Sosok.ID- Blackspot disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya kecelakaan di Tol Cipularang, terutama di KM 100 hingga KM 90.
Hal itu dikatakan langsung oleh Kanitlaka Satlantas Polres Purwakarta Iptu Asep Kusmana, seperti dilansir dari Tribun Jabar.
Seperti yang terjadi pada kecelakaan di KM 96 pada Jumat (28/6/2019) pagi lalu.
Pada kecelakaan tersebut sopir diduga mengantuk, yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan tiga penumpang lainnya luka-luka.
Dan kini, yang terbaru adalah kecelakaan beruntun yang terjadi pada Senin (2/9/2019) yang melibatkan 21 kendaraan di KM 91.
Asep mengatakan di sekitar lokasi itu memiliki beberapa faktor penyebab kecelakaan. Kecelakaan terjadi disebabkan faktor human error maupun faktor geometrik jalannya.
"Di lokasi blackspot Cipularang itu menjadi titik lelah pengemudi, kemudian kontur jalannya turunan, tanjakan dan dikombinasi dengan banyak tikungan," kata Asep kepada Tribun Jabar saat ditemui di Mapolres Purwakarta, Ciseureuh, Purwakarta.
Mengantuk atau kelelahan saat mengemudi sangatlah fatal sekaligus meningkatkan kemungkinan kecelakaan.
Asep menjelaskan bahwa selain faktor jalan dan kendaraan, kecelakaan yang fatal terjadi karena pengemudi mengalami Microsleep.
Microsleep adalah tidur sementara secara mendadak dalam beberapa detik yang biasanya terjadi karena kelelahan atau kebosanan.
Karena Microsleep itulah di jalur masuk Purwakarta dari arah Bandung itu sering terjadi kecelakaan.
"Karena mengantuk menjadi faktor paling tinggi kecelakaan di situ, meski microsleep itu hanya beberapa detik tapi akibatnya fatal, dan hampir selalu tabrak belakang kendaraan," ujar dia.
Ditambah lagi, saat kecelakaan terjadi karena mengantuk, bisa dipastikan tidak ada pengereman dengan jarak yang cukup sebelum kecelakaan.
Oleh karena itu, efek kecelakaannya sering kali sangat parah hingga menimbulkan korban jiwa.
Di Tol Cipularang KM 90an, Asep menduga banyak pengemudi mobil yang memacu kendaraannya karena telah mengebut di jalan yang lurus sebelumnya.
Baca Juga: Kumpulkan Telur di Kandang Ternaknya, Seorang Wanita Tewas Gegara Dipatuk Ayam
Pada saat memasuki kontur jalan yang berkelok-kelok, pengemudi kurang antisipasi dan seringkali oversteer atau understeer.
Understeer adalah gejala pada saat mobil cenderung sulit untuk berbelok akibat roda depan kehilangan traksi dan memasuki tikungan terlalu cepat.
Sedangkan oversteer merupakan gejala mobil yang kehilangan traksi pada area ban belakang ketika sedang menikung di jalan dan mengakibatkan tergelincir dan hilang kendali.
"Setelah jalan KM 100-an itu kan lurus, ngebut tuh, karena melebihi kecepatan bisa oversteer atau tekor saat berbelok. Tapi paling banyak karena faktor kelelahan atau mengantuk," katanya.
Asep mengimbau pengguna jalan tol yang melintasi Purwakarta untuk tetap berhati-hati dan selalu menjaga kewaspadaannya saat mengemudi.
Ia menyarankan agar pengemudi bisa melakukan istirahat yang cukup di sejumlah rest area yang telah tersedia.
"Setiap dua jam sekali disarankan untuk istirahat untuk menghindari kelelahan atau microsleep saat berkendara. Serta atur kecepatan dan jarak aman di dalam tol, hal itu tidak cuma angka," katanya.
(Haryanto)