Peristiwa 9/11 WTC, Duka Internasional yang Dimanfaatkan Tentara Bayaran AS Blackwater untuk Mengeruk Keuntungan

Rabu, 11 September 2019 | 10:22
snopes.com

Peristiwa 9/11 WTC, Duka Internasional yang Dimanfaatkan Tentara Bayaran AS Blackwater untuk Mengeruk Keuntungan

Sosok.ID - Terlibatnya Amerika Serikat (AS) pada palagan Perang Dunia I tak lepas dari aksi nekat armada U-Boat Jerman menenggelamkan kapal-kapal sipil berpenumpang AS.

Sebab itulah AS ikut perang dan menang.

Penyebab AS kembali terseret dalam Perang Dunia II ialah serangan pre emptive strike Jepang ke Pearl Harbour.

Di Vietnam, insiden Teluk Tonkin sebabkan Kennedy mengirim bala tentaranya ke negeri Nguyen.

Baca Juga: Rela Tempuh Jarak 9 Ribu Km Hingga Bicara Pakai Google Translate, Bule Turki Ini Mantap Nikahi Wanita Asal Mamuju

Masih banyak lagi sebab yang membuat AS ikut nimbrung dalam palagan pertempuran di seluruh penjuru dunia.

Nah, untuk Invasi Irak tahun 2003 lalu, mayoritas warga AS tak mau negerinya kembali terlibat dalam peperangan.

Namun entah settingan atau memang murni teror, empat pesawat sipil dibajak apa yang disebut CIA sebagai serangan teroris.

Keempat pesawat disebut dibajak oleh kelompok militan Al Qaeda pimpinan Osama Bin Laden.

Pesawat pertama dan kedua menyasar dua gedung pencakar langit Wortd Trade Center (WTC) di tengah kota New York.

Baca Juga: Viral, Diduga Ditumpangi Makhluk Halus, Motor Diklaim Terbang dan Nyangkut di Tengah Pohon Bambu

Tak sampai dua jam dua gedung tersebut ambruk, rata dengan tanah.

Sedangkan satu pesawat lainnya menghantam gedung Departement of Defense Pentagon serta satunya lagi jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C.

Laporan tim investigasi mengatakan 3 ribu jiwa melayang dalam peristiwa ini.

Bin Laden dan Al-Qaeda menolak keras tuduhan Amerika Serikat (AS) yang mengatakan mereka adalah dalang serangan teror terparah dalam sejarah negara adidaya itu berdiri.

Al-Qaeda bersikeras mereka tak mempunyai kemampuan untuk masuk ke AS serta melakukan serangan teror macam itu.

Tak sampai menunggu lama, Presiden AS kala itu, George W Bush langsung mengumandangkan apa yang namanya War On Terror/Perang Melawan Teror yang memulai babakan berdarah AS selain perang Vietnam.

Bush memerintahkan seluruh jajaran keamanan, militer serta CIA memburu Osama Bin Laden dan antek-anteknya ke penjuru dunia terutama ke Timur Tengah.

Baca Juga: Rela Tempuh Jarak 9 Ribu Km Hingga Bicara Pakai Google Translate, Bule Turki Ini Mantap Nikahi Wanita Asal Mamuju

Sasaran utama kala itu ialah Irak, di mana Saddam Hussein dituding mempunyai senjata kimia pemusnah massal dan mendukung terorisme.

Tudingan yang sampai saat ini tidak pernah terbukti.

Dirancanglah sebuah operasi militer 'Iraqi Freedom' dalam skala besar untuk menggebuk Saddam Hussein dan teroris yang katanya bersembunyi di Irak.

19 Maret 2003 Operation Iraqi Freedom dimulai hingga akhirnya Saddam Hussein kalah dan dihukum mati.

Namun di lain tempat ada yang menganggap tragedi 9/11 ialah awal dari bisnis menguntungkan jutaan dolar AS.

