke belakang dan mengalami kejang-kejang.
Setelah meihat keadaan korban, FAS pun langsung menolongnya dengan mengurut perutnya.
Namun usahanya itu tak membuahkan hasil, hingga akhirnya dibawa ke bidan.
Selanjutnya korban segera dilarkan ke RSU Islam Yakssi Gemolong karena tak sadarkan diri.
Sesampainya di rumah sakit, korban lalu diberi pertolongan pertama oleh dokter dengan menggunakan alat pacu jantung.
Namun sayangnya nyawa korban tak berhasil ditolong dan ia pun meninggal dunia sekitar pukul 23.00 WIB.
Pjs Kasubbag Humas Polres Sragen AKP Suharno membenarkan kejadian ini.
"Iya, benar kejadian itu," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com pada Senin (25/11/2019).
Suharno menyebut bahwa kasus ini masih didalami.
"Sementara masih kita dalami dulu. Karena semua masih anak-anak," jelasnya.
Ia juga menambahkan, kasus ini masih ditangani secara intensif oleh Satreskrim Polres Sragen apakah ada motif atau penyebab lain yang menyebabkan korban meninggal.
Sementara itu, Ketua PSHT Sragen, Jumbadi juga membenarkan adanya kejadian yang menewaskan anak didiknya itu.
"Sebenarnya itu hanya latihan biasa gak ada kaitannya apa-apa," ujar Jumbadi kepada Tribun Solo, Selasa (26/11/2019).
Jumbadi juga menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dan balas dendam dalam insiden ini.
"Ini sebenarnya latihan biasa tidak ada unsur apa-apa, unsur dendam atau kesengajaan atau apapun tidak ada," tegas Jumbadi.
"Tendangan perut itu biasa, kalau tendangan perut hanya untuk menguatkan (bagian) perut, bukan tendangan disengaja dengan kekuatan si penendang," jelasnya.
Jumbadi menyebutkan bahwa FAS sudah diperkenankan melatih karena ia telah disahkan menjadi warga PSHT sejak bulan September 2019 lalu.
"Yang melatih sebenarnya kalau di SH Terate, kalau sudah menjadi pendekar atau disahkan menjadi warga sebenarnya sudah (boleh)," terang Jumbadi.
"Yang melatih diwisuda tahun ini bulan suro kemarin, bulan September itu," imbuhnya.
Jumbadi juga memastikan bahwa FAS telah mendapat sejumlah pembekalan sebelum diperkenankan melatih anggota lainnya.
"Sebelumnya sudah mendapat pembekalan-pembekalan secara teori, cara melatih, cara mendidiknya, semua sudah dikasihkan," pungkasnya.
(*)