Kaki Dirantai Ayahnya di Kamar Penuh dengan Kotoran, Bocah 10 Tahun Mencoba Selamatkan Diri dari Kobaran Api Hingga Kakinya Putus, Akhirnya Tewas Mengenaskan

Selasa, 19 November 2019 | 14:00
KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi

Seorang anak berinisial ZKA (10) meninggal dunia setelah terjebak di dalam satu rumah kontrakan di Gang Sayur Asem, RT 014 RW 004, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Minggu (17/11/2019) sore. Z yang berkebutuhan khusus itu terjebak dalam rumah karena di pasung oleh bapaknya, Suhin.

Sosok.id - Gegara rantai yang mengikat kakinya, ZKA (10) bocah berkebutuhan khusus harus meregang nyawa dengan cara yang tragis.

Ia tak bisa lari menyelamatkan diri ketika kontrakan tempat tinggalnya yang berlokasi di Gang Sayur Asem RT 014 RW 004 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan dilalap jago merah pada Minggu (17/11/2019) sore.

Jasad ZKA ditemukan sudah tewas terbakar dengan kondisi yang mengenaskan.

Melansir dari Kompas.com dan Tribun Jakarta, ayah korban, Suhin terpaksa merantai anaknya karena ia mengalami kondisi hiperaktif.

Baca Juga: Terjebak Kobaran Api Gegara Dirantai Orang Tua, Bocah 10 Tahun Tewas Terbakar, Diduga Kelaparan Sampai Otak-atik Kompor Gas

Maka dari itu, Suhin terpaksa memasung anaknya dengan rantai agar tidak pergi kemana-mana saat ia bekerja.

Adapun ibu ZKA, Wagiani sendiri juga telah meninggal dunia sehingga ia hanya tinggal berdua bersama ayahnya di kontrakan yang berukuran 3x6 meter persegi itu.

Alasan itulah yang membuat Suhin memutuskan untuk memasung anaknya agar ia tidak pergi keluar rumah dan menggangu masyarakat.

Sementara itu, menurut kesaksian tetangga yang menemukan jasad ZKA, diduga ia berusaha menyelamatkan diri dari kebakaran.

Baca Juga: Emosi Putrinya Ngobrol dengan Pacar Sampai Larut Malam, Ayah Ini Nekat Habisi Nyawa Anak Sendiri, Disetrum dan Digorok Lehernya Sampai Tewas

Ruspianti (45) warga yang menemukan jasad ZKA mengatakan bahwa kaki bocah malang tersebut tertinggal.

Ia menduga bahwa kaki ZKA putus ketika ia berusaha melarikan diri saat kebakaran terjadi.

"Pas dibawa itu kakinya ketinggalan yang dirantai. Terus dibawa dimasukin ember kakinya," ujarnya, seperti dikutip dari Tribun Jakarta.

Diselamatkan Dinsos

Baca Juga: Cuma Gegara Nawarin Korek Api Pas Lagi Joget di Kelab Malam, Ormas FBR dan PP di Bekasi Bentrok Hingga Dijaga Polisi

Sebelumnya, diketahui bahwa ZKA sempat diselamatkan oleh Dinas Sosial pada Maret 2019 lalu.

Hal tersebut diketahui setelah Sekretaris Kelurahan Setu yang hendak memberikan berkas BPJS untuk pengobatan Wagiani.

Sebab, kala itu, Wagiani sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Tangsel karena menderita penyakit gula.

Saat itu, Suhin sedang tak ada di rumah dan tak ada yang mengetahui ia sedang pergi kemana.

Baca Juga: Sosok Arvilla Delitriana, Sukses Rancangkan Jembatan Lengkung LRT Jabodetabek dan Pecahkan 2 Rekor, Ternyata Karyanya Ada Dimana-mana!

Kemudian seorang tetangga meminta bantuan kepada Sekretaris Kelurahan Setu untuk datang ke kontrakan mereka dan melihat ZKA yang tengah dirantai.

Akhirnya pada Kamis (14/3/2019) Dinsos membawa ZKA ke rumah singgah.

Namun, pada Mei 2019 orang tua ZKA membawanya pulang.

Diketahui bahwa ibu ZKA meninggal belum lama sebelum insiden kebakaran tersebut.

