Sosok.ID - Kisah dramatis penyelamatan yang dilakukan oleh anggota TNI yang bertugas di pedalaman Papua.
Harus berjibaku melawan medan rimba belantara demi menyelamatkan seorang wanita asli daerah tersebut.
Deliana (30) saat itu sedang mencari kumbili (makanan pokok tradisional) di tengah hutan.
Wanita asli daerah tersebut saat itu sedang mengandung tua, dan akan segera melahirkan anak.
Ia tak sadar hari itu adalah hari dimana ia akan melahirkan jabang bayi yang sudah ia kandung selama sembilan bulan ini.
Delianan masih tetap melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasa walau perutnya sudah sangat besar.
Saat berada dalam hutan, ia pun tiba-tiba mengalami kontraksi pertanda bayinya akan lahir ke dunia.
Sadar anak perempuannya yang sedang hamil tua akan segara melahirkan, Nakti Mbanggu, Ayah Deliana panik.
Ia pun memutuskan untuk datang ke Pos Penjagaan TNI Satgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/PDW Kostrad mencari bantuan.
Sebab yang paling dekat dari lokasi Deliana yang berada di tengah hutan hanyalah pos penjagaan tersebut.
Sesampainya di Pos Penjagaan, Nakti Mbanggu meminta petugas yang berjaga untuk menolong anaknya yang tengah kesakitan berusaha melahirkan anaknya.
Kejadian tersebut bermula pada Selasa pagi (22/10/19), Saat Danpos Yakyu, Letda Inf I Komang Adhi mengetahui ada seorang pria paruh baya berlari menuju pos penjagaan.
Si pria tersebut bermaksud meminta bantuan dari anggota TNI untuk menolong anaknya yang akan segera melahirkan.
Dilansir dari laman TNIAD.mil.id, kisah dramatis penyelamatan anggota TNI saat seorang wanita akan melahirkan di tengah hutan di Papua tesebut dibenarkan oleh Dansatgas Pamtas Yonif Mekanis Raider 411/PDW Kostrad, Mayor Inf Rizky Aditya S.Sos., M.Han., dalam rilis tertulisnya di Merauke, Papua, Kamis (24/10/2019).
Atas kondisi tersebut, Komandan Pos Penjagaan memerintahkan Sertu Holvan bersama tiga anggota untuk segera menjemput Deliana di tengah hutan untuk segera dibawa ke pos untuk mendapatkan pertolongan cepat.
Tak butuh waktu lama, segera setelah diberi perintah keempat anggota TNI tersebut bergegas menyusuri hutan.
Namun ada kendala dalam hal evakuasi wanita yang akan melahirkan tersebut, ada hukum adat yang melarang.
Ya, dalam hukum adat setempat seorang wanita yang sedang hamil diwajibkan untuk melahirkan di dalam hutan.
Hal tersebut diungkap oleh pihak keluarga yang datang ke pos penjagaan dan bertemu langsung dengan komandan pos tersebut.
“Saat berkordinasi, Letda Komang meminta supaya Ibu Delina yang hendak melahirkan dibawa ke Pos Satgas, namun pihak keluarga menolaknya karena sesuai hukum adat saat persalinan harus berada di hutan selama satu minggu,” ujar Dansatgas dikutip dari TNIAD.mil.id.
Karena keadaan darurat yang bisa saja merenggut nyawa dari ibu dan bayinya tersebut, Tim Kesehatan Satgas pun meluncur ke lokasi Deliana.
Pratu Suparyadi dan Pratu Tegus Utomo sesampainya di lokasi Deliana sudah terlihat kesakitan dan kelelahan.
TIm Kesehatan Satgas pun langsung memberi pertolongan kepada wanita yang akan melahirkan tersebut.
Beruntung kedatangan anggota Tim Kesehatan Satgas tersebut tidak terlambat hingga keduanya, ibu dan bayinya selamat setelah proses melahirkan.
Bahkan anak bayi yang baru saja dilahirkan itu dalam kondisi sehat dan selamat walau lahir di tengah hutan dengan fasilitas seadanya.
Keluarga Deliana yang merasakan suasana haru kelahiran anggota keluarga yang baru tersebut sangat beryukur akan proses persalinan wanita tersebut.
Atas rasa terimakasih yang mendalam, bayi yang baru saja dilahirkan tersebut diberi nama Rudy Marcel Darma Putra Maywa.
Nakti Mbanggun, kakek dari bayi yang baru saja lahir tersebut mengucapkan rasa terimasih kepada petugas kesehatan yang telah menyelamatkan putrinya tersebut.
Bahkan Nakti Mbanggu berujar kelak saat cucunya tersebut besar ingin ia sekolahkan untuk jadi anggota TNI.
“Kami semua berharap Marcelo Dharma Putra dapat menjadi berkat bagi orang lain dan kelak menjadi seorang prajurit TNI seperti bapak-bapak yang membantu kelahirannya,” pungkas Rizky dikutip dariTNIAD.mil.id(*)