Buang Orang Tua untuk Tewas Kelaparan di Hutan, Tradisi Ubasute Dianggap Bentuk Penghormatan di Jepang

Senin, 23 September 2019 | 17:10
Tangkap layar Ancient Origins/www.ancient-origins.net

Mengenal Ubasute, Tradisi Membuang Orang Tua di Jepang untuk Meninggal yang Dianggap Sebagai Bentuk Penghormatan

Sosok.ID - Pernah dengar tentang Ubasute, tradisi buang orang tua di Jepang untuk meninggal dunia?

Ya, ternyata di negara yang tinggi akan nilai budaya seperti Jepang memiliki budaya bernama Ubasute, yakni tradisi buang orang tua ke tengah hutan untuk meninggal dunia.

Meski terdengar melanggar nilai moral, rupanya Ubasute atau tradisi buang orang tua di Jepang untuk meninggal ini adalah sebuah bentuk penghormatan anak kepada orang tuanya.

Baca Juga: Anaknya Ngaku Nagih Usai 6 Kali Disetubuhi Genderuwo, Ibunda Beby Fey: Saya Juga Gitu, Wajahnya Mirip Suami

Peristiwa meninggal dunia adalah hal yang sama sekali tidak bisa dikontrol.

Setiap mahluk hidup yang hidup di dunia ini pasti akan mengalami peristiwa meninggal dunia.

Pada umumnya, meninggal dunia dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

Baca Juga: 7 Tahun Tekor Biayai Hidup Pacar Lalu Ditinggal Nikah, Wanita Ini Masak Kekasihnya Jadi Nasi Kebuli dan Dibagi ke Tetangga

Salah satunya yang paling sering terjadi adalah faktor usia yang sudah tak lagi muda dan renta.

Begitu banyak tradisi dan budaya di dunia ini yang menjelaskan tentang proses kematian.

Namun di antara ribuan tradisi dan budaya tentang kematian di dunia ini, tidak ada yang bisa mengalahkan keanehan tradisi Ubasute asal Jepang.

Baca Juga: Kepergok Ketua RT Lagi Cacah Daging, Pemulung di Lampung Ngaku Makan Kucing Sebagai Pengganti Nasi

Ubasute adalah salah satu tradisi kuno asal Jepang yang tidak diketahui masih aktif di praktekkan atau tidak.

Ubasute adalah tradisi kuno di Jepang yang memiliki arti secara harfiah 'membuang lansia'.

Jika diartikan secara luas, Ubasute adalah tradisi kuno asal Jepang dimana para warganya yang mengalami kesulitan finansial diperbolehkan membuang orang tua mereka ke hutan untuk meninggal dunia secara perlahan.

Baca Juga: 8 Tahun Pasca Kematian Adjie Massaid, Angelina Sondakh Pernah Ungkap sang Suami Memintanya untuk Terus Setia: Jangan Tinggalin Aku ya...

Melansir laman All That Interesting, tradisi Ubasute ini dipercaya berawal dari masa kemiskinan bangsa Jepang pada tahun 1783.

Pada tahun tersebut, beberapa wilayah terpencil di Jepang seperti daerah gunung Asama mengalami panceklik yang sangat parah.

Saking parahnya panceklik yang dialami negara Jepang kala itu, banyak warga yang jatuh miskin karena gagal panen.

Baca Juga: Tangis Pilu Seorang Ayah di Depan Jenazah Bayi Usia 3 Hari, Diduga Meninggal Gegara Terpapar Kabut Asap di Riau

Tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan rasio bahan pangan membuat keluarga-keluarga di Jepang harus mengambil langkah ekstrim untuk bertahan hidup.

Berdasarkan cerita rakyat yang beredar, Ubasute adalah salah satu tradisi yang banyak dilakukan pada masa itu.

Setiap keluarga yang merasa tak mampu lagi memenuhi kebutuhan pangan mereka, terpaksa harus menelantarkan salah satu anggota keluarga tertua mereka ke hutan.

Baca Juga: Rumah Mewah Istrinya Belum Juga Laku,Fadel Islami Ngundang Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ke Rumah, Nawarin Harga?

Penelantaran ini hanya bisa dilakukan oleh kepala keluarga kepada anggota keluarga yang dianggap memberatkan.

Para lansia yang dipilih akan dibawa oleh anak mereka ke area terpencil seperti hutan lebat di daerah pegunungan yang jarang dilalui manusia.

Lansia ini akan dibawa dengan cara dipanggul di punggung anak-anak mereka dan ditinggalkan seorang diri di dalam hutan untuk meninggal dunia secara perlahan karena kelaparan atau hipotermia.

Baca Juga: 2 Tahun Lalu Peringatkan Ruben Onsu Soal Santet Tapi Diabaikan, Ningsih Tinampi: Sampeyan Hati-hati, Sudah Kuperingatkan

Salah satu tempat yang diyakini sebagai situs yang dikenal sebagai tempat praktiknya tradisi ini adalah hutan lebat di kaki Gunung Fuji, Aokigahara.

Meskipun terdengar diluar akan sehat dan melanggar nilai moral, tradisi ini dianggap sebagai salah satu penghormatan terhadap generasi lansia.

Menurut legenda yang beredar, para lansia yang ditelantarkan ke hutan ini pun tahu betul apa yang dilakukan anak kepada mereka.

Baca Juga: 5 Tahun Cerai dari Ayu Ting Ting dan 2 Kali Menduda, Begini Kabar Enji yang Kini Getol Bolak-balik Masuk Kelab Malam

Proses penelantaran ini dianggap sebagai bentuk penghormatan terakhir sang anak kepada orang tua yang tak ingin meninggal dunia sebagai beban keluarga.

Sampai detik ini masih menjadi misteri apakah tradisi kuno seperti Ubasute ini benar-benar nyata terjadi atau hanya mitos semata.

Namun sampai detik ini masih banyak kasus kematian di Jepang yang terjadi karena ditelantarkan keluarga.

Baca Juga: Teror Korban dengan Ancaman Bakal Diazab 7 Turunan, Oknum Polisi Rangkap Guru Ngaji Cabuli 5 Bocah SD

Dilansir Sosok.ID dari Bloomberg, kasus kematian akibat ditelantarkan terbanyak terjadi pada generasi lansia di Jepang usia 60-80 tahun.

Biasanya kasus ini menimpa pada para lansia yang sudah tak memiliki keluarga atau ditelantarkan oleh keluarganya sendiri.

Kasus ini biasa disebut dengan sebutan Kodokushi atau secara harfiah adalah 'meninggal dunia seorang diri'.

Baca Juga: Terjebak di Atas Pohon Dikepung Panas Api Karhutla, Sepasang Orangutan Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan

Saking banyaknya kasus ini, pemerintah Jepang pun sampai membuat perusahaan khusus yang menangani kasus-kasus kematian seperti ini.

Kemiripan kasus kematian ini dengan tradisi Ubasute membuat publik menjadi apatis apakah benar tradisi ini hanyalah sebuah mitos semata.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Bloomberg, All Thats Interesting

Baca Lainnya