Mbah Masirin, Lansia Berusia 84 Tahun yang Tetap Setia Jalani Tradisi Naik Gunung Lawu Saat Satu Suro Meski Sudah Renta

Senin, 09 September 2019 | 07:00
Dok.Marwoto / Kompas.com

Mbah Masirin, Pria 84 Tahun Tetap Jalankan Tradisi Naik Gunung Lawu Saat 1 Suro

Sosok.ID - Awal tahun baru Islam yang bertepatan dengan 1 Suro dalam penanggalan Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi orang jawa.

Banyak hal dilakukan untuk merenungkan apa yang telah diperbuat pada tahun sebelumnya dan apa yang akan dilakukan satu tahun mendatang.

Dalam hal perayaan maupun memperingati malam satu suro dilakukan dengan berbagai ritual adat yang telah turun temurun.

Salah satunya adalah ritual jamasan atau memandikan sejata pusaka yang diadakan di setiap keraton jawa seperti keraton Kasunanan Surakarta maupun Kasultanan Yogyakarta.

Baca Juga: Mengenal Arsenik, si 'Pembunuh Tak Kasat Mata' yang Digunakan untuk Membunuh Munir, Rupanya Jadi Obat untuk Penyakit Raja Singa

Namun ada juga upacara adat yang dinamakan "Laku Bisu", atau berjalan tanpa bersuara hal tersebut dimaksudkan sebagai salah satu cara merenungkan kehidupan.

Ada juga beberapa orang yang melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang dianggap sakral seperti gunung Lawu untuk memperingati malam 1 Suro atau 1 Muharram dalam penanggalan Islam.

Salah satunya yang dilakukan oleh pria ini.

Masirin (81), warga Desa Wonosemi, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ditemukan tergeletak di tengah Hutan Sabrangan,Taman Hutan Raya Ngargoyoso (Tahura) Gunung Lawu.

Baca Juga: Nyaris Tewas Gara-gara Tali Pusar yang Melilit Lehernya, Bayi Ini Berhasil Selamat dengan Ajaib Usai 28 Menit Tak Bernapas

Dia akhirnya dijemput oleh Mutholib, warga Desa Sidomukti Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Dihubungi melalui sambungan telephon Mutholib mengaku jika Masirin merupakan tetangga yang tinggal di depan rumahnya di Kabupaten Blora.

“Iya saya jemput tadi sore. Tahunya dari media sosial. Mbah Masirin ini tinggalnya di depan rumah saya di Blora,” ujarnya, Sabtu (7/9/2019).

Mutholib menambahkan, saat ini Masirin beristirahat di rumahnya menunggu untuk dijemput keluarganya dari Blora.

Baca Juga: Dipercaya Mampu Halau Bencana Buruk, Emak-emak Bersatu Nekat Bakar Belasan Kios Dagang Lokasi Wisata di Aceh

Dia mengatakan, Mbah Masirin memang setiap tahun, tepatnya di Bulan Suro atau tahun Jawa melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu.

“Setiap tahun, tepatnya Bulan Suro seperti ini Mbah Masirin itu naik ke Gunung Lawu,” tambahnya.

Sebelumnya, kakek Masirin ditemukan tersesat di Hutan Sabrangan, Taman Hutan Raya Ngargoyoso (Tahura) Gunung Lawu oleh warga setempat saat sedang mencari rumput.

Mbah Masirin yang nekat mendaki puncak Lawu sendirian diduga tersesat karena saat ditemukan dia tergeletak tak berdaya di tengah hutan.

Baca Juga: Pasca 14 Tahun Penjara, Pollycarpus Mantan Tersangka Kasus Pembunuhan Munir Kini Banting Setir Jadi Juragan Telur Asin Hingga Gabung ke Partai Besutan Tommy Soeharto

Marwoto, salah satu petugas di Tahura mengatakan, Mbah Masirin berangkat menuju Puncak Lawu melalui pos Cemoro Kandang pada Rabu (4/9/2019).

Namun, oleh AGL, pengelola Pos Cemoro Kandang, kakek tersebut diimbau untuk tidak melakukan pendakian karena faktor usia.

Pada Kamis pagi kakek Masirin nekat melakan pendakian tanpa sepengetahuan pengelola pendakian.

“Ngakunya naik ke puncak pada Kamis pagi, kemudian tersesat dan ditemukan oleh pencari rumput pada Sabtu pagi,” ujar Marwoto. (*)

Baca Juga: Gegara Sebuah Kesalahpahaman, Pria Malang Ini Terus Diserang Seekor Burung Gagak Selama 3 Tahun

(Sukoco)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kakek 81 Tahun yang Ditemukan Tersesat di Hutan Tiap Tahun Mendaki Gunung Lawu"

(*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Kompas.com