Baca Juga: Tak Sempat Pakai Baju Gegara Panik Korban Teriak Kencang, Pelaku Pemerkosaan Ini Bugil Kabur Kocar-kacir Sejauh2 Km!

Yakni, baru genap 40 hari sebelum rumah kontrakan Suhin dan anaknya itu habis dilalap si jago merah.

Adapun seperti yang telah disebutkan di atas, ibu ZKA meninggal setelah menderita penyakit gula atau diabetes.

TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir

Kondisi saat pertama kali ZKA dievakuasi oleh Dinsos Tangerang Selatan pada Maret 2019 lalu.

Tinggal di rumah singgah

Menurut keterangan pihak Dinsos Tangsel, ZKA terlihat begitu menikmati kebebasannya selama di rumah singgah.

Baca Juga: Kisah Kakek La Ode Penuhi Janji Pada Almarhum Anaknya, Bisa Wisuda di Usia 85 Tahun, Ternyata Dosen Pengajar Adalah Muridnya Saat SMP

Ia bahkan dengan bebas berlarian ke sana-sini di bawah pengawasan para relawan.

Bahkan, sejumlah luka yang ada di tubuh ZKA tampak mulai mengering dan membaik.

Ade, salah satu relawan di rumah singgah tersebut mengatakan, ZKA langsung melahap habis roti sebesar kepalan tangan bayi yang disodorkan padanya.

ZKA langsung memasukkan roti tersebut ke dalam mulut secara utuh baru mengunyahnya.

Baca Juga: Sempat Marah Besar Hingga Akan Tempuh Jalur Hukum, Susi Pudjiastuti Masih Sempat Ajak Bercanda Netizen: Lebih Senang Nyokong Nelayan!

"Sebelumnya juga dikasih makan nasi begitu, dimasukkan semua ke mulut," cerita Ade, seperti dikutip dari Tribun Jakarta.

Kondisi memprihatinkan di tempat tinggal

Sementara menurut kesaksian relawan lainnya, Zulkarnain, keadaan kamar ZKA sebelum dievakuasi sangat memprihatinkan.

"Sangat memprihatinkan karena kakinya itu sedang dipanco (dipasung) atau dirantai."

Baca Juga: Bangga Bisa Sekolahkan Anak Sampai Sarjana Meski Tak Pernah Kuliah, Seorang Ayah Minta Pakai Toga di Hari Wisuda Putranya

"Dia sendiri tidak dapat bergerak hanya ada di atas kasur," cerita Zulkarnain pada Maret lalu, seperti dikutip dari Tribun Jakarta.

Adapun gembok yang mengunci rantai yang mengikat kaki ZKA sudah berkarat.

"Kami tidak bisa melepaskan langsung, karena kuncinya juga sudah tidak ada, sudah karatan. Bahkan kakinya sudah mengecil," terangnya.

Berkat keadaannya itu, kondisi badab ZKA juga sangat mengenaskan, yakni dipenuhi dengan kotoran.

Baca Juga: Penghuni Rumah yang Ia Inapi Mesti Mati, Sepulang Tahlilan Leher Seorang Kakek Ditebas Karena Dikira Dukun Santet

"Memang kotoran penuh, karena buat dia beranjak ke wc itu mustahil," ujarnya.

P2TP2A menyayangkan insiden ini

Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tangerang Selatan Helina Mustikasari menyayangkan insiden ini.

Saat menyambangi lokasi kejadian, ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pemasungan terhadap anak, tak peduli bagaimana pun keadaannya.

Baca Juga: Nangis dan Mengaku Rindu Ibunya, Pramugara Ini Ungkap Kerinduannya Pada Seorang Penumpang Lansia, Netizen Sampai Mewek, Begini Videonya!

Ia juga mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi penanganan terhadap anak-anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

"Imbauannya, memang tidak boleh ada pemasungan anak. Jadi, kami juga merasa prihatin, sedih dan terkejut. ZKA harus berakhir dalam keadaan dipasung dan dirantai seperti ini. Itu memang tidak bisa, ayahnya juga sudah diberitahukan, enggak bisa, tidak ada alasan apa pun yang membuat keadaan seseorang itu dipasung," ujarnya, seperti dikutip dari Kompas.com.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, Tribun Jakarta

Baca Lainnya