Meski Masih Panas, Es Teh di Warung Ini Sudah Ramai Diburu Pembeli Hingga Viral di Medsos, Begini Kisah Warung Es Teh Paling Legendaris di Solo!

Rabu, 20 November 2019 | 09:15
TRIBUNSOLO.COM/ADI SURYA SAMODRA

Seorang pembeli keluar dari warung Warsinem dengan membawa sekantong berisi es teh, Selasa (19/11/2019). Warung itu berada di depan Puskesmas Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Solo.

Sosok.id - Hanya berjualan es teh saja, penjual ini mampu meraup keuntungan yang fantastis.

Belakangan media sosial dihebohkan dengan seorang penjual es teh asal Solo, Jawa Tengah yang selalu diserbu pembeli.

Kisah penjual es teh tersebut viral setelah akun Instagram @agendasolo mengunggah potretnya di media sosial pada Senin (18/11/2019).

Dalam unggahannya, terlihat antrian pembeli yang hendak membeli es teh di sebuah warung kecil.

Baca Juga: Coba Menyelamatkan Diri, Seorang Siswa SMK Melompat Dari Lantai 4, Alami Hal Mengerikan Hingga Harus Masuk Ruang Operasi, Ini Kronologinya!

Berdasarkan keterangan yang ditulis akun tersebut, lokasi warung penjual es teh itu berlokasi di dekat Puskesmas Purwodiningratan, Jebres, Solo.

Tangkap layar Instagram @agendasolo
Tangkap layar Instagram @agendasolo

Viral penjual es teh di Solo yang habiskan 17 pack plastik sehari.

Melansir dari Tribun Solo, warung tersebut ternyata sudah dibuka sejak tahun 1994 oleh sang pemilik, Warsinem.

Putri tunggal Warsinem, Sri Atin (46) mengatakan bahwa ibunya dahulu membantu ayahnya, Daryanto (68) untuk berjualan di warung tersebut.

"Awal jualan itu tahun 1994, dulu kan ada bapaknya (jadinya) bukanya 24 jam, terus bapak meninggal setahun lalu karena sakit, maka diterusin sama ibu sendiri," kata Sri kepada Tribun Solo, Selasa (19/11/2019).

Baca Juga: Rumahnya Hanya Berdinding Triplek Bekas Tapi Punya Mobil Mewah Senilai Rp 20 M, Kuli Bangunan Ini Kaget Saat Disambangi Petugas Pajak

"Dulu, ya, yang jualan bapak sama ibu saja," jelasnya.

Hanya bermdal warung berukuran 2x1 meter persegi, Warsinem mulai menjajakan es tehnya sejak pukul 07.30 WIB hingga 18.00 WIB.

Adapun satu gelas es teh dengan rasa yang manis, sepet dan kental itu dihargai Rp 2.500 saja.

Selain es teh, Warsinem sebenarnya juga menjual makanan seperti gorengan, nasi oseng, dan juga nasi bandeng.

Baca Juga: Berniat Donorkan Paru-Parunya Setelah Meninggal, Dokter Bedah Dibuat Kaget Saat Melihat Isi Organ Tersebut! Begini Videonya!

Namun, untuk penjualan es teh, sehari Warsinem dapat menghabiskan kurang lebih 17 pack kantong plastik.

Bahkan, pernah suatu hari seseorang yang mengaku dari Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, jauh-jauh membeli es teh ke tempatnya untuk dijual lagi secara online seharga Rp 3.000.

Menurut pengakuan Sri, penjualan es teh akan menurun ketika sudah memasuki musim hujan.

"Kalau hujan laku sih tapi berkurang, itu kalau hujan enggak nyampai 10 pack, paling ya enam sampai tujuh pack," aku Sri.

Baca Juga: Tak Tega Lihat Ada Nelayan Masih Gunakan Perahu Kayu Tanpa Mesin, Susi Pudjiastuti Kejar Dan Berikan Satu Kapal yang Ia Bawa: Bapak Tau Saya?

Sementara untuk pembelinya, Sri mengatakan kebanyakan pelanggannnya adalah para pekerja proyek dan orang-orang yang hendak berangkat bekerja.

"Pekerja proyek banyak, orang-orang kantoran jarang, orang lewat-lewat gitu kadang-kadang buat (bekal minum) waktu kerja," ujar Sri.

Menurut cerita Sri, pelanggannya kadang tidak sabar menunggu.

Saat tehnya masih panas karena habis diseduh, pelanggannya kadang mau saja meminum es teh panas tersebut.

Baca Juga: Lari Sejauh 2 Kilometer Tanpa Busana! Berniat Mencuri di Kamar Kos Seorang Wanita, Pencuri Ini Justru Ketakutan Hingga Lepas Pakaiannya, Begini Kronologinya!

"Sempet tehnya belum dingin, banyak yang nyari (beli), sampai mereka tuh bilang es teh panas, itu udah diambili," terang Sri.

Bahkan para pelanggannya sudah menunggu sejak pukul 07.30 WIB ketika warung tersebut hendak dibuka.

"Orang-orang itu pada nunggu sejak warung ini buka, ya dari pukul 07.30 WIB," imbuhnya membeberkan.

Sri merasa bahwa pelanggan rela mengantri di warungnya karena rasa es teh yang dibuat Warsinem yang kental.

Baca Juga: Kapolres Kampar Dicopot dari Jabatannya Akibat Ngobrol Saat Kapolri Idham Aziz Berikan Arahan

Sebab, teh hanya diseduh sekali dan tak pernah ditambah air lagi.

"Apa ya mungkin tehnya enggak pernah dijok, langsung sekali kita buat enggak pernah tambah air," tutur Sri.

"Pokoknya matang dan sudah habis ndak pernah ditambah air lagi, ya, jadi masih kental," tambahnya.

Sri mengungkapkan bahwa ayahnya meracik teh seperti pada umumnya.

Baca Juga: Kapolres Kampar Dicopot dari Jabatannya Akibat Ngobrol Saat Kapolri Idham Aziz Berikan Arahan

Namun, Sri percaya bahwa air yang digunakan untuk menyeduh teh tersebut mempengaruhi rasa.

Selama ini, teh yang dijual di warungnya hanya diseduh menggunakan air sumur.

"Itu racikan bapak sendiri, kadang pembeli juga tanya cara buat gimana, sebenernya sama aja, tapi setelah dicoba katanya rasanya beda," kata Sri.

"Mungkin pengaruh airnya juga, walaupun tehnya sama juga, kalau enggak salah pakai teh Gopek," tambahnya.

Baca Juga: 6 Film Kartun yang Menyimpan Konspirasi Mengerikan Dunia

"Kami pernah coba pakai air isi ulang rasanya jadi ndak enak, kurang mantap, enggak ada rasanya, mungkin ada obat mungkin ya, pernah coba tapi kurang mantap," tandasnya.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Instagram, Tribun Solo

Baca Lainnya