Heboh! Dikira Kutil, Kepala Pria Ini Ternyata Terdapat 'Tanduk Badak' yang Tumbuh Hingga 10 Cm

Rabu, 18 September 2019 | 18:25
Kolase SWNS via Unilad.co.uk

Heboh! Dikira Kutil, Kepala Pria Ini Ternyata Terdapat 'Tanduk Badak' yang Tumbuh Hingga 10 Cm

Sosok.ID - Shyam Lal Yadav (74), warga desa Rahli di Madhya Pradesh, India ini tak menyangka hal aneh dan misterius terjadi pada dirinya.

Pasalnya tepat ditengah kepalanya tumbuh hal misterius mirip tanduk Badak bahkan mencapai 10 cm.

Kejadian tersebut bermula lima tahun lalu saat ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan kepalanya terbentur hingga terluka.

Segera setelah itu, dia mulai melihat pertumbuhan misterius dikepala bekas luka benturan tersebut.

Kian lama, kulit bekas luka tersebut bertumbuh seperti kutil namun yang mengherankan pertumbuhannya tak berhenti sejak pertama muncul di kepala Shyam.

Baca Juga: Sudah Bacok-bacokan Demi Rebutan Cinta Janda Anak Satu, Endingnya Nyesek!

Hingga akhirnya benda aneh tersebut membuatnya risih hingga ia membawanya ke tukang cukur untuk memotongnya.

Setelah dipotong, benda mirip tanduk Hewan Badak tersebut tidak juga berhenti bertambah ukurannya.

SWNS via Unilad.co.uk

Operasi pengangkatan tanduk sebaceous

Tidak peduli seberapa sering dicukur habis, ia tetap tumbuh, akhirnya menjulang 10 cm di atas kepala pria tua itu.

Menjadi terlalu lama dan sulit untuk ditangani, Shyam tidak punya pilihan selain mencari bantuan ahli bedah di rumah sakit.

Tak butuh waktu lama, ahli bedah saraf di Rumah Sakit Bhagyoday Tirth di kota Sagar, India, dengan cepat menghapus tanduk tersebut dari kepala pria itu dan dia sekarang pulih.

Dikutip dari Unilad.co.uk (18/9/19), dokter bedah yang menangani kakek tersebut, Dokter Bedah Dr Vishal Gajbhiye mengatakan.

Baca Juga: Melihat Seorang Ibu Berjalan Sambil Menggendong Bayi, Setelah Didekati Polisi Ternyata Anaknya Sudah Jadi Mayat

"Sekitar lima tahun yang lalu kepala pasien tersebut terluka dan kemudian benjolan mulai tumbuh. awalnya, dia mengabaikannya karena tidak menyebabkan ketidaknyamanan. Juga, dia sempat memotong benda mirip tanduk tersebut di tukang cukur rambut lokal," diterjemahkan Sosok.ID dari Unilad.co.uk.

Shyam Lal Yadav mulai panik saat benjolan tersebut semakin menjadi hingga tumbuh tak normal sampai 10 cm.

SWNS via Unilad.co.uk

Tanduk Sebaceous dikepala Kakek berusia 74 Tahun

"Tetapi, ketika benjolan itu mengeras dan mulai tumbuh lebih jauh, ia kemudian memeriksakan keadaannya tersebut ke rumah sakit di Sagar," diterjemahkan Sosok.ID dari Unilad.co.uk.

Untuk menentukan perawatan apa yang diperlukan, Shyam melakukan CT terlebih dahulu.

Ahli bedah mengangkat tanduk dengan pisau cukur dan kulit dicangkokkan pada luka.

Namun, mereka perlu mengobati akar penyebab pertumbuhan untuk mencegahnya tumbuh kembali.

Baca Juga: Ketika Jenderal Ahmad Yani Siap Siagakan Kopassus untuk Melawan PKI : Asah Pisau Komandomu!

Fenomena medis yang aneh ini, sering disebut sebagai 'tanduk iblis', secara teknis disebut tanduk sebaceous.

Dokter lain yang juga menangani Shyam, Dr Gajbhiye mengatakan: "Dalam istilah medis, jenis pertumbuhan langka ini disebut tanduk sebaceous (tanduk iblis). Karena tanduk terdiri dari keratin, bahan yang sama ditemukan di kuku, tanduk biasanya dapat dihilangkan dengan pisau cukur steril."

"Namun, kondisi yang mendasarinya masih perlu diobati. Tanduk sebaceous didominasi lesi jinak namun kemungkinan potensi ganas harus selalu diingat. Perawatan bervariasi, tetapi mereka dapat mencakup operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi," diterjemahkan Sosok.ID dari Unilad.co.uk.

Pertumbuhannya paling umum di antara orang berusia antara 60 dan 70 tahun.

Baca Juga: Kisah Marsius Sitohang, Tukang Becak Tak Tamat SD Namun Jadi Dosen di Univeristas Sumatera Utara

Sementara penyebab spesifik tanduk tidak diketahui, para ilmuwan sebelumnya telah menemukan hubungan dengan radiasi dan paparan Ultra Violet (UV).

Katalis lain termasuk kutil virus, karsinoma sel skuamosa atau keratosis actinic pertumbuhan bersisik.

Dokter mengatakan rincian kasus telah dikirim ke International Journal of Surgery karena tergolong sangat langka jenis pertumbuhan benjolan itu. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : unilad.co.uk

Baca Lainnya