Sosok.ID- Seorang pria asal Singapura bernama Marn Chuan Lee kaget bukan main saat makam yang ia yakini tempat neneknya bersemayam dibongkar.
Selama 39 tahun, setidaknya pria berusia 50 tahun itu selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke makam tersebut.
Sekali dalam tiga bulan ia selalu rutin berkunjung dan membersihkan peristirahatan terakhir neneknya itu.
Bahkan, ia juga menghias dengan lampu taman yang diletakkan di samping nisan makam itu.
Dapat dibayangkan bagaimana keadaan makam itu, terawat dan nampak indah.
Namun, ketika makam yang terletak di Pemakaman Cina Choa Chu Kang itu digali, Marn sangat terkejut.
Proses penggalian yang dilakukan pada Agustus 2019 lalu itu membuat Marn begitu tak percaya.
"Saya pikir saya menjadi gila," ujarnya seperti dikutip dari The Straits Times.
Hal itu disebabkan oleh isi makam yang tak menunjukkan tanda-tanda tempat bersemayam jenazah neneknya.
Makam itu dipenuhi boneka, mainan, pensil warna, serta kalung yang tidak dikenali sama sekali oleh Marn.
"Rasanya seperti seseorang telah menculiknya dan kami tidak tahu keberadaannya (jenazah neneknya)," ujar Marn.
Pada 2 Oktober 2019 lalu, Marn memberi tahu Badan Lingkungan Nasional (NEA) untuk menggali dua kuburan tanpa nisan.
Baca Juga: Bongkar Makam Nenek 84 Tahun dan Nekat Perkosa Mayatnya Bergantian, Dua Remaja Ini Diciduk Polisi
Tepatnya adalah makam yang berada di sebelah makam yang diduga milik nenek Marn.
Berdasarkan analisis agensi, batu nisan dari satu makam tidak selaras.
Sehingga hal itu menyebabkan batu nisan lainnya yang berdekatan diletakkan di plot kuburan yang salah.
Tetapi, kuburan di sebelah makam nenek Marn itu berisi pakaian pria dan tidak menujukkan tanda-tanda barang milik nenek Marn.
Setelah dilakukan pencarian dengan menggali lima kuburan lainnya, akhirnya Marn menemukan jasad neneknya.
Tepatnya pada 11 Oktober 2019 lalu.
Menanggapi hal itu, seorang juru bicara dari pihak NEA memberikan penjelasan pada Rabu (16/10/2019).
Pemakaman nenek Marn dilaksanakan pada suatu hari 39 tahun yang lalu.
"Kerabat dekat salah satu plot makam tidak memasang batu nisan, dan karena ketidaksejajaran itu, salah satu batu nisan diletakkan di antara dua plot makam," jelasnya.
Akibat dari ketidaksejajaran itu berimbas pada sembilan makam lainnya.
Dia menambahkan bahwa NEA telah memverifikasi sisa-sisa yang terkubur dalam setiap makam dengan bantuan dari keluarga yang makamnya terdampak.
Agensi juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat insiden ini.
Kejadian salah penempatan batu nisan ini adalah yang pertama kali ditangani oleh NEA.
Dari 16.800 penggalian makam per 30 September tahun ini dalam 7 fase dari program penggalian makam di Pemakaman Choa Chu Kang.
Marn mengatakan bahwa dirinya menjadi stres saat menunggu NEA untuk menemukan makam neneknya.
"Saya tidak bisa fokus di tempat kerja, makan, atau tidur," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan telah menghubungi China Lianhe Wanbao akibat masalah ini karena dia merasa tak berdaya.
Juru biacara NEA mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat melanjutkan lebih jauh proses pencarian jasad nenek Marn.
Sebab, kuburan yang berdekatan harus digali untuk memverifikasi sisa-sisa yang terkubur dengan catatannya.
Tetapi, beberapa kuburan tidak diklaim dan jendela untuk klaim masih terbuka saat itu.
Baca Juga: Mengharukan! Meninggal Sebelum Pesta, Bocah Ini Dimakamkan dengan Istimewa Pada Hari Ulang Tahunnya
Adapun batas waktu untuk mengklaim makam tersebut berakhir pada 30 September lalu.
Sekitan 8.500 makam belum diklaim, kata NEA.
Sisa-sia dari penggalian makam yang tidak diklaim akan dikremasi dan disimpan selama tiga tahun sebelum dilarung ke laut.
Sejak kejadian itu, Marn memeutuskan untuk mengkremasi jasad neneknya.
Tetapi, karena rasa trauma yang mendalam, ia masih ketakutan untuk menyimpan abu neneknya di tempat krematorium.
Ia khawatir kalau-kalau abunya jug akan tertukar lagi.
Diketahui bahwa Marn sangat dekat dengan neneknya semasa hidup.
Sebab, ia telah merawat Marn dan enam saudaranya.
Baca Juga: Gegara Kekurangan Lahan Pemakaman, 4 Negara Besar Ini Melarang Penduduknya Meninggal Dunia
Hingga akhirnya ia meninggal saat Marn masih berusia 12 tahun.
Marn kini menyimpan abu neneknya sambil menunggu untuk meletakkannya di kuil Cina.
"Saya baru saja mendapatkan (jasad nenek saya) kembali, saya khawatir saya akan kehilangan dia lagi," ujarnya.
(*)