Sosok.ID- Setelah serangkaian protes yang berujung kerusuhan yang terjadi di beberapa wilayah di Papua, seperti di Fakfak dan Manokwari membuat pihak kepolisian menerjunkan anggotanya untuk mengamankan wilayah supaya kerusuhan tak berkembang luas.
Dilansir dari berita Sosok.ID sebelumnya , seruan untuk melakukan aksi protes tersebut dimulai ketika ada dugaan tindak rasisme yang diterima mahasiswa asal papua di Surabaya.
Mahasiswa yang dikepung masa di area asramanya pada (16/8/19) tersebut memicu gesekan yang lebih luas dan berdampak pada seruan proses yang dilakukan oleh warga Papua di beberapa kota.
Ditambah dengan seruan yang dilontarkan oleh Goliath Tabuni selaku salah satu pimpinan OPM melalui media sosial membuat suasana semakin memanas.
Sebelumnya, dikutip dari GridHot.IDGoliath Tabuni mengunggah seruan berbau provokasi di laman twitternya, @goliathtabunibuni.
"Berkibarlah dan jajalah benderaku Bintang Kejora lawan kolonial Indonesia. Fight to Indonesian Colonialism," tulis akun @goliathtabuni seperti dikutip GridHot.ID.
Pada hari ini dilansir dari akun twitter salah satu pimpinan OPM tersebut menyeruhkan hal yang sama dari hari sebelumnya.
Ia memprovokasi melalui cuitan-cuitannya yang dapat memicu terjadinya gelompang protes yang berujung pengerusakan kembali.
Yang terbaru, melalui unggahannya pada (23/8/19) melalui akun @goliathbuni, ia mengunggah sebuah gambar selebaran yang dikeluarkan oleh Majelis Rakyat Papua.
Mahasiswa Papua menyatakan siap pulangKembali. pic.twitter.com/HE8R6teXk9Selebaran tersebut bertuliskan seruan kepada mahasiswa asal Papua yang menimba ilmu di luar Papua untuk kembali ke Tanah Papua.— Jendral Goliath Tabuni (@goliathtabuni) August 23, 2019
Selebaran yang tertera dengan jelas dan dibubuhi tanda tangan Timotius Murib, selaku Ketua Majelis Rakyat Papua tertanggal (21/8/19).
Unggahan tersebut kemungkinan dapat memicu konflik yang berkepanjangan.
Bahkan sebelumnya Goliath Tabuni juga mengklaim melalui cuitannya mengenai OPM dan siapa saja OPM tersebut.
Goliath Tabuni bercuit, "OPM itu Seluruh Rakyat Asli #westpapua, Bukan kelompok tertentu".
Ia juga menganggap Indonesia telah melakukan kolonialisme terhadap tanah Papua.
Hal seperti seruan provokasi ini haruslah segera ditindak sebelum menimbulkan konflik yang berkepanjangan.
Dilansir dari Sosok.ID, Melalui Humas Polda Papua Barat, AKBP Mathias Krey sudah meminta bantuan Brimob dari Makassar untuk menambah personil guna mengamankan situasi di wilayah Papua.
Aksi terakhir yang juga berujung pada pengerusakan terjadi di Fakfak pada Rabu (21/8/19).
Aksi demo tersebut diwarnai dengan pembakaran termasuk di sejumlah wilayah di Pasar Tambaruni, Fakfak.
(*)