Sosok.ID - Nama 'Casanova' telah lama digunakan sebagai julukan untuk para pria yang ahli menaklukkan hati wanita.
Tidak diketahui kapan dan bagaimana awal nama 'Casanova' digunakan sebagai julukan bagi para pria yang suka bergonta-ganti pasangan.
Namun yang pasti, nama 'Casanova' sendiri sebenarnya adalah nama seorang playboy flamboyan yang ternama pada masanya.
Ya, bagi para penggemar fiksi roman, nama Casanova mungkin sudah tak asing lagi.
Nama Casanova sendiri acap kali dikait-kaitkan dengan sosok Don Juan atau Genji dalam berbagai konteks literasi.
Mungkin yang tidak familiar dengan ketiga nama ini akan merasa bingung siapa dan apa hubungan nama-nama tersebut.
Well, jawabannya hanya satu.
Ketiga nama tersebut adalah nama dari sosok pria yang dijuluki para penakluk hati wanita dengan kisah cinta melegenda pada masanya.
Bedanya, Don Juan dan Genji adalah tokoh fiksi buatan otak manusia, sedangkan Casanova adalah sosok nyata yang menginspirasi kedua tokoh fiksi tersebut tercipta.
Yup, seperti yang dilansir Sosok.ID dari laman All That Interesting, Casanova memiliki nama lengkap Giacomo Casanova.
Giacomo Casanova adalah putra dari pasangan artis panggung, Gaetano Casanova dan Zanetta Farussi yang lahir pada April tahun 1725, Venesia, Italia.
Sejak kecil, Casanova dibesarkan oleh sang nenek yang merupakan pengemis gipsi dan tak pernah bertemu dengan kedua orang tuanya.
Sebagai pria yang dikenal dengan rayuan mautnya, Casanova sudah mencuri panggung sejak menggunakan popok.
Wajahnya yang tampan dari perpaduan sang ayah dan ibu, membuat Casanova cukup populer di kalangan para wanita.
Julukan penakluk hati wanita pun didapatkan Casanova ketika usianya menginjak remaja dan dikirim sang nenek ke Padua, Italia untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik.
Selama mengenyam pendidikan di Padua, Casanova tinggal di rumah pendeta sekolahnya, Antonio Maria Gozzi.
Kedekatan Casanova dengan anak Antonio Maria Gozzi, Bettina membuatnya sadar dengan kemampuannya membolak-balikkan perasaan wanita.
Casanova berhasil menyelesaikan pendidikannya pada usia 17 tahun dan bergaul dengan para aparat hukum Venesia pada masa itu.
Kelihaiannya bergaul dengan orang-orang yang memiliki status tinggi saat itu membuatnya juga memiliki status sosial yang cukup tinggi di masyarakat.
Hal ini pun dimanfaatkan Casanova untuk menarik perhatian para wanita.
Insting alaminya untuk berontak dan menaklukkan semua hati wanita sesuka hati membuatnya dikenal sebagai petualang cinta.
Tidak sedikit wanita di Venesia yang saat itu menjadi korban pesona dan bujuk rayunya.
Mulai dari gadis bangsawan hingga pembantu rumah tangga pun telah menjadi korban rayuan maut yang keluar dari mulut si petualang cinta.
Baginya, wanita hanya pemuas insting dan hasrat berahinya yang liar.
Hingga akhirnya kelompok Katolik Ortodoks Venesia memutuskan untuk menangkap Casanova pada tahun 1755 atas tuduhan penistaan agama dan gaya hidup hedonisme.
Si petualang cinta tersebut akhirnya dijebloskan ke dalam penjara ternama di Venesia, I Piombi yang terletak di menara kastil Doge.
Penjara tersebut diperuntukkan untuk para kriminal kelas kakap yang dianggap memiliki dosa besar oleh kelompok gereja katolik ortodoks Venesia.
Casanova yang merasa hasrat hidupnya dihalang-halangi pun berusaha keras untuk kabur dari penjara tersebut.
Dilansir Sosok.ID dari All That Interesting, dengan cara menggali tanah selama berhari-hari, Casanova berhasil kabur dari penjara pada tahun 1756.
Berbekal otaknya yang cerdik, Casanova kabur ke Perancis dengan menyamar jadi pesulap gadungan dan berpindah-pindah mencari cinta yang baru di setiap persinggahannya.
Casanova dikenal dengan sifatnya yang narsis dan selalu ingin menang sendiri.
Pada masa pelariannya, Casanova diketahui menulis sendiri buku autobiografi tentang perjalanan cintanya yang diberi judul 'L'Histoire de Ma Vie'.
Dalam buku tersebut, Casanova menuliskan bahwa dalam urusan cinta ia tidak pernah memandang umur atau strata kaum wanita tersebut.
Ia bahkan mengaku dalam tulisannya bahwa dirinya menyukai aktivitas hubungan badan dengan anak-anak di bawah umur.
Salah satunya adalah anaknya sendiri yang berusia 9 tahun.
Casanova dalam buku tersebut mengaku bahwa sang anak tak menolak perlakuannya dan bahkan terus menerimanya hingga hamil.
Si petualang cinta ini bahkan sempat tak mengerti mengapa hal yang ia lakukan terhadap sang anak dinilai sebagai pelecehan seksual padahal ia hanya menunjukkan kasih sayang.
“Saya tidak pernah bisa memahami bagaimana seorang ayah dapat dengan lembut mencintai putrinya yang menawan tanpa tidur dengannya setidaknya sekali,” ungkap Casanova dalam buku tersebut seperti yang dikutip Sosok.ID dari All That Interesting.
Atas hal tersebut, Giacomo Casanova dijuluki sebagai pedofil flamboyan atau pencabul bocah.
Sampai detik ini sejarah mencatat sebanyak 120 wanita telah menjadi korban seksual Casanova selama hidupnya.
Pada tahun 1797, Casanova dikabarkan meninggal dunia akibat sakit, namun sampai detik ini makamnya tidak pernah ditemukan.
(*)