Blackwater USA lah yang melihat jika invasi Irak dan tragedi 9/11 adalah ladang bisnis menguntungkan.

Politico

Personil Blackwater (pakaian sipil bertopi) ditengah-tengah pertempuran di Irak bersama pasukan mili

Karena dengan adanya tragedi itu maka AS menyerang Irak.

Erik Prince selaku CEO Blackwater kemudian melakukan lobi-lobi penting ke Gedung Putih mengenai rencananya untuk mendukung kampanye War On Terror presiden Bush dengan caranya sendiri.

Dikutip dari Scahill : Blackwater, Erik yang seorang pensiunan Navy Seal menawarkan servis kontraktor keamanan alias tentara bayaran di Irak untuk mengawal berbagai fasilitas AS di sana.

Baca Juga: Uang Rp 1,8 Miliar Milik Pemprov Sumatera Utara Raib di Halaman Parkir Kantor, Begini Kronologinya!

Bukan hanya fasilitas, Blackwater juga menyediakan pengawalan pribadi bagi pegawai pemerintahan pendudukan AS di Irak.

Rencananya berjalan mulus, pihak pengambil kebijakan AS memberikan kontrak bernilai jutaan dolar untuk Blackwater.

Personil tentara bayaran Blackwater bukanlah orang sembarangan.

Mereka adalah mantan pasukan khusus dari berbagai negara.

Sebut saja mereka pensiunan Navy Seal, SAS Inggris, US Ranger, hingga pasukan komando brutal asal Chile mantan tentara Augusto Pinochet.

Banyak alasan kenapa pemerintah AS memberikan kewenangan kepada Blackwater beroperasi di irak.

Satu, mereka bukan lagi tentara jadi tidak terikat dengan sumpah prajurit yang tidak bisa dituntut ke pengadilan militer jika melakukan kejahatan perang di Irak.

Dua, personil Blackwater sudah sangat terlatih, jadi pemerintah AS tidak perlu mendidik mereka dari nol lagi.

Tiga, bisa dikorbankan, Blackwater dipandang tak lebih dari aset yang bisa dikorbankan. Tak peduli sebanyak apapun personilnya mati, AS tak akan merasa kehilangan.

Baca Juga: Rudal Exocet MM40 Block-3 TNI AL, Miliki Daya Jangkau 180 Km Dapat Hancurkan Sasaran Baik di Darat Maupun Laut

Empat, sedia lakukan operasi 'kotor' di medan perang sesuai kontrak. Seperti yang sudah dijelaskan di atas jika personil Blackwater bukan lagi tentara yang harus patuh dengan sumpah prajurit. Mereka bakal tega melakukan berbagai kejahatan perang seperti pembantaian rakyat sipil Irak, penculikan, dan perbuatan kriminal lainnya yang tak mungkin dilakukan militer resmi AS.

Dengan semua hal tersebut maka AS bisa menghindari tudingan internasional mengenai kejahatan perang yang dilakukan militer resminya.

Parahnya keberadaan personil Blackwater di Irak sampai detik ini masih ada walaupun militer resmi AS sudah cabut dari negeri Seribu Satu Malam tersebut.

Mereka bahkan diberi sebuah kekebalan hukum di sana jika sedang melakukan operasi kotor sesuai yang tertera dalam kontrak dengan pemerintah AS.

Nah, dengan bisnis bau darah dan mesiu ini membuat Erik Prince dan koleganya di Blackwater jadi miliuner di mana uang mereka selalu digunakan untuk mendanai calon presiden AS dari partai Republik untuk duduk di tampuk kekuasaan.

Tujuannya jelas, jika presiden AS berasal dari partai Republik maka Blackwater yang sekarang berganti nama menjadi Academi bakal terus mendapat keuntungan finansial besar dari konflik-konflik ciptaan AS di seluruh dunia di mana para tentara bayaran tersebut bakal beraksi di sana.(Seto Aji/Sosok.ID).

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Jeremy Scahill : Blackwater

Baca Lainnya