Mahasiswa S2 ITB Ditemukan Gantung Diri, Teman Korban Sempat Curiga dengan Tali Terlilit di Kusen Pintunya

Kamis, 05 September 2019 | 17:00
Kolase Tangkap layar Youtube Tribunnews.com dan Linkedin

Diduga Depresi Meski Dikenal Pintar hingga Raih Beasiswa ke Turki, Mahasiswa S2 ITB Ini Nekat Gantung Diri di Kamar Kos

Sosok.ID- Belum lama ini warga di wilayah Bandung digegerkan dengan kasus gantung diri seorang mahasiswa pascasarjana (S2) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Adalah Mukthar Amin (25), mahasiswa yang dikenal jenius itu nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Hingga detik ini, Mukhtar Amin saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa semester dua jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung.

Sebelum Mukhtar Amin ditemukan tewas gantung diri, temannya merasa curiga karena adanya penampakan tali biru yang ada di pintu kosan Mukhtar Amin.

Baca Juga: Hidup Digerogoti Penyakit Langka dengan Kulit yang Selalu Melepuh, Kakak Beradik asal Lubukbatang Nangis Sedih: Kami Pengen Punya Teman

"Bunuh diri dengan cara gantung diri di kusen pintu kamar kostnya. Diketahui oleh temannya yang curiga melihat ada tali tambang biru terlilit di kusen pintu," kata Kapolsek Coblong, AKP Auliya Djabar dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunJabar.

Diketahui, Mukhtar Amin ini baru berusia 25 tahun dan sedang menempuh program magister di ITB jurusan Mikro Elektronik.

Ia merupakan warga Mojoloran, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari akun Linkedin dan Instagram pribadinya, Mukhtar Amin baru saja wisuda S1 pada bulan Juli 2018 dengan mengambil jurusan Teknik Elektro.

Baca Juga: Alami Cedera Tulang Belakang Gegara Kursi Ditarik Teman, Siswi SMA Asal Pamekasan Cuma Bisa Terbaring dan Nangis Kesakitan

Tak lama setelah itu, Mukhtar Amin pun langsung meneruskan kuliah S2-nya.

Ketika ditemukan gantung diri di pintu kosannya, terungkap bahwa Mukhtar Amin ini mengalami masalah dalam hidupnya. Ia depresi.

Hal tersebut terungkap dari secarik surat kontrol yang ada di kamar indekosnya.

Surat tersebut dari bagian kejiwaan Rumah Sakit Melinda 2.

Baca Juga: Bocah 8 Tahun Sekarat Usai Dibully Hingga Dibakar oleh Teman Sekolahnya Tanpa Alasan, Ibu Korban: Mereka Monster!

Bahkan, dituliskan Mukhtar Amin pada April 2018 sempat mendatangi psikolog untuk konsultasi masalah depresinya.

"Depresi. Aku pernah merasakan depresi. April 2018 lalu aku ke psikolog mengikuti konseling karena depresi. Aku merasakan depresi dan terus berpikir untuk bunuh diri," tulisnya.

Setelah konsultasi ke psikolog, Mukhtar Amin merasa tak sedepresi dulu.

Namun ia mengaku tidak tahu jika suatu saat nanti ia malah nekat bunuh diri dengan cara melompat dari gedung, gantung diri, atau mengiris urat nadi di tangannya.

Baca Juga: Nekat Perkosa Sapi Tetangga dengan Alasan Iseng, Seorang Kakek 68 Tahun Cuma Dijatuhi Denda Rp 139 Ribu

"Aku sudah tidak merasa sesedih April 2018 lalu. Namun bagaimana aku bisa tahu? Bagaimana aku tahu kalau nanti malam, atau besok, atau lusa aku tidak akan melompat dari gedung atau menggantung diri atau memutus nadi.

Bagaimana aku bisa tahu?Aku tidak tahu," tulis Mukhtar Amin.

Tak hanya itu, Mukhtar Amin juga mengungkapkan bahwa dirinya ini adalah sosok yang tak pandai bergaul.

Ia pun mengaku ketakutan ketika berada di tengah kesendirian.

Baca Juga: Viral Video Suami Ngamuk Sampai Brutal Pukuli Kepala Istri di Hadapan sang Anak: Sengsara Seumur Hidup

Apalagi ketika depresinya kembali melanda. Ia takut sendirian

"Dalam hidupku aku bukanlah orang yang punya banyak teman. Aku tidak pandai bergaul. Keberadaan sesorang dan ketiadaan seseorang sangat berarti bagiku. Maka dari itu aku takut.

Aku takut kalau selama ini aku terlalu clingy kepada orang-orang yang mengenalku. Aku takut sendirian. Ketika aku depresi aku merasa sangat sendirian.

Tidak ada yang dapat aku ajak curhat. Tidak ada yang dapat aku peluk. Tidak ada yang bilang kepadaku kalau dia mengerti dan mau menenangkanku," tulis Mukhtar Amin.

Baca Juga: Hanya Seukuran Peti Mati, Indekos Sleep Box Viral di Jakarta Akhirnya Ditutup Pemprov Gegara Dianggap Tak Manusiawi

"Saat aku depresi aku merasakan ketiadaan itu jauh lebih baik dari pada keberadaan. Setiap waktu yang berlalu terasa menusuk. Pekerjaan semuanya tertunda. Apapun tidak ingin dilakukan. Yang diinginkan adalah ketiadaan.

Aku masih merasa aku tidak benar-benar sembuh dari depresi. Kalau depresi itu dianalogikan sebagai ruangan aku sekarang hanya berhasil keluar dari ruangan itu.

Sangat mungkin aku untuk kembali ke ruangan itu bahkan terjerumus ke dalam sumurnya yang dalam," tulisnya lagi.

Setelah itu, Mukhtar Amin sempat mengungkapkan bahwa ia akan berjuang untuk melawan depresinya.

Baca Juga: Sudah Dandan Totalitas Bak Putri Raja, Barbie Kumalasari Protes Fotonya Dipotong Ruben Onsu: Beb, kok Dicrop?

Hal itu akan ia lakukan untuk keluarga dan teman-teman yang selama ini sudah mendukungnya.

"Maka ketika ada temanku yang depresi aku ingin berusaha membantunya. Apalagi kalau teman itu adalah orang yang paling aku sayangi. Temanku, kamu tidak perlu khawatir. Kita akan lalui ini bersama-sama.

Bukankah ini menakjubkan? Aku dan kau adalah makhluk yang sangat kompleks.

Namun kita dapat bertemu dalam waktu dan tempat yang dekat seperti ini! Apabila keajaiban itu ada bukankah inilah keajaiban. ;)," pungkasnya.

Baca Juga: Tekor Puluhan Juta Hingga Terancam Hukuman Mati, Aulia Kesuma Ngaku Aksi Pembunuhannya Terinspirasi dari Sinetron

Setelah tulisan ini dibuat, beberapa bulan kemudian, Mukhtar Amin nekat melakukannya, yakni gantung diri.

Di kampusnya, Mukhtar Amin dikenal sebagai mahasiswa berprestasi.

Bahkan berdasar rekam jejak pendidikannya, Mukhtar Amin telah berprestasi sejak kecil.

Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Miming Miharja, menyebut bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi S2-nya, Mukhtar Amin mendapat angka hampir sempurna.

"IPK S2 (Pascasarjana) almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. Jadi dalam konteks kinerja belajar mestinya tidak ada masalah, karena baik-baik saja ya," ujar Miming menjelaskan.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Tribun Jabar

Baca Lainnya